Senin, 30 Maret 2009

MULTI TALENTED

by Y.S. Aji Soedarsono
30 March 2009


Ada sebagian remaja yang bingung menentukan CITA-CITA karena minder. Mereka merasa tidak mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Mereka mengira dengan kecerdasan yang biasa-biasa saja tidaklah pantas untuk bercita-cita yang SMART.

Namun sebaliknya, ada pula beberapa remaja yang bingung menentukan CITA-CITAnya, karena dia merasa mempunyai banyak bakat. Bingung menentukan apa yang harus dijadikan tujuan. Mereka yang terakhir ini dapat disebut remaja yang MULTI TALENTED.

Contohnya, adalah seorang remaja bernama MELISA, yang mengatakan bahwa dia ingin mencoba banyak hal, karena banyak hal yang dia suka dan dia merasa berbakat dalam hal-hal itu. Yang jelas, dia ingin dikenang sebagai pendobrak, penemu, pembuka jalan baru, sehingga dapat digunakan dan dikembangkan oleh semua orang.

Bagaimana kita dapat mengenali remaja yang MULTI TALENTED?
Apa CITA-CITA yang sebaiknya baginya?

Setelah menggunakan metode TRIGON-Y(copyrighted, trademarked), dapat disimpulkan bahwa memang benar MELISA mempunyai banyak bakat, misalnya: dalam kerja kelompok dia sangat banyak andil dan di atas panggung/publik sangat baik (cerdas sosial), jago menggambar (cerdas visual), jago mengarang (cerdas bahasa), dalam segala bidang pelajaran sangat pandai.

Contoh orang yang sudah sukses dan mempunyai banyak bakat, adalah TOMPI. Dia adalah seorang penyanyi dengan aliran jazz. Di samping itu, dia adalah seorang dokter. Artinya, dia pasti pandai BIOLOGI, KIMIA dan METEMATIKA, bahkan mungkin juga FISIKA. Dan, dia dapat melakukan dua sukses dalam waktu yang bersamaan, sambil kuliah di FK, terus bernyanyi.

Contoh remaja yang sudah terlihat sukses yang juga mempunyai banyak bakat adalah CINTA LAURA. Dia memulai sukses secara publik adalah dalam bidang akting, sebagai pemain sinetron. Kemudian, dia merambah dunia musik dengan meluncurkan album. Belum cukup dengan itu, kita dapat melihat gerakan tubuhnya menari dengan sangat baik dalam video clip (koreo). Namun, di luar itu semua, di sekolah, dia adalah seorang bintang kelas. Dia selalu juara, dalam semua mata pelajaran. Banyak yang mendapat nilai A dan A+. Itu semua membuktikan bahwa dia adalah seorang yang MULTI TALENTED.

Jadi, CITA-CITA apa yang harus dicapai terlebih dulu?

Tentu saja, cita-cita yang paling mudah dicapai secara nyaman. Dengan memilih yang paling mudah, berarti menghemat tenaga dan waktu. Dan, dengan keberhasilan yang pertama, akan meningkatkan rasa percaya dirinya.

Yah, mungkin tidaklah sangat mudah, tetapi dengan sedikit perjuangan ekstra dapatlah sebuah cita dicapai. Setelah sebuah CITA dapat dicapai, jangan lupa untuk membuat CITA-CITA baru lagi, yang akan dikejar dan ditangkap. Demikian seterusnya.

Kembali kepada MELISA, di usia 15 tahun, dengan mengidolakan Masashi Kishimoto, Aoyama Gosho, Conan Doyle, Enid Blyton, Shakespeare, Albert Einstein, Mozart, Beethoven, dan FD Roosevelt, dia menetapkan dan memutuskan untuk menjadi PENULIS terlebih dulu.

Apakah anda juga MULTI TALENTED?

Sabtu, 14 Maret 2009

SPECIAL NEED become SPECIAL ONE

by Y.S. Aji Soedarsono
14 March 2009


Apa yang ada dalam benak anda ketika salah satu anak anda diberi "label" oleh calon guru mereka sebagai anak yang "Special Need," yang berkebutuhan khusus? Anda akan bertanya-tanya, mengapa anakku tidak dikatakan sebagai anak "NORMAL?"

Ketika anak kita sering berteriak-teriak sendiri, memukul-mukul tangan ke tembok berulang-ulang, memandang ke jendela terus tanpa bisa disela, memandang terus ke TV walaupun TV sudah dimatikan, apakah kita pikir itu normal?

Memang sebagian besar orang "normal" sering membandingkan ketidakbiasaan itu dan kemudian segera memberikan label tertentu. Apakah anda pernah berpikir, saat mereka remaja, mereka sering bertanya-tanya,"Mengapa orang-orang itu men-cap saya sebagai anak yang SPECIAL NEEDS?"

"Kok, teganya mereka mengatakan begitu, hanya karena aku punya kebiasaan yang berbeda dengan mereka?"

Pada saat yang sama, orang-orang "normal" masih berfokus pada kebutuhan khusus para anak dan remaja ini, dan tidak mau mengalihkan perhatian pada POTENSI apa yang mungkin tersembunyi, yang HEBAT, yang dipunyai oleh si ANAK. Orang-orang "normal" mungkin tidak tahu-menahu bahwa para remaja yang dulu disebut "anak dengan kebutuhan Khusus" kini sering berpikir,"Lihat, aku sudah remaja, aku sudah bisa berbuat ini dan itu.. lihatlah .. aku sekarang sudah bisa JATUH CINTA...Apakah kalian tidak memperhatikan?"

Baru-baru ini, ada seorang remaja, yang bercerita kepada Mentornya,"Pak, kenapa ya.. dulu banyak yang bilang kalo saya ini adalah anak yang berkebutuhan khusus... (special needs).. tapi lihatlah sekarang.. saya sudah punya teman yang anak-anak lain belum bisa seperti itu...saya sekarang berteman dengan SELEBRITIS! Saya khan sekarang sudah berteman dengan seorang ARTIS wanita, malah sudah lebih dari 5 kali saya ketemu langsung...kenapa bisa seperti ini ya PAK?"

Sang Mentor menjawab,"Karena kamu sebenarnya bukan the SPECIAL NEEDS... tapi kamu adalah the SPECIAL ONE.."
Si Remaja tertawa senang...

Remaja pria yang satu ini memang mengidolakan salah seorang ARTIS remaja putri yang punya ciri istimewa.. yaitu bahasa Indonesia-nya yang agak "becyek.." Dalam beberapa pertemuan dengan sang Artis, si Remaja ini memakai bahasa Inggris. Dia memang cakap dalam berbahasa Inggris. Selain itu, dia juga sangat pandai bermain catur.

Dalam event kejuaraan Catur di sekolahnya, dia menjuarai. Dia berlatih khusus catur dengan dibina oleh seorang guru catur yang datang ke rumahnya. Belum lama ini, dia bermain catur dengan sistem Swiss 6 babak, dan menempati posisi 21 dari 110 peserta. Bahkan, dengan bangga dia bercerita bahwa dia dapat menahan remis (draw) seorang Master Nasional. Sama-sama krisis waktu, dengan buah hitam, posisi terdesak, tapi lawannya membuat Blunder, sehingga dia memaksa remis.

Di luar sana, masih banyak anak dan remaja yang diberi label "anak berkebutuhan khusus." Apapun ciri dan kebiasaannya, rasanya tidak selayaknya kalau kita hanya berfokus pada "kekurangan" yang ada. Kita sebagai orang yang merasa "normal" sebaiknya juga mulai berfokus pada POTENSI apa yang mungkin dia punya.

TUHAN pasti memberikan keistimewaan kepada setiap orang, karena DIA adalah MAHA ADIL. Apabila kita sudah mulai dapat berfokus pada POTENSI positif mereka, kita akan dapat membantu mereka mengarahkan kepada BAKAT dan keistimewaan itu, agar kelak, mereka dapat mandiri dan bahkan lebih dari itu, mereka menjadi HEBAT. Jadi, dari seorang the SPECIAL NEEDS menjadi The SPECIAL ONE.

Rabu, 11 Maret 2009

Cita-cita: Pengusaha Galangan Kapal

by Y.S. Aji Soedarsono
11 March 2009


Kakek Moyangku Seorang PELAUT...
Ke mana saja luas samudra ...


Begitulah kira-kira lagu yang membesarkan ke-BAHARI-an negeri kita. Karena negeri kita adalah berupa belasan ribu pulau besar dan kecil yang dihubungkan dengan laut, dari yang dangkal hingga laut dalam. Seharusnya tidak mengherankan kalau banyak anak muda hingga yang tua, menjadi orang-orang laut.

Menjadi orang laut, dari yang sangat sederhana, dengan perahu dayung kecil untuk menjadi nelayan di laut dangkal, hingga menjadi nahkoda kapal baja yang berbobot mati ratusan ribu ton.

Untuk itu, seharusnya kita mempunyai jutaan perahu besar dan kecil dari kayu, dari serat kaca dan juga dari bahan baja. Itu berarti kita masih sangat membutuhkan banyak galangan kapal kecil dan besar, baik untuk pemeliharaan maupun untuk pembuatannya.

Apakah tantangan dan peluang menjadi Pengusaha Galangan KAPAL?

Tantangan dan peluang menjadi Pengusaha Galangan Kapal adalah sama besarnya. Kalau kita hanya mengatakan bahwa TANTANGAN saja yang besar tentu menjadi tidak masuk akal. Walaupun pada zaman ini, ongkos naik pesawat relatif murah. Namun, bukankah sudah cukup jelas bahwa tidak semua kota pantai dapat didarati oleh pesawat?

Tantangan untuk pembuatan kapal kayu, tentu semakin lama semakin besar. Mengapa begitu? Karena, bahan kayu yang akan dipakai, semakin lama semakin habis, dan menjadi tidak layak untuk terus menebangi pohon-pohon besar di tengah suasana BUMI yang semakin MEMANAS. Pilihan lain adalah material Serat Kaca, Baja dan juga Beton Cor!

Itu berarti, tantangan bagi para perajin kapal tradisional adalah untuk belajar lebih jauh tentang bahan-bahan yang akan dijadikan alternatif, tentang prosesnya dan tentang pemeliharaannya. Jenis bahan tentu sangat berpengaruh terhadap daya apung masing-masingnya, dan juga biaya pembuatannya. Namun, bukan berarti semua hal yang baru tidak mungkin untuk dipelajari.

Kayu Ulin, mungkin termasuk kayu yang paling berat dengan BJ sekitar 1 ton/m3. Namun, menjadi sangat ringan jika dibandingkan dengan bahan baja dengan BJ 7,85 ton/m3 atau beton yang sekitar 2,3 ton/m3, tentu sangat berbeda perhitungannya. Namun, sekali lagi, bukan tidak mungkin untuk dipelajari. Bahan baja kelihatannya adalah yang masih dapat terus dikembangkan karena dapat didaur ulang. Bahan serat kaca termasuk yang paling mudah untuk memrosesnya, karena bentuk menjadi sangat beragam.

Meskipun demikian, secara umum, mungkin tidak semua pembuatan kapal kayu harus dilarang. Yang penting ada pengaturan, misalnya untuk keperluan kapal wisata bahari tradisional, bolehlah.

Bicara Peluang, seperti pada bagian awal, tentu masih sangat terbuka. Masih sangat banyak dibutuhkan kapal, untuk menghubungkan satu pulau dengan lainnya di Indonesia. Belum lagi, jika bicara harga.

Sebuah kapal Phinisi yang sudah lengkap dengan mesin, ada yang ditawarkan seharga 650 ribu Dolar Amerika! Dengan panjang yang umumnya sekitar 30 meter. Belum lagi kalau ditambah dengan kualitas kapal yang sudah teruji sejak ratusan tahun lalu, bahkan mungkin ribuan tahun.

Sebuah galangan juga dibutuhkan untuk pemeliharaan. Ke depan, mungkin, galangan kapal kayu, harus lebih dioptimalkan untuk pemeliharaan kapal.

Semakin besar galangan, tentu semakin besar tantangannya. Untuk itu perlu perhitungan ekonomi yang optimal untuk menentukan besar galangan kapal yang paling tepat untuk di Indonesia, yang disesuaikan dengan kebutuhan kapalnya.

Akhirnya, no pain , no gain. Atau dengan kata lain, tanpa tantangan maka tidak ada hasil yang diraih. Selama peluang masih ada, berarti patut dicoba. Anda BERANI?

Senin, 02 Maret 2009

Cita-Cita: PENYANYI BINTANG Lalu Feat DEBUTAN

by Y.S. Aji Soedarsono
2 March 2009


Belakangan ini, ada cukup banyak PENYANYI yang sudah TOP dan sudah bikin banyak album melakukan FEATURING penyanyi DEBUTAN. Bahkan ada yang baru bikin satu album, sudah berani FEAT dengan penyanyi DEBUTAN. Dalam pekan lalu, ada penyanyi dangdut wanita yang melakukan FEATURING dengan DEBUTAN pria. Coraknya bukan lagi dangdut tapi lebih NGEPOP.

Gejala apakah ini?
Apakah para Debutan harus mengeluarkan biaya?
Apakah FEAT juga pasti berarti SINERGI?

Jika bicara tenang gejala, maka sebenarnya ini sudah wajar saja. Tapi kenapa baru sekarang (dua atau tiga tahun belakang ini) istilah FEAT begitu menyebar dan menular? Sebenarnya dari tahun delapan puluhan (1980-an) gejalanya sudah ada. Namun, waktu itu istilah FEAT belum ada (atau orang Indon belum dengar).

Dalam konteks DreamSMART, ini semua adalah bagian dari sebuah proses panjang menuju cita-cita. Ini adalah proses MENTORING. Karena namanya Mentoring, maka ada yang menjadi Mentor dan ada yang belajar kepadanya. Oleh sang DEBUTAN, mentor adalah seorang SENIOR yang dianggap cakap dan mampu untuk menunjukkan jalan yang paling "tepat dan cepat" untuk mencapai cita-citanya. Yang jelas, sang MENTOR akan memberikan informasi tentang yang PENTING dan MENDESAK untuk diketahui oleh JUNIOR. Jika beruntung, si Junior akan mendapatkan SENIOR yang dapat menjadi seorang sahabat, guru dan sekaligus IDOLA.

Mempunyai IDOLA adalah sangat penting untuk mempercepat pencapaian cita-cita. Apalagi jika sang IDOLA dapat ditemui oleh DEBUTAN pada saat-saat tertentu untuk dimintai nasehatnya.

Apakah DEBUTAN perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan proses MENTORING dan kemudian diberi kesempatan berduet dengan sang IDOLA? Masalah biaya adalah masalah yang sensitif. Yang jelas, si Debutan akan sungguh sangat beruntung sekali jika tidak harus merogoh kantongnya. Tapi apakah benar begitu?

Yang jelas, dalam kehidupan ini, ada saja seorang SENIOR yang benar-benar ingin berbagi dengan JUNIORnya. Apakah dalam konteks resmi (dalam sebuah pelatihan) ataupun tidak resmi, dalam obrolan "ringan" namun "berbobot." Jika kita beruntung, kita dapat bertemu dengan MENTOR yang dengan sukarela berbagi. Mengapa begitu? Karena dia memang benar-benar ingin berbagi dengan ikhlas.

Apakah yang terjadi akhir-akhir ini dalam konteks BINTANG Feat DEBUTAN adalah sebuah SINERGI? Boleh jadi! Sinergi bukan sekadar CO-LABORASI. Jika CO-LABORASI hanya memakai rumus sederhana: 1+1 = 2, maka untuk SINERGI memakai rumus yang "SANGAT RUMIT."

Rumus RUMIT untuk sebuah SINERGI adalah 1+1>>2.

Jadi, kadang-kadang, kalau mereka cukup ikhlas, hasilnya adalah 4. Namun jika mereka berdua menjalani proses FEAT tersebut dengan SANGAT IKHLAS, maka hasilnya dapat saja mencapai 8 atau bahkan 100.
PERCAYA?