Sabtu, 10 September 2011

Cita-Cita MASTER CHEF

by YUDISTIRA SAS
10 Sept 2011


Belum lama berselang, kira-kira bulan Juli hingga Agustus 2011, di sebuah stasiun TV terkemuka, diselenggarakan lomba memasak yang diikuti oleh banyak orang dengan audisi di berbagai kota. Lomba dimulai dari 30 orang yang seiring dengan waktu, semakin lama semakin sedikit karena satu per satu peserta harus tersingkir.

Pada satu bulan terakhir, tersisa 10 peserta. Lomba semakin ketat, peserta saling bersaing untuk mengalahkan peserta lainnya. Item lomba bukan sekadar meramu atau memroses suatu bahan makanan menjadi sebuah masakan yang lezat, namun juga termasuk "plating" atau menghiasi piring dengan makanan dan garnis (hiasan) yang sangat menarik. Bahkan dalam suatu episode diadakan lomba menebak bumbu dari masakan yang sudah jadi yang dibuat oleh seorang Chef ternama. Dari sekitar 25 item bumbu, ternyata ada yang berhasil menebak 19 bumbu dengan benar, sedang peserta lainnya hanya dapat menebak 15 item atau kurang dari itu.

Bahkan pada suatu episode, ketika peserta tersisa 3 orang, yaitu Santiana, Lucky dan Agus, mereka harus menirukan masakan yang telah dibuat oleh seorang Chef dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Mereka bertiga juga harus menjadi Chef sungguhan di sebuah hotel bintang lima di Jakarta Selatan, yang restorannya dipimpin oleh Chef Vindex.

Akhirnya, pada saat Grand Final, tinggal Agus dan Lucky yang tersisa. Mereka harus saling berhadapan dengan 3 babak. Persaingan sangat ketat. Pada babak pertama, Lucky yang agak gugup harus mengakui keunggulan Agus dengan selisih 5 angka. Pada Babak ke-2, Lucky menyusul dengan angka yang cukup mencolok, sedemikian sehingga dia untuk sementara unggul 1 angka dari Agus. Penentuan akhir adalah pada babak ketiga dengan penilaian angka ganda dengan 3 orang juri (chef Marinka, Chef Juna, dan Chef Vindex) + 1 juri tamu. Juri tamu adalah seorang Chef yang sudah dikenal oleh penonton karena pernah memenangi lomba antar chef di sebuah stasiun TV beberapa tahun lalu sebanyak 9 kali berturut-turut untuk masakan Indonesia, yaitu Chef Rohendi. Kedua finalis harus menirukan masakan Tumpeng Lengkap yang telah dibuat oleh Chef Rohendi dalam tempo 3 jam.

Setelah tiba waktunya, masakan dinilai oleh keempat juri. Hasil penilaian sangat ketat dari satu juri dengan juri lain. Sampai dengan 3 juri utama, selisih angka adalah 1 point untuk keunggulan Lucky. Pada penilaian terakhir teryata Chef Rohendi memberikan nilai 18 untuk Agus dan nilai 19 untuk Lucky.

Jadilah LUCKY sebagai Master Chef Indonesia pertama dan mendapatkan hadiah Rp300juta rupiah dan beberapa hadiah lain.

Menjadi juara masak memang tidak mudah. Selain bakat meramu, mengolah dan mengenali bahan serta bumbu, juga butuh latihan rutin dan bersemangat untuk menciptakan makanan baru dengan bahan yang sama atau bahan yang sama sekali baru atau belum pernah disajikan sebagai makanan. Bahkan, penyajian sangat menentukan "menarik" atau tidaknya suatu masakan, ketika baru dilihat di atas meja. Istilahnya: dari mata, turun ke lidah lalu tertanam di hati.

Yang penting juga adalah IMPIAN yang besar yang membuat kita mau terus untuk menampilkan makanan yang MENGGIURKAN dan juga LEZAT rasanya. Dalam gaya bahasa sinestesia dikatakan: "Masakan itu terlihat LEZAT."

Chef Lucky terinspirasi oleh Omanya yang mengajarinya memasak, sedang chef Agus terinspirasi oleh ibundanya. Bahkan, yang menarik, Chef Lucky pernah menjadi seorang pencuci piring di sebuah restoran di Australia ketika dia sempat tinggal di sana. Sedangkan Chef Agus adalah seorang guru di sebuah SMK di Banjarmasin yang dikagumi oleh murid-murid bahkan oleh rekan guru lainnya.

Selanjutnya adalah bagaimana memelihara IMPIAN itu trus menerus sehingga semangat tidak pernah pudar hingga CITA-CITA tercapai.

Menjadi Chef, anda MAU?

Tidak ada komentar: