Jumat, 22 Januari 2010

SEJARAWAN dan IQ

by Yudistira S.A. Soedarsono
22 Januari 2010


Pada bulan Januari tahun 2010 ini saya mendapat SMS dari ANA di Probolinggo. Dia menanyakan beberapa hal yang ternyata belum ada di buku DreamSMART(R) for Teens.

Ana (Tanya): Ass. Pak Yudis, Bagaimana caranya agar dapat menjadi seorang Sejarawan?

Yudistira (Jawab): Alaikum salam. Ana, untuk menjadi seorang SEJARAWAN sebaiknya dari SMU IPS, yang mencintai pelajaran Sejarah. nanti, setelah lulus melanjutkan ke FISIP atau FIB Jurusan Sejarah.

Tanya: FISIP itu di mana?

Jawab: FISIP itu singkatan dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Jurusan itu ada di beberapa universitas yang ternama, misal di UI, UGM dan di UNAIR. Namun, ada juga yang memasukkan Jurusan Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya (d/h Fak. SASTRA), silakan dicari infonya ke universitas masing-masing.

Tanya: Pak, apakah saya termasuk orang yang FOKUS jika saya berminat di bidang Sejarah dan mengidolakan: JOANNE KATHLEEN ROWLING, penulis novel Harry Potter; dan CHAIRIL ANWAR dan M.H. RUSLI yang keduanya adalah penyair dan pejuang Indonesia?

Jawab: Sebenarnya masih masuk yang FOKUS, karena menyukai perjuangan. Memang seorang SEJARAWAN akan sangat mengidolakan totok-tokoh pejuang/sejarah. Dan kalau dia mengidolakan seorang penulis, juga masih fokus, karena ujung-ujungnya seorang SEJARAWAN harus menulis tentang sejarah yang khusus, yang dia teliti dan dia minati.

Tanya: terus, saya mau tanya lagi.. Apakah kalau pintar matematika maka IQ-nya dianggap tinggi? Dan, kalau IQ-nya tinggi apakah pintar di segala bidang?

Jawab: Tes IQ adalah sangat terkait dengan pengukuran kemampuan berhitung dan berlogika. Jadi, kalau IQ-nya tinggi memang ada kaitannya dengan kemampuan matematika yang tinggi. Tetapi, IQ yang tinggi bukan berarti dia pintar di segala hal. Tes IQ tidak mengukur kemampuan bermusik, olahraga, dan kreativitas seseorang. Yang lebih penting, IQ tidak mengukur kematangan emosi, ketekunan, adaptasi dan spiritualitas seseorang. Padahal 4 hal terakhir ini adalah yang paling menentukan KESUKSESAN.

Tanya: Pak, apakah SEJARAWAN hanya bekerja di MUSEUM?

Jawab: Tidak juga. Yang lebih punya prospek bagus adalah kalau kamu jadi dosen, lalu kuliah Master dan Doktor untuk bidang Sejarah, lalu suatu hari kamu akan menjadi seorang narasumber di TV atau seminar-seminar dalam bidang yang kamu teliti dan kamu bukukan. Jadi, sambil jadi narasumber, kamu tetap jadi dosen.