Senin, 30 Juni 2008

Cita-Cita: ARTIS Lalu GUBERNUR Lalu ...

Pada bulan Mei 2008, seorang artis yang telah bermetamorfosis menjadi anggota dewan, kembali "bermetamorfosis kecil" menjadi Wakil Gubernur salah satu propinsi di Jawa. Orangnya hebat, ganteng, atletis, masih "muda", ya..42 tahun lah. Secara politis pasti dianggap "muda". Ini khan zaman reformasi.

Setahu saya, dulu waktu lulus SMA, dia bercita-cita masuk KOPASSUS. Tapi, akhirnya dia kembali ke jalur sesuai bakatnya, turunan dari ibundanya, menjadi artis. Setelah sekian lama malang melintang menjadi artis, akhirnya ber-metamorfosis-lah dia, dst ..dst.

Setelah terbukti, ada artis muda ganteng jadi WAGUB, kini berbondong-bondong, beberapa artis beken langsung dilamar oleh beberapa partai untuk menjadi "pencari suara."

Apa boleh, kalau dulunya bercita-cita jadi ARTIS, lalu di tengah jalan berubah untuk jadi yah.. BUPATI dulu lah, lalu jadi GUBERNUR, lalu ...?

Tentu saja boleh BANGET! Secara gitu loch..!
Ingatlah, rumus cita-cita. CITA-CITA adalah sesuatu YANG BELUM TERCAPAI. Artinya, begitu sudah menjadi artis, BEKEN lagi, nah ini waktunya untuk membuat CITA-CITA yang baru lagi! Begitu seterusnya... never ending lah..

Dari mana kira-kira datangnya ide seperti itu? Jadi ARTIS lalu jadi GUBERNUR lalu jadi PRESIDEN?

Dalam sejarah Indonesia, belum ada. Tapi kalau dari negeri (kadang-kadang bukan) sahabat, contohnya adalah Presiden Ronald Reagan. Tahun 1980 jadi presiden, umurnya saat itu 69 tahun. Mantan bintang film cowboy.

Yang agak baru, adalah Gubernur California, Arnold Schwarzenegger (nama yang sulit untuk saya eja). Tadinya adalah bintang Binaraga, pindah jadi artis, lalu pindah jadi Gubernur negara bagian.

Mereka itu adalah para IDOLA bagi para ARTIS yang berminat menjadi Gubernur dan kira-kira tidak akan menolak kalau ada yang melamar menjadi Calon Presiden.

Nah, bagi anda, para muda-mudi yang ingin menjadi ARTIS, tapi juga ada minat menjadi politisi, dipersilakan mempersiapkan diri dengan lebih baik. Tentunya, tantangan menjadi lebih berat, walau sama-sama mempunyai cakupan nasional. Yang tadinya artis nasional, akan menjadi politisi tingkat nasional.

Segala bekal ketika menjadi ARTIS, pasti akan bermanfaat ketika menjadi politisi yang juga menjadi figur publik. Bertemu fans dan juga bertemu wartawan, adalah "makanan" sehari-hari para artis. Jadi, sudah terlatih.

Yang mungkin harus diperdalam dan ditekuni, adalah untuk belajar menjadi PEMIMPIN. Bukan sekadar mempunyai Kepribadian yang baik, tapi juga Karakter yang baik. Bagi yang sudah berpengalaman menjadi Sutradara, pasti sudah mempunyai bekal yang cukup banyak menjadi pemimpin, tinggal ditingkatkan saja. Buat yang belum berpengalaman menjadi Sutradara, berarti harus latihan dulu jadi sutradara: "Obsesi SUTRADARA!" begitu kata iklan.

Yang nanti perlu dicoba, ketika anda (mantan ARTIS) menjadi Presiden, cobalah merias wajah anda dengan sedikit berbeda (pakai wig bila perlu). Anda ajaklah ahli make-up artis untuk mengubah wajah anda sewaktu-waktu, anda menyamar menjadi masyarakat kecil, tanpa banyak kawalan, mencari tahu keadaan masyarakat sekitar (tanpa mengenali wajah asli anda). Pasti menjadi pengalaman yang mengasyikkan.

Apakah Anda MAU?

Sabtu, 28 Juni 2008

Membuat DREAM STATEMENT

Pekan ini, seorang klien saya dari Bandung, menyatakan bahwa ia masih mendapat kesulitan untuk membuat DREAM STATEMENT yang mampu menggugah dan membuatnya bersemangat. Dia ingin menjadi DOKTER. Tahun depan ia akan duduk di kelas 12 dan akan menyiapkan diri untuk masuk ke Fakultas Kedokteran sebuah universitas.

Jadi setidaknya dia akan melalui waktu selama 1 tahun di kelas 12, plus 6 tahun di FK = 7 tahun. Jadi Dead Line untuknya adalah 7 tahun. Bagaimana dengan Spesialisasi? Bagaimana dengan IDOLA? Jadi bagaimana membuat DREAM STATEMENT yang menyemangati?

Kata-kata adalah alat yang penting untuk menyemangati. Kekeliruan dalam memilih kata, akan membuat sebuah kalimat tidak efektif dalam membangkitkan semangat. Namun, kata-kata dalam DREAM STATEMENT juga dapat sangat bersifat pribadi. Ada banyak istilah bagi masing-masing individu yang memberikan konotasi positif bagi dirinya, misalnya nama tempat dan peristiwa yang merupakan sejarah bagi dirinya. Hal tersebut dapat juga memberikan inspirasi positif.

Untuk contoh teman kita di atas, dapat kita buatkan sebuah DREAM STATEMENT seperti ini:
"Aku LULUS menjadi DOKTER pada tahun 2015. Aku LULUS menjadi DOKTER SPESIALIS ANDROLOGI tahun 2020. Idolaku adalah DOKTER BOYKE. Aku pasti SUKSES!"

Contoh lain untuk cita-cita yang berbeda, dari seorang klien lain:
"Aku LULUS menjadi AHLI GIZI di Institut Pertanian Bogor tahun 2013. Aku ingin seperti idolaku WIED HARRY ahli makanan sehat, yang sering muncul di TV! Aku yakin BISA SUKSES!"

Dream Statement ini harus dibuat dengan menarik. Sekarang, dapat dibuatkan posternya. Misalkan kita buat dengan sebuah aplikasi presentasi, yang mana di sana dapat dicantumkan kalimat pernyataan cita-cita dan juga dapat dipasang foto dari idola kita. Jika kita tidak mendapatkan foto dari internet, kita dapat melakukan scan dari sebuah majalah yang memuat foto idola kita, kemudian kita pasang di file presentasi yang memuat DREAM STATEMENT kita. Dengan aplikasi presentasi, kita juga dapat memilih warna yang menarik, MERAH, HIJAU atau apapun yang kita suka.

Kemudian, file presentasi ini kita ubah menjadi aplikasi GAMBAR, dan setelah itu dapat dibuat poster ukuran A3 (dua kali ukuran A4). Sudah banyak tempat fotocopy modern yang dapat membuat poster hanya dalam 5 menit. Ketika selesai, kita HARUS menandatangani, lalu kita dapat membingkainya dan kita tempel di TEMBOK kamar kita, yang dapat kita lihat saat BANGUN TIDUR dan malam hari saat AKAN TIDUR. Jangan lupa, untuk membaca dengan NYARING kata-kata tersebut, sehingga "memprogram" diri kita setiap hari. Jangan lupa untuk memberitahukan Cita-cita kita ini kepada orang-orang terdekat kita, dengan tujuan agar mereka dapat membantu dan ikut mendorong kita.

Namun, di atas semua itu, apapun yang kita inginkan bagi diri kita, yang sangat bijak adalah yang juga memberikan MANFAAT bagi orang lain, bukan sekadar cita-cita yang bermanfaat bagi diri kita sendiri. Perhatikan pertanyaan ini: Jika ANDA dapat MEMBUAT PERUBAHAN penting di DUNIA ini yang bermanfaat bagi masyarakat, dalam bidang APA?

Sebagai kesimpulan, dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa dalam DREAM STATEMENT setidaknya ada beberapa hal kunci: AKU, menjadi APA, KAPAN persisnya, seperti SIAPA, kalimat pemberi SEMANGAT, dan tanda-tangan.

Jadi, APAKAH anda sudah punya DREAM STATEMENT?

Selasa, 24 Juni 2008

Sentuhan Sang IDOLA

Pada tahun 1960-an, di Amerika Serikat, ada sekelompok anak-anak SD yang berkesempatan untuk bertemu dengan Presiden mereka, John Kennedy. Pada kesempatan itu, para siswa cilik itu akhirnya berkesempatan untuk bersalaman dengan Sang Presiden. Salah satu dari sekian banyak siswa itu bernama Bill Clinton. Konon, kabarnya, si Bill kecil, dalam hatinya, ketika bersalaman, berkata,"Kalau aku besar nanti, aku ingin seperti kamu."

Berpuluh tahun kemudian, pada tahun 1992, Bill Clinton terpilih menjadi Presiden AS, pada usia 43 tahun. Apakah peristiwa tersebut merupakan kebetulan?

Mungkin saja demikian. Namun, kembali ke zaman si Bill kecil bersekolah, dia bukan sekadar omong kosong. Dia mengarahkan dirinya untuk dapat mencapai cita-citanya. Dia aktif dalam kegiatan organisasi. Sebelum menjadi presiden, Bill Clinton pernah menjadi Gubernur di sebuah Negara bagian. Jadi, dia memang FOKUS, mengarahkan dirinya untuk menjadi Presiden. Dia berlatih terus sebelum menjadi Presiden.

Apakah ini akibat dari Sentuhan Sang IDOLA ketika tahun 60-an itu?

Bersalaman dengan orang terkenal atau bahkan hanya menyentuh bajunya, merupakan pengalaman yang tidak dapat kita lupakan seumur hidup. Siapapun kita, kita akan terpancing untuk terus bercerita kepada teman, saudara dan kerabat kita bahwa kita pernah menyentuh "baju orang terkenal."

Ada semacam efek listrik ketika kita bersalaman dengan Sang Idola. Dan, bukan tidak mungkin memang ada pertukaran elektron saat kita bersalaman. Sangat mirip dengan saat kita bersalaman dengan seseorang yang sudah lama menjadi "dambaan hati" kita. Pasti ada efek "kesetrum!"

Itu, baru dari segi listrik. Belum lagi kalau kita tinjau dari segi AURA. Menurut beberapa buku tentang AURA. Seseorang yang berdekatan dan mempunyai AURA yang sama-sama positif, maka akan timbul AURA yang lebih besar, yang melingkupi kedua orang itu secara bersamaan. Saya menduga ini adalah semacam efek induksi atau magnetik. Yaitu munculnya semacam garis-garis medan di sekeliling tubuh kita.

Saya jadi teringat di tahun 1988. Waktu itu jurusan Mesin FTUI, khususnya bagi mahasiswanya, mendapat mandat untuk menggelar "Simposium Nasional Mahasiswa Mesin Se-Indonesia." Dari rangkaian acara yang ada selama beberapa hari penyelenggaraan, ada acara di mana panitia mengundang Menteri Pendidikan, Pak Fuad Hasan, untuk menjadi pembicara. Nah, pada saat itu teman-teman panitia memberikan mandat kepada saya untuk menjadi Moderator!

Pada hari-H, Pak Fuad Hasan datang dan berbicara di depan para delegasi Mahasiswa Mesin Se-Indonesia. Saat itu, sesuai rencana, saya yang menjadi moderator. Acara berjalan lancar.

Ada yang menarik. Pak Fuad memberikan tebak-tebakan. Soal yang diberikannya: "Kata TEKNIK itu berasal dari kata apa?"

Tidak ada mahasiswa yang menjawab. Saya juga terbungkam. Dengan sigap Pak Fuad memberikan jawabannya,"Kata TEKNIK adalah berasal dari kata TEKNOS!"
Para mahasiswa tersenyum kecut! Kalah 1-0.

Di samping itu, Pak Fuad juga menyebutkan pentingnya dua hal: RESERVOIR dan REPERTOIR. Bahwa sebagai mahasiswa harus belajar untuk memperbanyak ilmu untuk disimpan (reservoir) dan juga meluaskan wawasan keilmuan (repertoir). Karena saat itu Pak Fuad tidak yakin bahwa saya dapat menulis dengan benar dua istilah itu, maka dia dengan segera menuliskan dua kata tadi di buku agenda kerja yang selalu saya bawa ketika menjadi moderator. Dia tuliskan dua kata di situ. Sampai sekarang tulisannya masih saya simpan, beberapa waktu lalu sempat saya buka kembali (walau beliau tidak membubuhkan tanda tangan di sana). Tak apalah, saya yakin itu asli tulisannya kok!

Jadi, kesimpulan kita, ada sesuatu yang terjadi dalam diri kita ketika kita bertemu dengan orang yang sudah terkenal dan lebih lagi kalau orang itu adalah IDOLA kita. Ada SEMANGAT dan ada PENCERAHAN dalam diri kita. Ada MEMORI yang tidak pernah lenyap. Apalagi kalau kita sempat BERSALAMAN atau MENYENTUHnya. Bukan sekadar sebuah FOTO tentang dia dan kita, tapi juga merupakan VIDEO dalam memori kita. Terus terjaga dan sewaktu-waktu dapat kita panggil kembali untuk menyemangati diri kita!
So, change your life! Touch your IDOL!

Jumat, 20 Juni 2008

Cita-cita "Coffee & Creamer"


Pada bulan Juni ini, sekonyong-konyong si Geby menjadi terkenal. Dia bahkan diperebutkan, bukan saja oleh para cowok tapi juga oleh para cewek. Ada yang bilang si Geby ini sudah mulai eksis sejak tahun 2003, cuma belum ngetop aja. Waktu itu masih "Jauh"-lah dari yang namanya ngetop.

Gaby ngetop bukan karena suka minum Coffee dan Creamer. Karena Geby sebenarnya adalah judul lagu yang komposernya menjadi tidak jelas, karena belum sempat ditulis, tapi sudah menyebar di internet. Konon, lagu ini berjudul "Jauh."

Saya memakai judul Coffee & Creamer karena mirip dengan fenomena yang saya sebut sebagai fenomena "Copy & Claim." Ada orang yang ingin ngetop, tapi dengan cara menjiplak lagu seseorang, tanpa menyebutkan dari mana asalnya, dan kemudian dia mengaku bahwa lagu itu adalah lagu gubahannya.

Saya tidak pernah mencela seseorang yang bercita-cita untuk menjadi TOP. Namun, untuk menuju ke arah TOP ini, tidak perlu dengan cara yang KASAR dan menyakiti orang lain. Pastinya, seorang penggubah lagu ingin dihargai, dengan sekadar diakui atau disebut namanya jika lagunya dinyanyikan oleh orang lain (tapi kalau dinyanyikan di konser .. ya kudu bayar royalti lah). Masalahnya, lagu ini sudah terlanjur ngetop, dan tidak jelas siapa sebenarnya yang mencipta, karena beredar di internet, sehingga semua orang dapat "memetik" dan mempelajari lagu ini. Sayangnya, sekarang ini saya belum mendengar ada orang yang mengklaim suatu lagu yang mana lagunya BELUM NGETOP. Mungkin orang yang hobinya COPY and CLAIM sadar diri bahwa tidak ada "manfaat" mengklaim lagu yang tidak diterima di pasar!

Pasti, ada masalah hukum yang nantinya bergulir. Seseorang pasti akan dimenangkan oleh hukum dan orang lain akan dirugikan oleh hukum. Namun, di atas masalah hukum, seharusnya ada masalah etika. Saya kok cukup yakin, penggubah PALSU yang meng-klaim lagu ini, bukan kali pertama ini melakukan KECURANGAN. Saya cukup yakin, dulunya sewaktu di sekolah dia juga cukup sering melakukan KECURANGAN. Saya menduga, dia sering MENCONTEK.

Saya jadi teringat ketika kuliah dulu, ada teman yang berhasil mencontek dan tidak ketahuan dan akhirnya mendapat nilai bagus. Dengan bangga dia bilang,"Sukses deh gua, gak ketahuan dan hasilnya bagus.." Saya cuma bertanya dalam hati, apa ya yang dia banggakan?

Lagi pula, ini khan bukan di negeri JIRAN! Kalau si Jiran itu, apa yang bukan mereka punya mereka daftarkan, seolah-olah punya mereka. Kita khan di INDON, mari kita tunjukkan bahwa kita lebih terhormat daripada si JIRAN. Masih sangat banyak kombinasi nada yang dapat digubah menjadi lagu yang indah, mungkin MILYARAN lagu bisa kita ciptakan kalau kita serius dalam mencari ILHAM.

Pada akhirnya nanti, setelah ada keputusan MENANG-KALAH, masyarakat akan tahu, siapa yang ASLI. Karena, yang ASLI seharusnya akan lebih rajin mencipta lagu, terus dan terus. Namun, kali ini dia akan lebih hati-hati. Sebelum dia rekam di studio INDIE, dan kemudian menyerahkan ke sebuah stasiun radio untuk didengarkan, atau ke DIRJEN HAKI DEPKUMHAM untuk dibuat sertifikatnya, dia tidak akan menyanyikan di depan publik.

Cepat atau lambat, masyarakat akan tahu sebuah kebohongan kepada publik. Masih ingat grup MILI VANILI? Lagu mereka memang sempat ngetop di jaman awal 80-an, namun begitu ada yang tahu bahwa mereka hanya melakukan LIP SING, semuanya berubah. Mereka menjadi jatuh miskin lagi dan dijauhi. Tidak ada lagi yang percaya kepada mereka. TUHAN memang adil, tapi tidak langsung memberikan ganjarannya.

Ngetop atau SUKSES bukan sekadar hasil akhir. Bukan sekadar ada yang diakui sebagai karya. Tapi proses untuk berkarya itulah yang disebut sebagai SUKSES.

Marilah kita mulai dengan cita-cita yang SMART, kemudian dilanjutkan dengan langkah kecil tapi konsisten, bikin perbedaan dan keunggulan, dan keunggulan itu yang mengantar kepada SUKSES. Jadi SUKSES tidak tiba-tiba, karena nikmat SUKSES adalah ketika kita memutar kembali VIDEO REKAMAN PERJUANGAN mulai dari hitungan NOL detik, kita tonton kembali perjuangan demi perjuangan kita, hingga akhirnya ditutup dengan kegemilangan, dan mungkin STANDING OVATION dari tribun penonton.

Kamis, 19 Juni 2008

Cita-cita Jadi ORATOR

Pada Selasa malam, 17 Juni 2008, kebetulan saya diminta RRI Pro-3 (Programa Nasional) untuk menjadi narasumber. Pada malam itu, ada sebuah pertanyaan via SMS yang datang dari Singaraja, Bali, yang menanyakan bagaimana untuk menjadi seorang ORATOR. Kata sang penanya, dia sudah berusaha tapi kok tidak berhasil juga.

Jawaban saya malam itu adalah, bahwa untuk menjadi ORATOR harus terus berlatih.

Pada tulisan saya beberapa waktu lalu yaitu "Pembicara dan Penulis" telah saya singgung sedikit tentang rumus yang harus dilakukan untuk berlatih berbicara:

Ikuti seminar, 1 seminar = 1 pertanyaan, jadi 10 seminar = 10 pertanyaan.

Intinya, adalah terus berlatih berbicara, langsung di depan banyak orang. Itulah sebabnya saya anjurkan untuk ikut seminar dan HARUS bertanya kepada pembicara di depan, sebuah pertanyaan, APAPUN itu. Carilah Seminar yang GRATIS.

Kalau tidak ada seminar gratis, jauh dari lingkungan yang seperti itu, ada sebuah cara, yaitu mengikuti RAPAT RT! Ya, Rapat Rukun Tetangga!

Kalau umur kita masih agak muda, ikutlah RAPAT KARANG TARUNA! Nah, sekarang bulan Juni, berarti sebentar lagi ada acara Agustusan, artinya, akan ada BANYAK rapat, baik rapat RT maupun rapat Karang Taruna. Saran saya, diundang atau tidak, anda POKOKnya datang dulu, duduk di barisan depan, jadi gampang dilihat oleh moderator atau pemimpin rapat.

Setelah penjelasan ini dan itu, akan ada saat untuk bertanya. NAH! Itu saat yang kita tunggu-tunggu. Ajukan pertanyaan APAPUN, walau agak O-ON (ingat tokoh Oneng di "Bajaj Bajuri"?) pertanyaannya, ndak apa-apa, yang penting BERANI bertanya. Rapat pertama, cukup satu pertanyaan saja. Cara yang mudah untuk segera mendapat giliran bertanya adalah: anda meng-ANGKAT TANGAN kanan setinggi-tingginya, sambil BERDIRI, sambil TERIAK:"TANYA PAK!" Berdasarkan pengalaman, 99 persen anda dijamin dapat giliran pertama!

Pada rapat berikutnya, yang mungkin saja adalah BESOK harinya, anda datang lagi, dan duduk di depan lagi, dan TANYA lagi. Tapi, yang sekarang pertanyaan yang tidak terlalu O-ON. Begitu seterusnya. Dari hari ke hari pertanyaan anda harus makin CERDAS!

Lalu, tanpa anda sadari setelah mungkin lebih dari 10 pertemuan, datanglah hari-hari acara 17 Agustusan. Apa yang mungkin terjadi kemudian? Yang pasti, secara tidak sadar anda sudah menjadi ORATOR tingkat Rapat RT. Tapi, yang mungkin juga terjadi, anda akan diminta oleh pak RT atau Ketua Karang Taruna, untuk berbicara di atas panggung, untuk mewakili para pemuda, menyampaikan kesan-kesan selama acara Agustusan diadakan. Jadilah anda ORATOR di acara 17 Agustusan!

Menjadi ORATOR adalah menjadi corong. Anda harus berbicara mewakili diri sendiri atau mewakili kelompok anda. Jadi Orator bukan tujuan akhir, tapi sebuah jalan menuju tujuan yang lebih mulia, yaitu menjadi orang yang bermanfaat karena telah berani menyampaikan pendapat kepada suatu kelompok atau orang-orang tertentu, untuk menuju perbaikan dalam kehidupan bermasyarakat. Atau, dapat juga untuk menggerakkan MASSA, sebaiknya untuk tujuan yang positif.

Orator ulung biasanya masuk dalam kelompok masyarakat, kalau sekarang mungkin adalah kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat. Menjadi tokoh di kelompok ini harus menjadi ORATOR supaya didengar oleh Pemerintah atau lembaga yang sedang diberi saran atau masukan. Selain itu, Orator juga sangat mungkin untuk ikut aktif di kegiatan Politik. Banyak tokoh muda yang jago bicara, dan akhirnya terjun di bidang politik.

Bung Karno, Bung Tomo dan Pak Haji Agus Salim adalah salah tiga dari beberapa Orator di Negeri ini. Banyak contoh lain baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri tentang tokoh yang jago berbicara di depan publik.

Jika anda belum puas dengan tulisan ini, silakan baca buku karangan Dale Carnegie, tentang berpidato. Di sana banyak contoh yang asyik.

Dari dalam negeri ada contoh anekdot dari Pak Haji Agus Salim, ketika mengikuti sidang dalam sebuah rapat. Haji Agus Salim adalah seorang senior, jauh lebih senior dari Bung Karno, dan beliau mempunyai jenggot. Dalam sebuah rapat, ketika dia sedang berbicara, tiba-tiba dari belakang ada suara,"Mbeeek!" yang menirukan suara kambing. Tentu untuk mengejek Pak Haji. Tapi beliau tak mau kalah begitu saja.

Beliau bilang,"Kepada panitia dan anggota keamanan, saya minta tolong kepada anda untuk mengusir Kambing yang tadi itu!" sambil menunjuk ke bagian belakang.

(thanks to all my mentors especially Kak Zulhanif)

Minggu, 15 Juni 2008

BAHASA CITA-CITA


Beberapa bulan yang lalu, saya sempat bertemu seorang ibu dari klien saya, yang tinggal di Jakarta Selatan. Dia mempunyai seorang putri yang berusia hampir 15 tahun ketika itu, yang manis, cerdas, baik, sangat menguasai berita tentang selebritis, suka dan hafal lagu pop lokal dan impor, dan mempunyai cita-cita. Namun, si Ibu tidak dapat memahami dan tidak habis pikir, mengapa anak perempuannya ini “hanya” ingin menjadi Penyiar Radio. Bukankah masih banyak pilihan lain yang lebih baik dari itu? Begitulah pikir ibu ini.

Menurut penuturan kedua belah pihak, si anak dan si Ibu, yang berbicara kepada saya secara terpisah, ketika di rumah, seringkali dalam pembicaraan akan berakhir dengan ketidakcocokan. Si anak pikir begini, si ibu pikir begitu dst.

Sementara itu, dari Bandung, seorang klien yang tinggal bersama ibunya yang single parent, bertutur bahwa dia tidak dapat mengkomunikasikan tentang Cita-citanya dengan Ibunya ataupun dengan kakaknya. Menurutnya, kedua orang itu tidak akan mengerti, karena sementara ini, pendidikan Ibunya dan Kakaknya tidak setinggi dia. Padahal klien saya ini baru kelas 11 mau naik ke kelas 12. Jadi, dia tidak dapat berdiskusi dengan orang-orang di rumah tentang Cita-citanya. Dia adalah remaja putri yang idealis, cerdas, cukup sensitif dan mempunyai logika yang kuat. Dia ingin menjadi Insinyur Elektro walaupun ada juga hasrat untuk memperbaiki ekonomi rakyat Indonesia. Waw, mulia sekali! Dalam setahun ini akan dia putuskan, yang mana yang akan dia pilih.

Seorang klien, remaja putri lain dari Jakarta Timur, dengan gencar bertanya bertubi-tubi kepada saya, apakah yang harus dia pilih, masuk SMK atau masuk SMU. Dia ingin mendapatkan informasi dari orang lain, selain dari ortunya, karena ini masalah masa depannya. Dia sangat ingin menjadi seorang Entrepreneur. Namun, ketika saya tanya menjadi entrepreneur bidang apa, dia masih cukup bingung. Tapi sungguh, dia ingin menjadi entrepreneur. Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya dia mengakui cukup tertarik untuk mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak dan Kelompok Bermain anak. Jadi kesimpulannya, dia putuskan untuk melanjutkan ke SMU, karena akan melanjutkan kuliah Psikologi.

Seorang klien dari Maros, Sulawesi Selatan, kelas 12, setahun lalu bercerita bahwa dia tidak mendapat dukungan dari ortunya karena bercita-cita ingin menjadi seorang polisi. Setelah bernegosiasi dan setelah mendapat sedikit masukan dari saya, akhirnya, tahun lalu dia lapor bahwa dia mendaftar untuk masuk di Akademi Angkatan Udara, Jogja. Sayang, tak ada kabar lebih lanjut lagi. Semoga dia dapat masuk ke sana. Saya beranggapan “No news is good news.”

Lain lagi cerita dari Jember. Tahun lalu, seorang remaja putri, justru disuruh oleh ortunya untuk mendaftar di AKPOL, Semarang, padahal dia sangat ingin menjadi Psikolog. Saran saya ketika itu, kalau masih dapat dinegosiasikan, masuklah ke fakultas psikologi, lalu nanti setelah lulus daftarkan diri masuk menjadi Polisi, melalui jalur profesi. Polisi pasti banyak membutuhkan tenaga psikolog.

Apakah begitu sulit mengkomunikasikan sebuah cita-cita kepada orang tua kita?

Mungkin saja, kalau kedua belah pihak mempunyai Bahasa yang berbeda dalam berdiskusi tentang cita-cita. Juga akan sulit jika masing-masing memakai referensi dari jamannya sendiri-sendiri tanpa peduli dan peka terhadap situasi terakhir: tantangan dekade ini dan tantangan abad ini!

Orang tua, ayah-ibu, yang memahami bahasa para remaja baik putra atau putri mereka, adalah mereka yang cukup peka dan tanggap akan situasi terakhir. Mengapa saya katakan begitu? Begini ney crita na:

Bahasa remaja ‘secara ni’ adalah bahasa SMS khas remaja. Bahasa yang seringkali mereka ciptakan sendiri. Bahasa itu menurut mereka cukup lugas, cerdas, ga gaptek, dan ga bikin bĂȘte gitu loch. Selain dalam SMS, bahasa ini sering mereka pakai untuk OL. Mereka sangat tidak respek kepada ortu yang gaptek. Secara gitu loch! Oleh karena itu saya anjurkan kepada para ortu, pahamilah bahasa para remaja, putra-putri kita, biar GAUL!

Bahasa adalah masalah KESEPAKATAN, yaitu sepakat memakai "kode tertentu" yang sama untuk suatu arti tertentu. Jika ada yang belum sepakat, bagaimana caranya supaya orang yang terakhir akhirnya sepakat. Namun, semuanya harus dengan SOPAN dan SANTUN. Sopan, artinya memakai ETIKA, dan Santun, artinya ‘giving’ atau memberi, dalam hal ini memberikan EMPATI kepada kawan bicara kita. Jika satu hal telah disepakati, maka akan ada banyak hal lagi yang akan dapat DISEPAKATI. Semakin banyak yang disepakati, maka semakin mudah mencari SOLUSI yang paling baik. Dalam hal ini termasuk juga tentang “masalah” CITA-CITA.

Anda SEPAKAT?

Sabtu, 14 Juni 2008

Ahli INFORMATIKA atau Ahli GIZI

Kemarin, saya mendapat SMS dari seorang klien dari Bandung, namanya Zee, nomor HPnya adalah 0856-209 xxxx.

Zee: Nama aq Zee, aq cewek dari Dago, Bandung. Kak, aq khan sekarang lg uas buwad kenaikan ke kelas 12, nah sekarang tuh prestasi aq nurun bgd padahal nti pengen lanjutin kuliah. Nah, buwad bikin aq semangat lagi belajar gimana tuh?
Truz, kalaw mw masuk informatika nilai yang harus dicapai apa aja? Coz, aq maw jadi ahli informatika.

Aji: Jadi cita2mu udah SMART belum? Kayak siapa idolamu?

Zee: Masalah idola aq belum begitu taw. Tapi cita2 buwad jadi ahli informatika gede banged. Emang nilai apa aja yang harus dikejar?

Aji: Zee, mau seperti Bill Gates? Yang jelas untuk jadi ahli informatika harus jago matematika dan logika dan fisika.

Zee: waduh, matematika sama fisika buwad sekarang nilainya anjlog banged. Truz logika itu apa?

Aji: Logika itu bisa masuk matematika bisa juga masuk bahasa Indonesia. Inget teori himpunan?

Zee: Himpunanya sih masih inget, tapi teorinya ga taw deh.. Lagian guru matematika na ga pernah nerangin .. dan sumbernya jg kurang ..

Aji: Mau kuliah di mana? ITB? Yang jelas kalau mau jadi karyawan TI, baiknya di luar negeri aja. Di sini gajinya murah..Jadi Bahasa Inggrisnya harus bagus.

Zee: Kalau masuk ITB kayaknya berat deh. Masuk UNPAD aja. Tapi jurusan yang pantes apa ya?

Aji: Di UNPAD apa ada jurusan TI? Maaf saya gak hafal. Yang penting bikinlah dulu Pernyataan Cita2, idola kamu siapa truz dipasang di tembok kamar..

Zee: Ada jurusan TI tapi di Jatinangor. Kak, Zee pengen rajin belajar. Kasih tips dong biar Zee rajin belajar. Coz sekarang ney nilai Zee anjlok..
Truz, jurusan yang pantes buwad Zee apa?

Aji: Nilai yang paling bagus apa? Apa hobimu? Apa kehebatanmu?

Zee: nilai paling bagus Bahasa Indon dan Biologi. Hobi dengerin musik, main komputer. Kehebatan? Apa ya? Aq cuma pernah prestasi waktu lomba pasqbra .. itu juga berkelompok.

Aji: Masuk IPB di Bogor mau?

Zee: Emangnya tentang apa?

Aji: Nilai biologi kamu bagus. Nanti bisnis agro/tanaman maju. karena minyak bumi butuh sumber pengganti. BTW, kalau kamu mau ubah DUNIA, dalam bidang apa?

Zee: Tapi khan lahan utk giat itu di Indonesia skarang dah minim..

Aji: Masih ada. Tapi bisnis agro yang lain adalah buah, untuk di ekspor. nyaingin Bangkok.

Zee: Iya sey, kak, waktu Zee lulus SMP, Zee pengen masuk farmasi coz Zee suka praktek na. Truz pengen tau pembuatan obat, tapi ortu ga dukung.

Aji: Nah, gini aja, kamu masuk jurusan GIZI di IPB. Nanti skripsi tentang gizi yang sehat misal untuk obat kanker dll. Bisa juga nanti buka resto yang sehat. MINAT?

Zee: Minat deh kayak na! Kakak bantu aq buwad ngejar cita2 itu ya..!

Aji: nah, gitu, SMANGAT! OK aku bantuin. Bikin Pernyataan CIta2 tempel di tembok, baca tiap PAGI! Disiplin!

Zee: Truz kak, siapa yang pantes jadi idola?

Aji: Ada.. suka nongol di TV pake topi dibalik..namanya WIED HARRY. Dia nulis buku tentang makanan/masakan sehat.

Zee: Yang di xxxx tv bukan?

Aji: lupa tuh... tapi sering nongol kok..

Zee: iya-iya .. Zee bakal lampirin fotona juga di kamar. Smoga aja ini emang cita2 yang SMART buwad Zee

Aji: Bagus! Yakinlah kamu bisa SUKSES! Good luck!

Zee: Makasih ya..skarang aq maw sholat asar dulu..truz mandi..truz maw blajar buwad besok UAS terakhir.
Kak, aq masih boleh konsultasi lagi khan ke kakak lain kali?

Aji: Sip deh! OK, boleh curhat lagi anytime. tq juga. wass.

Minggu, 08 Juni 2008

Cita-Cita Butuh Pengakuan

Seorang ibu dari Jakarta Selatan, yang anaknya berumur 11 tahun, dengan bersemangat bercerita bahwa ia baru saja menonton anaknya bertanding Sepak Bola. Si Ibu terkagum-kagum kepada si anak,"Eh .. ternyata anakku bisa gocek bola...bisa tik-tak one-two dengan temannya, sehingga mengancam gawang lawan."

Si anak memang bercita-cita menjadi pemain sepakbola seperti Ronaldinho, dan senang dengan nomor punggung 10, dengan posisi gelandang.

Selama ini, Si Ibu tidak pernah sempat menonton anaknya bertanding. Jadi, baru kali ini dia melihat kehebatan anaknya. Berarti, dia menyia-nyiakan kesempatan untuk memuji anaknya yang hebat, dalam beberapa kali kesempatan sebelumnya.

Sementara itu, anak saya, yang duduk di kelas 3, sempat bercerita bahwa dia rajin bermain bola di sekolah saat istirahat atau setelah jam pulang. Dia bilang bahwa dia sering bermain sebagai back. Sampai pada suatu titik, dia bicara sedikit pamer kepada saya,"Pak..akhirnya temen-temenku ngakuin bahwa aku ini BACK yang HEBAT!"

"Wah, hebat donk kamu.."kata saya memujinya.
Dia manggut-manggut sambil tersenyum. Kemudian, dia memamerkan beberapa macam tendangan dan lompatan saat menghalau bola lawannya.

Memang saya tahu, anak saya, Rozan, yang berumur 9 tahun, ingin menjadi pemain sepakbola. Dia ingin jadi back. Pinginnya seperti John Terry atau Gary Neville atau Rio Ferdinand (semuanya pemain dari Inggris). Kalau saya tanya,"Kamu lebih suka mana, audisi nyanyi atau audisi main bola?"

"BOLA!"jawabnya tegas.

Dari dua kasus di atas, di mana seorang ibu baru saja mengetahui betapa anaknya sangat berbakat main bola, dan ada juga anak yang ingin mendapat pengakuan, oleh temannya dan oleh ayahnya, dapatlah kita pahami, bahwa sebenarnya kita sebagai orangtua sebaiknya mencoba memahami apa yang diinginkan oleh anak-anak kita tentang masa depan mereka. Di samping itu, mereka juga membutuhkan pengakuan, dari yang sangat kecil hingga pengakuan yang besar, misalnya kalau dapat menjuarai suatu pertandingan.

Jadi, ortu dan anak memang perlu berbagi, khususnya tentang hobi dan cita-cita sang anak. Pengakuan yang kita berikan kepada mereka adalah pendorong semangat mereka untuk menjadi semakin HEBAT.

Jumat, 06 Juni 2008

Avocado SUKSES Cilaki

Ada sebuah rahasia di jalan Cilaki Bandung. Di bawah rerimbunan pepohonan yang tumbuh, di antara "gararobak" kuliner yang berjejer, di dekat jalur kuda yang berkeliling taman, di jalanan yang mendaki, ternyata ada yang namanya AVOCADO SUKSES!

Untuk menikmatinya, anda harus "antri" selama 5 hari!
Harganya pun sangat mahal, kalau anda datang dari Jakarta.

Penyajiannya sangat sederhana, tidak mewah, tapi sangat fleksibel, tergantung siapa yang membuatnya. Jadi, anda bisa membuatnya sendiri.

Ternyata, seumur hidup saya yang telah 42 tahun ini, baru sekali ini saya menikmati rasa avocado yang tidak ada duanya. Luar biasa dahsyat! Walaupun disajikan tanpa dicampur gula, rasanya sudah mantab. Tanpa menggunakan blender, hanya dengan diaduk dengan sendok secara manual, daging buahnya yang tebal sudah sangat halus. Warnanya kuning dengan semburat kehijauan. Apalagi aromanya yang asli Bandung. Karena ini bukan avocado Bangkok, tapi avocado Bandung.

Avocado ini menjadi sangat mahal karena saya dan suami sepupu (susep) saya harus memetik sendiri dari pohon. Pohonnya ada di halaman belakang rumah seorang sepupu saya yang lain lagi, tapi letak rumahnya memang di jalan Cilaki, Bandung. Sebelum memetik, kami harus membetulkan galahnya. Kemudian kami harus berbagi tugas, si susep yang naik tangga dan membawa galah, saya di bawah menjaga jangan sampai buah terjatuh. Buah Avocado yang hijau ketika dipetik, tak boleh jatuh, agar tidak busuk. Karena saya bukan pemanjat yang ahli, saya biarkan yang ahli naik ke tangga yang disandarkan ke pohon. Saya cukup ahli menunggu di bawah, dengan risiko tertimpa galah.

Setelah berjaya memetik beberapa buah, tentu saja kami berbagi. Saya mendapatkan jatah 2 buah yang masih lengkap dengan tangkai yang menempel. Tentu saja, tidak dapat kami nikmati saat itu juga. Kami harus membawanya ke Jakarta, ke rumah masing-masing, dan kami harus "antri" selama 5 hari, sebelum si avocado berubah warna menjadi ungu-coklat dan terasa empuk ketika di sentuh. Untuk menjadi matang, avocado harus ditempatkan di tempat yang hangat, biasanya di dekat beras.

Ternyata, avocado yang paling enak, menurut saya, karena saya yang memrosesnya sendiri, yaitu yang tidak ditambahi gula dan tidak ditambahi susu. Dengan aroma yang asli, rasa yang asli, kelembutan teksturnya dan warna kuning dengan semburat kehijauan adalah yang paling enak!

Demikian pula dengan SUKSES, karena dia adalah PROSES. Bukan serta-merta mendapatkan hasil, bukan semata-mata mendapatkan sajian avocado di dalam mangkuk elok dengan aneka warna tambahan dan rasa yang tidak asli. Sukses yang paling berkesan adalah sukses dengan proses yang panjang. Ketika kita memutar-balik (flash back) dan mengikuti kembali jalannya proses, maka di sanalah kunci kenikmatan sebuah SUKSES.

Jadi untuk SUKSES anda harus ber-PROSES, anda MAU?

(special thanks to Mas Edwin and Mbak Yeti)

PEMBICARA dan PENULIS

Hari Jum'at, sore hari, sekitar jam 5-an, suasana di CITOS (Cilandak Town Square) cukup ramai. Kebetulan sedang ada acara show di lobi utamanya yang berbentuk lingkaran. Cuaca cukup ramah. Sore itu saya melakukan Rendesvous di sana dengan salah satu anggota keluarga besar saya. Dialah yang pertama kali meminta untuk ketemu dengan saya, ya... saya langsung tangkap! Karena, kami di keluarga besar sedang membutuhkan banyak anggota "muda" untuk berpartisipasi.

Pria yang saya tunggu ini, usianya sekitar 39 tahun. Dia adalah seorang Pembicara (speaker) yang baik, karena terbukti sebagai seorang pemimpin dari "beberapa" orang agen asuransi, telah mempunyai 200-an anggota. Kalau di MLM pasti disebut dengan Down Line. Jadi, tak ada keraguan lagi, dia pasti seorang Pembicara yang baik. Mari kita sebut dia dengan Mr. D.

Setelah bersua, barulah terungkap, bahwa Mr. D sangat ingin berbagi cerita tentang ke-berjaya-annya mengelola ratusan agen. Namun, kendalanya, dia bingung harus memulai menulis dari sebelah mana.

Jadi, berbedakah antara menjadi Pembicara dengan menjadi Penulis?

Yap, memang beda!

Namun, ada juga persamaannya. Sama-sama harus menarik, kalau bisa sejak dari paragraf pembukanya. Bedanya, yang satu memakai kuping untuk mendengarkan dan memahami, serta menikmati, yang lainnya hanya memakai mata untuk membaca dan meresapi makna kata-katanya.

Pembaca buku, biasanya telah menyiapkan mental untuk "menerima" isi buku yang akan di bacanya. Pendengar, biasanya belum tentu siap untuk mendengarkan apa yang akan diucapkan si pembicara.

Tentunya, Mr. D ingin menulis dengan menarik, sama menariknya ketika dia sedang berbicara di depan para Down Line-nya.

Saya jadi teringat, bahwa dulu, saya pun berangkat dari belajar berbicara di depan umum. Lama-kelamaan, barulah saya mencoba untuk menuliskan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Namun, pendekatan yang saya pakai masih sama, bagaimana menarik perhatian pembaca/pendengar pada paragraf pertama.

Dulu, ketika masih menjadi mahasiswa, untuk berlatih berbicara, saya memakai rumus:
1 Seminar = 1 Pertanyaan, itu artinya
10 Seminar = 10 Pertanyaan, dst.

Kini ketika sudah cukup sering menulis, rumusnya saya sesuaikan:
1 kasus = 1 judul artikel,
itu berarti bahwa 10 kasus = 10 judul artikel.

Nah, rupanya, Mr. D banyak mempunyai kasus-kasus yang dapat diceritakan. Ketika bertindak sebagai Pembicara, tentu kasus-kasus yang pernah dia hadapi, dia ungkapkan di depan para pendengar. Jadi seharusnya, bagi orang-orang seperti dia, yang mempunyai banyak kasus setiap hari, khususnya keluhan para agen, akan sangat banyak bahan yang dapat ditulis.

Pertama, yang harus dipunyai oleh Mr. D adalah Time Frame (Batas Waktu) kapan bukunya harus terbit. Dengan begitu, dirinya akan lebih terpacu untuk memulai menulis.

Jadi, jika anda ingin menjadi Penulis, maka anda harus menggunakan rumus-rumus di atas tadi. Buat batas waktunya , misalkan 3 bulan. Kemudian, anda harus memulai dari sekarang.

Anda MAU?

Kamis, 05 Juni 2008

Calon PRESIDEN Mengubah Dunia

Anda mengikuti perjalanan si Anak Menteng Pulo, Jakarta, yakni Barack Obama?
Anak yang ketika SD bersekolah di kawasan ini, awal tahun 1970-an, ketika mengarang, menuliskan bahwa dia ingin menjadi seorang Presiden.

Di usianya yang "baru" 46 tahun, dia menjadi kandidat presiden AS dari kubu Demokrat. Ini adalah sejarah baru, karena baru kali ini ada calon presiden dari kalangan kulit hitam, atau afro-american. Ya, dia sudah berjalan sejauh 50 persen. Sisanya, harus dia hadapi menghadapi calon dari kubu Republik. Apakah dia sukses?

Apapun hasilnya nanti, dia sudah sukses!
Apakah perjalanannya dari SD hingga berusia 46 tahun berjalan mulus?

Ya, dia memang telah SUKSES!
Namun bukan karena semua berjalan dengan mulus.

Ternyata justru sebaliknya.

Dia ternyata tidak lama menghuni kawasan Menteng Pulo, karena dia hidup dengan ibu kandung namun dengan ayah tiri. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke nenek-kakeknya (sisi ibunya, yang berkulit putih) di Hawaii. Masa remaja yang tidak mudah, bahkan pikirannya cukup lama terselubungi trauma ditinggalkan oleh ayah kandungnya, yang berpesan:

"Jangan menangis, tataplah masa depan." Dan, terbanglah sang ayah kembali ke Afrika.

Bahkan ibunya pernah membaca tulisan dalam buku harian Barry (panggilannya) yang bertanya,"Siapakah diriku ini?"
Mungkin, sebagaimana biasanya para remaja yang bermasalah, dia akan bertanya pula,"Mengapa harus aku yang mengalami semua ini? Why me?"

"TATAPLAH MASA DEPAN," itulah pesan sang ayah yang terus diingatnya.
Ini berarti dia harus FOKUS untuk membangun VISI, membangun IMPIAN, membangun CITA-CITA.

Persiapkan diri, dan mencari peluang. Itulah yang dilakukannya. Ketika melihat ketimpangan sosial, ia pun menyimpulkan bahwa ini adalah akibat dari sistem yang buruk. Untuk itu harus dilakukan perbaikan dari dalam sistem. Dia mempersiapkan diri untuk menjadi anggota legislatif. Dan, ketika kesempatan tiba, dia telah siap, dari seorang Barry yang tidak dikenal menjadi seorang Barack Obama yang siap mengubah AS, bahkan mengubah dunia.

Itulah kabar dari seberang.

Kembali ke Indonesia, seorang klien saya di Bandung, yang duduk di kelas 11, mengeluhkan,"Bagaimana saya bisa mengubah dunia? Saya dari keluarga sederhana, ibu saya single parent..?"

Sebenarnya, kita dapat mengubah dunia, kalau kita mempunyai PRESTASI, KOMPETENSI dan tentunya impian yang MEGA. Untuk menjadi berprestasi dan berkompetensi, tentunya seseorang harus terus berlatih, berlatih dan berlatih. Itu inti dari persiapan diri. Jadi benar ungkapan bahwa "Sukses adalah pertemuan antara Kesiapan dan Kesempatan."

Ketika datang kesempatan, ikutilah audisi atau wawancara dalam rekrutmen atau juga dalam rangka mencari beasiswa. Dan, memang ini yang tengah diupayakan oleh klien saya, dia sedang mengikuti proses untuk mendapat beasiswa. Sebagai siswa yang jago Fisika dan rajin ikutan Paskibra di sekolah, saya yakin, dia bisa mendapatkan beasiswa itu.

Jika ada kesempatan untuk MENGUBAH DUNIA, apa anda SIAP?

(sumber: Kompas, 5 Juni 2008)

Selasa, 03 Juni 2008

CURHAT CITA-CITA

Apa yang saya ceritakan ini adalah true story, bukan fabel-hewan.

Cerita ini saya ambil sarinya dari tayangan televisi tentang kehidupan gajah di Afrika. Di sebuah taman nasional di mana terdapat populasi gajah yang mulai tidak terkendali. Para pengawas melangsungkan rapat, bagaimana agar populasi gajah tidak berlebihan.

Akhirnya, diputuskan bahwa pengawas taman nasional mendapat mandat untuk "mengeliminasi" gajah-gajah yang telah tua dan dewasa, dan tidak "mengeliminasi" gajah remaja dan gajah bayi. Eksekusi telah dilakukan dengan baik. Jumlah gajah telah menurun.

Beberapa bulan kemudian, ada kejadian aneh. Ada temuan beberapa badak yang mati dengan luka pada tubuhnya, seperti di serang oleh gajah. Di beberapa tempat ada cukup banyak pohon yang rubuh dengan bekas paksaan, seperti habis didorong oleh gajah.

Para pengawas kemudian disebar untuk mengawasi kawanan gajah yang tersisa. Ternyata memang ada sekelompok gajah yang melakukan "teror" memburu badak dan merubuhkan pohon. Setelah diamati ternyata mereka adalah gajah remaja yang dulu para orang tuanya telah dieksekusi. Mereka adalah gajah-gajah yatim-piatu. Celakanya, tidak ada gajah dewasa berpengalaman di antara mereka.

Para pengawas pun mencoba menyimpulkan. Bahwa mereka harus mendatangkan beberapa gajah dewasa untuk kelompok ini. Tak lama kemudian didatangkan beberapa ekor gajah dewasa.

Ternyata, memang AMPUH. Gajah remaja menjadi tenang, tidak lagi memburu badak dan tidak merubuhkan pohon. Mengapa mereka berhenti melakukan itu?

Ternyata, mereka sedang sibuk "curhat" kepada para gajah dewasa, sehingga lupa untuk memburu badak dan merubuhkan pohon. Setelah "curhat", mereka menjadi tenang.

Ternyata bukan hanya gajah yang berperilaku seperti itu. Manusia pun mempunyai kecondongan untuk melakukan hal itu. Para remajanya membutuhkan "tempat dan waktu" untuk dapat curhat kepada "orang yang mereka sukai."

Dalam hal ini termasuk Curhat tentang Cita-cita.
Seorang klien (si B) yang telah sempat curhat kepada saya, beberapa hari kemudian menanyakan apakah ada salah seorang temannya yang menghubungi saya. Dia menanyakan apakah ada temannya (si D) yang menghubungi saya. Memang, si D telah menghubungi saya dengan isi curhat yang panjang, bahkan kami sepakat untuk men-skors diskusi or curhat untuk dilanjutkan esok harinya. Si D membutuhkan teman untuk berbagi dengan orang dewasa yang dia yakini dapat memberikan solusi bagi masalah yang dia hadapi, dia tidak yakin untuk mendapat solusi jika hanya curhat kepada teman sebayanya. Dia ingin curhat tentang cita-citanya, tentang masa depannya.

Pada akhir curhat, saya mempunyai kesan bahwa si D telah lebih optimis tentang masa depannya, termasuk untuk "mengubah dunia." Dia adalah seorang yang idealis, sensi dan cukup logis dalam berfikir. Dengan bekal itu dia akan mencoba menaklukkan tantangan yang ada, mirip dengan kisah gajah-gajah di atas.

Yang tidak kalah penting adalah, dia mempunyai seorang teman yang memerhatikannya (si B) yang dengan sukarela mencoba membantu, setidaknya dengan memberikan sebuah nomor HP.

Seorang teman yang sebaya ataupun seorang pembimbing yang telah matang, jika keduanya mempunyai kepekaan untuk membantu para remaja (lain) di sekitarnya tentu akan sangat membantu permasalahan para remaja. Para remaja yang mempunyai tujuan dan mendapat alternatif solusi atas tantangan yang sedang dihadapi, pasti lebih baik daripada yang bingung dan tidak punya "pegangan."

Minggu, 01 Juni 2008

Entrepreneur MIKRE!

Akhir bulan Mei 2008 ini, saya menyempatkan pergi ke Bandung untuk acara keluarga. Kebetulan acaranya akhir pekan, sehingga sangat asyik untuk mengenali Bandung yang katanya sangat sibuk di akhir pekan. Dan itulah yang menjadi kenyataan.

Namun, bukan itu topik kita kali ini. Kali ini kita akan membahas tentang entrepreneur. Tulisan ini khusus ditujukan kepada para calon entrepreneur.

Sang tuan rumah, salah satu dari sepupu jauh saya, sempat memperkenalkan beberapa orang yang ternyata membuka mata kami, bahwa salah satu bisnis di Bandung yang mulai naik daun bahkan hingga merambah ke negeri jiran Malaysia, adalah bisnis "kecil" yang kerap disebut dengan bisnis Mikro. Mungkin orang akan meremehkan si Mikro ini, walaupun ternyata bisnis ini dapat juga mendunia, setidaknya sampai ke negeri jiran tadi.

Diceritakan bahwa pada akhir pekan, banyak pengusaha dari Malaysia yang datang berkunjung ke Bandung, menginap di hotel-hotel sekitar Gazebo. Mereka melakukan transaksi bisnis langsung di sana, tanpa harus memakai perantara. Hal ini tentu dapat memangkas biaya perantara. Kata narasumber kami, orang-orang Malaysia sudah mulai membicarakan dengan antusias tentang kota Bandung. Sementara, orang-orang kita, sangat antusias membicarakan kota Singa, Singapura. Ironis?

Bahkan disebutkan bahwa ada cukup banyak anak muda Malaysia yang kuliah kedokteran di Bandung. Bukankah Bandung hanya 1 jam perjalanan dengan pesawat "AA" yang terbang langsung dari sana dengan harga cukup murah?

Kebetulan sepupu saya adalah seorang bankir, jadi pembicaraan menjadi hangat, karena rupanya bank di tempat dia bekerja juga sedang giat-giatnya menyalurkan kredit bagi usaha Mikro. Apa artinya? Artinya siapapun yang mengaku pengusaha Mikro yang "memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku" maka akan dipermudah untuk mendapatkan kredit.

Saya jadi teringat, beberapa minggu yang lalu, seseorang yang mengaku mahasiswi, bertanya kepada saya ke mana kalau ingin mendapatkan modal usaha, karena dia sangat ingin menjadi pengusaha sambil kuliah. Yah, sayang waktu itu saya tidak tahu jawabannya, sehingga saya hanya menyarankannya untuk coba mengikuti beberapa seminar bagi calon pengusaha yang biasanya sering dilakukan oleh pelaku bisnis yang ingin berbagi, atau memberikan mentoring.

Akhirnya, saya ikut menimpali,"Kalau bisa jangan cuma fokus ke pengusaha Mikro, tapi juga bagi pengusaha MIKRE!"

Saat itu, semua mata melotot ke arah saya dengan wajah penuh tanda tanya,"MIKRE itu apa ya..?"

Saya jawab,"Usaha MIKRE itu artinya usaha MIKRO-KREATIF!"

Semua mata masih memandang lurus ke arah saya,"Istilah dari mana itu pak?"

"Itu istilah saya, dan baru saja saya temukan di sini.." jawab saya sambil tersenyum.

Saya menjelaskan bahwa, kalau kita ingin mengatasi pengangguran yang telah mencapai 10 juta orang, janganlah kita mengandalkan orang lain untuk melakukan investasi ke Indonesia. Itu adalah suatu hal yang mustahil. Yang lebih mungkin adalah melakukan usaha dari kecil (mikro) namun yang KREATIF sehingga mempunyai perbedaan yang NYATA dan UNIK sehingga semua orang akan berlomba menjadi partner usaha dan menanam sebagian modalnya, dan itu tidak harus dari luar negeri.

Jadi jangan hanya fokus kepada kata "mikro" yang menjadi kurang greget karena telah telanjur sering diucapkan orang. Tapi, juga digabung dengan kata "KREATIF" sehingga lebih menambah semangat KREATIF bagi orang yang mengucapkannya. Bukankah sebuah kata dapat mempengaruhi tindakan kita, jika sering kita katakan dengan sungguh-sungguh?

Nah, anda para calon entrepreneur, apakah sekarang anda ingin memulai menjadi seorang ENTREPRENEUR MIKRO-KREATIF?"