Kamis, 25 Desember 2008

Bebas Punya Cita-cita, Bebas Pilih SEKOLAH

by Y.S. Aji Soedarsono
25 December 2008


Pada dasarnya Anak-anak dan Remaja bebas untuk punya cita-cita apapun. Yang dimaksud dengan APAPUN adalah segala macam pekerjaan atau profesi yang POSITIF. Seorang anak atau remaja dapat saja punya cita-cita menjadi PENYANYI. Lalu, apakah untuk menjadi penyanyi dia harus belajar ilmu Calculus yang lumayan rumit? Jika anak lain ingin menjadi COOK lalu nantinya menjadi CHEF lalu nantinya lagi ingin punya resto sendiri, apakah dia harus masuk SMU? Jika anak yang lain lagi ingin menjadi atlet bulutangkis atau sepakbola, yang latihannya harus ekstra berat dan ekstra waktu, apakah dia harus masuk sekolah "normal" yang masuk jam 6.30 dan pulang jam 15.00?

Oleh karena cita-cita sangat beragam, bagaimana dengan sekolah anak-anak dan remaja ini?

Sekarang ini ada sangat banyak ragam sekolah. Untuk tingkat SLTA, ada SMU dan ada SMK. Berdasarkan informasi terkini, jumlah SMK akan ditingkatkan, menjadi lebih banyak dari jumlah SMU. Menurut para ahli pendidikan yang melakukan survei, siswa lulusan SMK lebih banyak yang dapat kerja langsung setelah lulus. Persentasenya mencapai 85 persen. Sebaliknya, lulusan SMU, jika yang tidak akan kuliah, maka peluangnya hanya 15 persen untuk dapat kerja setelah lulus SLTA.

Untuk menjadi COOK atau CHEF (nantinya), saya anjurkan masuk ke SMK yang ada jurusan Tata Boga-nya. Setelah lulus, dapat langsung kerja atau meneruskan ke akademi selama 3 tahun untuk jurusan yang sama.

Bagaimana dengan calon Penyanyi dan calon Atlet?

Seorang calon ATLET yang dituntut untuk dapat berlatih minimal 4 jam sehari, mungkin akan sangat kesulitan untuk dapat hidup dengan pola sekolah yang masuk pagi dan pulang sore (normal). Mereka ini membutuhkan fleksibelitas atau kelenturan dalam jadual belajar. Apalagi, zaman sekarang, seorang anak harus memelajari 16 hingga 18 pelajaran dalam satu semester! Apakah semuanya diperlukan oleh calon ATLET? Tentu saja tidak.

Demikian pula dengan Calon Penyanyi. Dia harus rajin berlatih vokal: pagi, siang, sore dan ditambah dengan latihan salah satu alat musik. Apakah mereka wajib ikut sekolah yang normal? Jika mampu dan mau, tentu saja boleh, tapi tidak wajib.

Sekarang, sudah ada sekolah alternatif yang dapat ditempuh oleh mereka yang sangat sibuk dengan jadual latihan (ini juga salah satu bentuk sekolah/pendidikan) apakah olahraga atau latihan vokal. Sekolah ini sering disebut dengan HOME SCHOOLING atau Sekolah Rumah, atau disingkat jadi HS. Di Indonesia, pelajaran yang disampaikan, diusahakan merujuk pada pelajaran Paket A untuk SD, Paket B untuk SMP dan Paket C untuk SLTA. Tentunya, mereka tidak perlu belajar 16 atau 18 pelajaran! Setelah lulus Paket C, mereka dapat diterima untuk kuliah di UGM, Jogja atau di universitas di luar negeri.

Tapi, bagaimanapun selalu saja ada kelemahan, sebagaimana kelemahan juga ada pada sekolah "normal." Ramai orang berkata bahwa anak-anak HSer akan menjadi orang yang tidak pandai bersosialisasi. Mungkin benar, mungkin tidak. Sebagaimana anak-anak sekolah "normal" dapat juga terkontaminasi karena menjadi remaja yang "sangat sosial."

Jadi, bagaimana baiknya?

Tentu, yang terbaik adalah yang paling sesuai dengan keunikan anak atau remaja yang menjalani. Orang dewasa hanya perlu membimbing untuk dapat membantu mereka menentukan cita-cita yang sangat mereka inginkan, lalu menunjukkan alternatif cara atau pendidikan yang paling tepat dan cocok bagi mereka untuk mencapai cita-cita itu. SETUJU?

Minggu, 21 Desember 2008

REMAJA Punya Cita-cita Lebih Tanggung-jawab

by Y.S. Aji Soedarsono
21 Desember 2008


Pada kesempatan ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman. Yaitu bahwa dari beberapa klien remaja yang saya tangani, ternyata saya dapat mengambil kesimpulan bahwa Remaja yang punya cita-cita akan lebih bertanggung-jawab dalam bertindak. Para REMAJA yang saya maksud ini menjadi BERBEDA dengan Remaja kebanyakan.

Mengapa Remaja yang punya cita-cita menjadi lebih bertanggung-jawab?
Dalam hal apa saja mereka bertanggung-jawab?

Seorang klien remaja saya di Bandung, yang masih duduk di kelas 12, karena dia menyadari betapa tingginya mimpi atau dream yang dia canangkan, dan dia juga menyadari betapa orangtuanya tidak akan mampu membiayainya, telah menjadi remaja yang berbeda dari teman-temannya.

Di kelas 12, setelah pulang sekolah dia menyempatkan diri untuk mencari tambahan uang yang nantinya akan dipakai untuk Perguruan Tinggi. Dia menabung. Di samping itu, dia juga rajin mencari info tentang lembaga-lembaga yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang tidak mampu.

Seorang remaja lain yang duduk di kelas 9, yang punya cita-cita menjadi Pemain Bola, juga telah menjadi BERBEDA dengan rekan-rekannya yang lain. Dia sudah dapat menjawab dengan TEPAT, ketika ditanyai:"Umur 57 kamu jadi apa?"

Jawabannya:"Saya jadi Pelatih Bola!"

Dia juga telah paham, bahwa dia harus mengikuti berbagai kegiatan yang menunjang dirinya untuk menjadi pemain bola, namun dia pun tahu bahwa dia harus dapat menyelesaikan tugas-tugas belajarnya untuk lulus SMP, dan dia pun sudah mempunyai bayangan akan masuk ke SMU yang mana. Tentu dia mencari SMU yang paling menjanjikan untuk seorang Pemain Bola.

Contoh nyata yang lebih "ngetop" adalah seorang David Beckham yang berusia 11 tahun, telah sangat mengetahui apa yang dia inginkan. Dia ingin menjadi Pemain Sepakbola di Klub Manchester United. Dia pun berlatih sangat super giat sekali. Dia memenangkan trofi pemain anak berbakat di Inggris. Dia berlatih lebih giat daripada remaja lain di kelas kursus bola tengah tahun (summer course), ketika usia 16 tahun. Ketika teman-temannya telah beristirahat, dia masih berlatih setidaknya satu jam lagi. Ketika teman-temannya telah pulang kampung setelah masa kursus, dia masih tinggal beberapa hari lagi berlatih sendiri di MU camp.

Seorang remaja yang punya cita-cita yang jelas, akan berusaha mencari IDOLA yang jelas pula. Dia pun akan mencoba membuat jadual kegiatan sehari-hari yang paling menunjang tujuannya. Dia membuat Rencana Aksi yang akan dilaksanakannya. Dia pun akan melaksanakan rencananya itu dengan lebih bersungguh-sungguh.

Bagi para remaja ini, tidak ada istilah waktu luang yang akan dipakai untuk sekadar bersenang-senang saja. Pada dasarnya, para remaja yang punya cita-cita ini hanya akan senang jika Cita-citanya tercapai. Itulah yang dia tuju. Anda SETUJU?

Jumat, 05 Desember 2008

Cita-Cita, Orang Tua vs Remaja

by Y.S. Aji Soedarsono
5 December 2008


Dalam beberapa kasus yang harus saya hadapi, sesuatu yang sangat menonjol adalah adanya perbedaan yang lebar antara cita-cita para remaja dengan cita-cita yang dibuat oleh orang tua bagi anak-anak mereka. Ada kondisi di mana remaja mengalah demi berbakti kepada ortu mereka. Namun, ada kasus di mana si remaja berkeras untuk mencapai cita-citanya sendiri meskipun sangat ditentang oleh ortunya.

Sampai-sampai, si remaja membuat pernyataan, untuk membesarkan hatinya sendiri, kira-kira seperti ini:"Tetaplah pada cita-citamu walaupun orang tua kita tidak percaya bahwa kita dapat mencapai apa yang kita mau. Kita harus yakin bahwa kita bisa..."

Dalam kasus yang lain, si remaja dengan pasrah berkata:"Pak, khan kalau kita mengikuti apa yang dikatakan orang tua berarti kita berbakti kepada mereka..."

Yang PALING menarik, ternyata para remaja mengaku bahwa sangat mungkin orang tua mereka tidak mengetahui apa kelebihan atau kehebatan anak-anak mereka. Pada kasus pertama si remaja bahkan berkali-kali bertanya kepada saya:"Pak, kok bisa ya .. orang tua saya tidak tahu kelebihan dan kehebatan saya?"

Jadi, cita-cita yang disodorkan oleh ortu bagi anak-remaja mereka adalah sesuatu yang sangat IDEAL, bagi para orang tua, walaupun belum tentu IDEAL bagi remaja yang menjalaninya.

Bagaimana sebaiknya menjembatani kedua macam kasus seperti ini?
Apa pertimbangan orang tua dalam menyodorkan cita-cita?

Nyaris PASTI, para ortu menyodorkan sesuatu yang nantinya akan memberikan kesejahteraan bagi anak-anak mereka. Ada orang tua yang melihat bahwa menjadi PEGAWAI NEGERI akan menjadikan anak-anak mereka SEJAHTERA, dapat ASKES,dan dapat PENSIUN. Ada ortu yang memikirkan masalah BIAYA yang mahal kalau misalkan anaknya kuliah di Fakultas KEDOKTERAN. Ada orang tua yang bilang bahwa kalau anaknya masuk STAN, nanti "PASTI" sejahtera, dlsb.

Dalam masalah biaya, yang mengherankan, para ortu tidak terlalu mendorong anak-remaja mereka untuk BERJUANG mencari BEASISWA, dalam keadaan ortu yang "kurang mampu." Para ortu lebih condong dan lebih sering berkata:"JANGAN masuk ke situ, biayanya MAHAL!" Bukankah lebih POSITIF jika para orang tua mengatakan:"AYO, kalau kamu mau masuk ke situ, cari BEASISWA. BERJUANGLAH untuk mendapat nilai bagus supaya kamu mudah mendapat BEASISWA! Carilah yayasan-yayasan yang menawarkan BEASISWA!"

Hal yang menarik kedua, para ortu tidak MAU belajar untuk PEKA terhadap apa yang menjadi KEHEBATAN atau GREATNESS anak-anak mereka. Mungkin karena sangat super sibuk, mereka dengan mudah berkata:"wah ... apa ya kelebihan si Anu? saya nggak terlalu merhatiin."

Sebenarnya, untuk menambah kepekaan kita sebagai orang tua masih sangat mungkin. Yang perlu kita lakukan adalah "membandingkan" dengan anak orang lain. Kita lihat kemampuan anak kita, lalu kita bandingkan dengan anak orang lain. SUDAH!

Namun, ada juga yang sudah "membandingkan" tapi yang dibandingkan hanya "KEJELEKAN" anaknya sendiri. Seorang kenalan, seorang wanita, ketika bercerita tentang anaknya, dia berkata:"Wah..anak saya nggak bisa diam, jadi mengganggu terus. Dia juga suka lupa, bahkan tanggal lahirnya aja dia suka lupa"

Namun, setelah saya desak, si ibu ini akhirnya MAU berpikir keras untuk mencari kelebihan anaknya, lalu bilang:"oya.. dia itu punya bakat nyanyi, senang ARTS, dan pernah bercita-cita untuk menjadi bintang TV macam yang di ART ATTACK!" Jadi, kesimpulan tentang kepekaan ORTU, kuncinya adalah mau mengubah paradigma melihat KEJELEKAN anak menjadi melihat KEHEBATAN anak.

Lalu, bagaimana menjembatani perbedaan cita-cita milik anak dengan cita-cita yang disodorkan oleh orang tua?

Kuncinya adalah: DISKUSI!

Sudah berapa seringkah orangtua berdiskusi tentang kelebihan anak mereka dengan si YBS (yang bersangkutan). Lalu, dilanjutkan dengan mencari tahu cita-cita mereka, lalu mencoba mencari solusi, tanpa harus memaksakan kehendak. Saran saya, pada saat remaja telah duduk di kelas 9 (3 SMP), lakukanlah sesering mungkin. Karena, setelah lulus SMP, sudah harus memilih apakah mau masuk SMK atau SMU. Jika terlambat, berarti anak anda sudah MEMASUKI jalan tertentu tapi mereka tidak tahu mereka sebenarnya mau KEMANA.

FYI, untuk SMK, setelah lulus, menurut data tahun lalu, 85 persen akan langsung masuk dunia kerja, karena mereka telah punya SKILL. Dan, mereka tetap punya kesempatan untuk kuliah pada bidang-bidang yang sesuai.

Punya waktu untuk DISKUSI?

Minggu, 23 November 2008

Cita-Cita: Pengusaha KAOS GAUL

by Y.S. Aji Soedarsono
23 November 2008


Bila anda punya cita-cita menjadi Pengusaha KAOS GAUL, maka anda termasuk orang-orang yang cerdas! Karena, mereka yang sudah BERJAYA menjadi Pengusaha KAOS GAUL di Indonesia, semuanya adalah orang-orang cerdas. Artinya, sejak mereka punya cita-cita menjadi Pengusaha KAOS GAUL, sudah sangat cerdaslah mereka.

Sebutlah SALAH TIGA dari merek-merek yang sudah EKSIS dalam dunia Kaos Gaul di Indonesia: C-59 (Bandung), DAGADU (Jokja) dan JOGER (Bali). Perhatikan: mereka saya sebutkan berdasarkan alfabetis, karena menurut saya, mereka itu, semuanya, adalah nomor 1. Merek mereka telah mempunyai pasar masing-masing. Para pendirinya adalah oranag-orang yang sangat cerdas dalam memilih kata-kata dan motif gambar yang akan mereka tampilkan pada KAOS dan aneka aksesori lainnya.

Bagaimana peluang bisnis Kaos Gaul?
Apakah ada batasnya?
Kapan harus mulai?

Peluang bisnis Kaos Gaul di Indonesia, masih sangat besar. Walau bagaimana pun yang namanya KAOS adalah salah satu dari kebutuhan hidup manusia, selain pangan dan papan. Kaos termasuk dalam kategori kebutuhan pokok, yakni kebutuhan SANDANG. Apalagi, setelah saya amati, harga jual merek-merek ini masih termasuk terjangkau. Apalagi, ditambah dengan kualitas bahan yang baik dan termasuk tahan lama. Jadi, para pembeli merasa beruntung dapat membeli SANDANG yang murah dan BAGUS.

Belum lagi, kaos-kaos gaul itu, sangat fleksibel pemakaiannya. Dari acara sangat santai sampai acara yang nyaris resmi masih bagus untuk dipakai. Bahkan, kadang-kadang, seniman memakai KAOS GAUL dalam acara resmi yang disorot televisi.

Apakah pasar di Indonesia sudah JENUH? Saya pikir tidak! Masih sangat luas pangsa pasarnya, apalagi jika kecerdasan yang ditampilkan lebih beraneka-ragam, maka akan menciptakan ceruk pasar yang baru lagi. Kreativitas yang cerdas dalam bentuk kata-kata dan gambar tidak mempunyai batasan. Sejauh imajinasi dapat menjangkau, kreativitas masih dapat dihargai.

Apalagi, jika dilihat dari cara pembuatannya yang sangat low tech, namun sudah dapat menjadi sebuah komoditas yang bagus, hampir semua orang dapat melakukannya. Jadi, low tech dan low capital. Semua tergantung kreativitas, cara pembuatan dan kemudian jika telah ada yang memakai, maka akan menjadi etalase tersendiri bagi penjual kaos dan si empunya MEREK itu.

Kapan sebaiknya memulai bisnis ini bagi yang punya cita-cita menjadi Pengusaha KAOS GAUL? Jawabnya: SEKARANG!

Orang boleh bilang sekarang adalah jaman yang semua orang sedang "menahan duit," namun orang juga membutuhkan MOTIVASI dan KATA-KATA CERDAS, serta PLESETAN (PARODI) yang akan sangat membantu orang-orang yang sedang gundah dan gulana. Untuk itu KAOS GAUL sangat diperlukan. Baik untuk si Pemakai maupun si Pembaca atau penonton KAOS GAUL itu.

Jadi, jangan takut untuk berinvestasi, jika anda memang cerdas dan punya jiwa entrepreneurship serta GAUL. Yang paling penting, anda melakukan dulu survei untuk mendapatkan "ceruk" yang belum dimasuki oleh para pengusaha KAOS GAUL yang telah malang-melintang selama ini. Anda MAU?

(Warning! VISIT INDONESIA! And get the BEAUTIES and CHALLENGES!)

Jumat, 21 November 2008

Cita-Cita: Perancang BUSANA

by Y.S. Aji Soedarsono
21 November 2008

Apa jadinya manusia di bumi ini jika tanpa selembar atau beberapa lembar daun untuk menutupi tubuhnya, pada awalnya dahulu? Mungkin dedaunan adalah rancangan busana yang pertama kali hadir bagi manusia. Tapi, jelas bukan yang terakhir. Artinya masih banyak bahan dasar, proses, corak dan genre yang dapat dipakai sebagai pembeda dalam membuat rancangan busana, baik bagi pria maupun wanita.

Kalau MILAN jadi salah satu kota mode dunia, bukan berarti tempat lain tidak ada nilai dalam soal perancangan busana. Kota-kota di Indonesia yang mempunyai latar etnik yang beragam juga dapat menawarkan suatu rancangan yang berbeda.

Apakah pernah terlintas dalam benak anda untuk punya cita-cita menjadi Perancang BUSANA? Menjadi perancang busana adalah menjadi seseorang yang BERBEDA! Berbeda karena memang harus berbeda untuk dapat disebut KREATIF dan karyanya diterima oleh masyarakat.

Bagaimana prospeknya?
Di mana belajarnya?
Apa saja genre-nya?

Prospeknya sangat CERAH! Asalkan, para perancang mempunyai bakat dan hasrat yang sama besarnya untuk KREATIF. Pasarnya tetap besar. Tidak harus diekpor. Untuk kebutuhan dalam negeri saja asalkan dikelola dengan baik, dirancang dengan kreatif, dipasarkan dan dikemas dengan menarik, dapat meraup untung.

Pernah dengar wisatawan Indonesia yang pergi ke Malaysia dan memborong baju yang berasal dari Indonesia? Kalau belum pernah, maka sekarang sudah pernah (membacanya)!

Untuk belajar menjadi perancang busana banyak caranya. Ada sekolah yang menawarkan keahlian dan sekaligus gelar. Ada yang menawarkan kreativitas tanpa gelar. Ada banyak tersebar di Jakarta, Surabaya dan Bali.

Jakarta menjadi pilihan lahan bagi para Perancang Busana karena banyak yang menawarkan jasa perancangan kepada selebritis dan VIP, yang mempunyai anggaran yang lumayan banyak. Itulah sebabnya banyak juga sekolah mode dan perancangan yang hadir di sana. Surabaya juga tidak kalah, karena merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Ada beberapa sekolah perancangan busana dan fashion di sana. Bali tentu tidak mau kalah karena mereka selalu dapat menawarkan sesuatu yang memang khas Bali dan sangat kreatif. Setidaknya ada tempat magang bagi para calon perancang busana untuk belajar kepada Perancang Busana yang telah mapan.

Aliran rancangan busana juga macam-macam. Ala Eropa dengan 4 musimnya, ala Oriental, ala Afrika (corak warna-warni yang ternyata banyak diborong), ala Nusantara (etnik termasuk batik) dan lain-lain. Bahkan, di Indonesia sudah mulai dikenal sebagai tempat Perancang Busana Muslimah yang luar biasa. Perhatikan: Ada kerudung "Mbak TUTUT", ada kerudung Profesional, kerudung Gaul, dll. Belum lagi yang menawarkan rancangan yang kontemporer, yang benar-benar beda. Itu semua belum termasuk para perancang Kaos (T-Shirt) Gaul, yang akan dibahas pada artikel yang terpisah.

Pendek kata, bagi anda yang punya bakat seni lukis, senirupa dan mempunyai cita-cita dan HASRAT yang DAHSYAT untuk menjadi Perancang Busana, dunia masih terbuka sangat luas. Anda MINAT?

Minggu, 16 November 2008

Cita-Cita: BIDAN yang SIAGA

by Y.S. Aji Soedarsono
16 November 2008


Indonesia yang punya ribuan pulau membutuhkan banyak DOKTER. Namun, ternyata bukan hanya Dokter, sebagai tenaga medis yang dibutuhkan, BIDAN yang SIAGA pun sangat dibutuhkan di seantero Nusantara.

Kalau berdasarkan data tidak resmi bahwa angka pertambahan penduduk Indonesia adalah 1.8 persen per tahun, berarti kira-kira ada 10.000 kelahiran per Hari! Jadi, memang akan sangat membutuhkan tenaga medis yang ahli dalam proses membantu kelahiran bayi.

Bagaimana prospeknya?
Bagaimana karirnya?
Anda punya cita-cita menjadi BIDAN?

Prospeknya sangat cerah. Bahkan ada Akademi Kebidanan yang berupaya menyalurkan lulusannya ke luar negeri. Biaya kuliah relatif murah. Waktu kuliah cuma 3 tahun. Syarat: wanita, tinggi minimal 150 cm dari SMU/SMA dari semua jurusan (IPA, IPS, Bahasa) boleh! SMK Kesehatan juga boleh. Yang paling penting, tidak ada cacat badan yang mengganggu saat kuliah dan bekerja. Tidak boleh buta warna, karena warna sangat penting dalam dunia kesehatan.

Karir dan pendidikan juga sangat terbuka, dengan semakin banyak rumah sakit yang bertumbuh di negeri ini. Kalau yang punya jiwa bisnis, dapat juga membangun klinik bersalin bersama dengan rekan. Dalam hal pendidikan lanjutan, biasanya mereka melanjutkan menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan kemudian meneruskan ke Magister/Master bidang Kesehatan (MKes).

Kenyataannya, sudah terbukti ada bu Bidan yang sukses membangun Klinik bersalin, dengan bekerja sama dengan dokter spesialis kebidanan dan dokter anak. Sebagian kecil saham kliniknya ada yang diberikan kepada para dokter tersebut, yang praktek di sana. Jadi, mereka bersinergi.

Namun, itu semua tidak berarti bahwa Bidan tidak perlu mengabdi kepada negeri ini. Di pelosok Nusantara pun masih membutuhkan banyak bidan. Banyak dibutuhkan Bidan yang Siaga!

Anda berMINAT?

Sabtu, 15 November 2008

Cita-Cita: Konsultan Politik

by Y.S. Aji Soedarsono
15 November 2008


Dalam 5 bulan ke depan, Indonesia akan melakukan lagi Pemilihan Umum. Sudah selayaknya, seluruh rakyat menyambut gembira. Ini adalah kesempatan untuk menentukan masa depan Indonesia, setidaknya 5 tahun ke depan.

Tentu saja, yang paling berdebar-debar, adalah para politisi, baik yang ingin menjadi anggota Legislatif, terlebih lagi yang ingin menjadi pemimpin Eksekutif (baca: Presiden).

Di luar mereka, ada juga yang sedang bersiap dan mungkin sudah aktif membantu para calon Legislatif dan calon Eksekutif. Mereka adalah para KONSULTAN POLITIK tingkat nasional. Dalam cakupan yang lebih kecil, mereka sebagian sudah berkiprah di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota, dan mungkin ada yang lebih kecil, Kecamatan dan Kelurahan. Ini adalah merupakan peluang untuk mengatasi pengangguran di masa penuh tantangan ini.

Bagaimana peluangnya ke depan?
Berapa bayaran "proyek" konsultasinya?

Latar belakang bagi yang punya cita-cita menjadi Konsultan Politik ada berbagai macam. Ada yang berlatar belakang kuliah Komunikasi Politik, Marketing, Market Research, atau juga ahli matematika statistika.

Bagaimana bayarannya?
Menurut seorang praktisi yang mempunyai latar belakang Komunikasi Politik, untuk ukuran yang sedang-sedang saja, untuk masa 4 bulan, tarifnya adalah 40 Milyar rupiah. Itu sebenarnya tergantung pada siapa yang diajukan dan di daerah mana.

Senjata utama para konsultan ini adalah survei yang dilakukan oleh para surveyor yang dibayar oleh si konsultan. Para surveyor mencari sampel data dengan menanyai masyarakat tentang calon yang sedang diusulkan. Ini adalah pekerjaan statistik. Dan, metode ini pun sudah sangat sering dilakukan oleh para praktisi Market Research, hanya yang diamati saja yang berbeda.

Idealnya, para konsultan ini menyajikan data yang benar untuk dilaporkan kepada si penyewa jasa. Kemudian, berdasarkan data, diajukan pula proposal bagaimana untuk memenangkan pemilihan. Makin sulit tantangannya, makin besar tarif untuk memenangkannya. Hal itu juga dapat termasuk biaya konsultasi pembuatan isi konsep iklan politik. Setelah konsep jelas, maka akan "dilempar" ke produser iklannya, apakah berupa video klip, narasi untuk iklan radio, baliho, atau juga poster untuk ditempel di dinding-dinding pagar yang tak bertuan.

Demikian luasnya cakupan itu membuat bisnis konsultasi politik dapat menjadi mesin untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Apalagi Indonesia mempunyai 30-an partai yang ikut serta dalam pemilu.

Apakah anda mempunyai cita-cita menjadi Konsultan Politik?

Selasa, 04 November 2008

Cita-Cita: Pengusaha BATIK

by Y.S. Aji Soedarsono
4 November 2008


Akhir pekan lalu, ketika ada sebuah keperluan di SOLO, Jawa Tengah, saya mendapat kesempatan yang cukup langka, yaitu meninjau sebuah Pabrik Batik di sana. Lokasinya di sekitar kauman atau kampung Arab. Pabriknya agak masuk ke dalam, namun setelah sampai di dalam sana, sangat lebar pabriknya. Ada dua lantai. Lantai bawah ada 4 Production Line (PL), di atas ada 2 PL.

Sebenarnya, bagaimana sih peluang usaha BATIK?

Kebetulan, di sana sedang ada proses pembuatan batik motif Parang. Sistemnya adalah printing. Cara ini relatif cepat, dan hasilnya juga bagus. Jika ada beberapa warna yang akan di cetak dengan screen, maka sebelumnya harus dipanaskan dengan pemanas yang memakai bahan bakar gas. Pemanas ini memakai roda, didorong oleh operator sepanjang PL. Hanya dengan melintasi saja sekitar 10 cm di atasnya, dan segera setelah itu dapat ditambahi dengan warna yang lain, atau kalau sudah selesai, langsung digantung di atasnya dengan batang bambu yang dikait. Ada beberapa batang bambu melintang di atas PL yang panjangnya sekitar 50 meter.

Itulah sekilas tentang suasana di dalam Pabrik Batik.
Apakah anda punya cita-cita menjadi Pengusaha BATIK?

Batik masih akan menarik, dan selalu menarik. Itulah sebabnya ada negara lain yang mengaku-aku sebagai negerinya Batik, padahal bukan. Juga, ada negara lain yang gencar memasukkan secara ilegal kain dengan corak batik, sedemikian sehingga harga menjadi sangat murah dibandingkan harga batik lokal.

Kita masih membutuhkan banyak Pengusaha Batik. Tentu untuk melestarikan, namun juga untuk menambah kreasi batik corak baru dan kontemporer, yang karena kreasinya akan mendatangkan pesona bagi para turis dan pembeli, dari dalam maupun luar negeri.

Jika masyarakat Indonesia terus menggalakkan penggunaan baju batik, bukan hanya pada hari JUMAT saja, maka banyak sekali serapan akan pakaian ini (atau baju etnik sejenis). Dengan demikian makin banyak permintaan. Jika sekarang kita anggap baru 1/7, maka jika 3 hari dalam sepekan kita memakai batik, maka daya serap pembeli batik dapat ditingkatkan menjadi 3 x lipatnya.

Dari segi harga, mungkin yang paling mahal masih batik tulis, kemudian batik cap, dan kemudian baru batik printing. Anak-anak muda Indonesia seharusnya terus diajarkan tentang BATIK, dan aneka kain etnik Indonesia lainnya. Kuncinya adalah BATIK yang KREATIF, khususnya bagi anak-anak muda.

Pelestarian Batik dan pakaian etnis nasional lainnya harus dilakukan. Pengusaha Batik yang baru pun harus disiapkan. Anda MAU?

(special thanks to Mr. Abubakar and his big family)

Rabu, 15 Oktober 2008

Cita-Cita: PENGUSAHA Pernak-Pernik Kampanye

by Y.S. Aji
15 Oktober 2008

Alhamdulillah, kita hidup di Indonesia. Mengapa? Karena sekarang ini kita adalah salah satu negara dengan jumlah partai yang paling banyak!

Lalu apa untungnya? Banyak! Khususnya bagi para pengusaha. Mereka ini dapat menawarkan aneka Jasa dan Barang yang terkait dengan Partai dan Kampanye. Kampanye dari tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi hingga Nasional.

Salah satu peluangnya adalah menjual Pernak-Pernik Kampanye.
Apakah anda punya cita-cita menjadi Pengusaha Pernak-Pernik Kampanye?
Apa kiatnya mengelola bisnis ini?

Kiat utamanya adalah: JANGAN PERCAYA pada janji para politisi. Kalau mereka janji akan membayar barang yang telah anda kirim, maka hampir pasti Anda segera BANGKRUT!

Dalam sebuah wawancara TV, seorang pengusaha mengatakan bahwa untuk barang-barang berupa pernak-pernik kampanye haruslah dengan DP (uang muka) 75 persen. Lalu, kalau sudah jadi dan akan dikirim harus melunasi dulu 25 persennya, baru setelah PASTI uang masuk, barang dapat dikirim. Dia hanya bilang:"Selama ada UANG, kami kerjakan!"

Pernak-pernik kampanye sangatlah banyak. Malah, tidak terbatas! Pembatasannya hanyalah imajinasi anda. Semakin anda dapat membayangkan bentuk pernak-pernik itu semakin banyak jenisnya. Yang paling gampang adalah PIN, Slayer, Bandana, mug, hiasan kaca mobil, gantungan kunci, dll.

Harga mungkin relatif sama dengan harga pasar, namun karena jumlahnya yang besar, maka untung pun dapat BESAR pula.

Anda yang punya Cita-cita menjadi Pengusaha Pernak-Pernik Kampanye tidak usah bingung bakal kehabisan EVENT! Bayangkan saja, satu partai akan berkampanye di seluruh Indonesia sehingga membutuhkan jutaan buah PIN bagi anggotanya! Itu belum melibatkan jenis barang yang lain. Ada Tigapuluhan propinsi dan ratusan kabupaten/kota yang tidak akan habis berkampanye dari waktu ke waktu. Apalagi, banyak politisi yang mencuri start kampanye dan masih berkampanye juga walau batas waktu sudah lewat!

Jadi Pengusaha Pernak-Pernik Kampanye adalah sebuah profesi yang patut untuk dipertimbangkan untuk dijadikan cita-cita idaman.
Anda MINAT?

Minggu, 12 Oktober 2008

Cita-Cita: SUTRADARA Iklan Kampanye

by Y.S. Aji Soedarsono
12 Oktober 2008

Bagi anda, para pemuda-pemudi yang mempunyai hobi memotret dan merekam dengan memakai kamera (still atau video) digital, anda mempunyai prospek yang sangat CERAH! Anda dapat saja merancang cita-cita anda untuk menjadi SUTRADARA Video Klip Iklan KAMPANYE politik.

Saat ini, bercita-cita menjadi Sutradara sudah menjadi fenomena. Anda tentu sudah mendengar nama-nama keren seperti HANUNG BRAMANTYO, RIRI RIZA, dan MIRA LESMANA. Memang, mereka bukan Sutradara spesialis IKLAN Kampanye. Namun, pada dasarnya mereka belajar untuk mencintai Film sejak usia muda, dan kemudian mereka belajar sungguh-sungguh untuk menjadi sutradara.

Apakah bisa terkenal karena punya cita-cita menjadi SUTRADARA Iklan Kampanye? Apakah anda nanti bisa membuat sejarah? Berapa besar nilai PROYEKnya?

Jika anda ingin menjadi terkenal karena menjadi SUTRADARA spesialis Iklan Kampanye, maka sekaranglah saatnya. Belum banyak tokoh yang terkenal saat ini. Di mana ada "kekosongan" di situ ada"peluang." Setuju?!

Janganlah kita berfikir bahwa kampanye hanya 5 tahun sekali sehingga peluangnya adalah kecil. Anda harus melihat bahwa di setiap kabupaten/kota ada orang yang berkampanye untuk DIPILIH oleh rakyatnya. Bayangkan, ada ratusan kabupaten/kota yang membutuhkan anda sebagai sutradara, apalagi jika dikalikan dengan jumlah kontestan yang ikut serta dalam pemilihan.

Ini adalah peluang BESAR!

Menurut taksiran saya, untuk tingkat nasional, nilai pembuatan Iklan Kampanye, minimal adalah ratusan juta rupiah, untuk durasi beberapa DETIK saja! Dan nanti jika anda sudah terkenal karena banyak "Jago" yang anda tampilkan "menang," maka nilai proyek anda berikutnya dapat saja meningkat menjadi milyaran rupiah untuk satu kali pembuatan masternya.

Belum lagi kalau nanti harus membuat beberapa iklan yang berbeda untuk satu orang "jago," ini berarti peluang lebih besar lagi. Bukankah menurut ilmu komunikasi harus ada tiga tahapan dalam berkomunikasi? Pertama, Awareness, Knowledge, dan Relevance. Artinya, bisa jadi akan ada tiga macam iklan, untuk satu orang "jago," namun bisa saja, untuk penghematan, seorang "jago" akan membuat sebuah iklan yang relatif panjang, yang dapat mencakup keseluruhannya.

Untuk menjadi seorang sutradara ulung, harus BELAJAR dan MAGANG. Tempat belajar yang paling dekat, adalah di IKJ atau Institut Kesenian Jakarta. Tempat ini sudah melahirkan beberapa orang HEBAT dari berbagai bidang seni, termasuk seni Sinematografi. Yang jelas, jika belajar di sana, anda akan membangun sebuah network/jejaring dengan beberapa tokoh HEBAT yang mungkin saja menjadi pengajar di sana. Jejaring adalah sangat penting dalam dunia film.

Yang jelas, berdasarkan survei, iklan di televisi adalah yang paling MASIF atau berdampak hebat terhadap publik. Jutaan orang menonton pada saat yang bersamaan. Jelas lebih heboh dari iklan KORAN. Yang jelas, koran tidak bisa berbicara sendiri. Kalau klip di Televisi, sang 'jago" dapat berbicara dengan gayanya seperti apapun yang dia ingin CITRA-kan.

Itu berarti lahan pembuatan Iklan Kampanye adalah lahan "baru" yang sangat prospektif. Anda MINAT?

Sabtu, 04 Oktober 2008

Cita-Cita: Jadi GURU Macam Bu MUSLIMAH

by Y.S. Aji Soedarsono
4 Oktober 2008


Bagi anda, anak-anak muda yang punya cita-cita mulia untuk menjadi GURU macam Bu MUSLIMAH dari Belitong, maka anda adalah calon pendidik yang LUAR BIASA. Dia tidak sekadar mendidik dengan memberikan angka-angka penilaian. Dia mendidik anak muridnya menjadi manusia yang menghargai alam, menjadi manusia yang menjadi dirinya sendiri namun yang mau untuk mempunyai Cita-cita dan tidak kenal menyerah.

Bagaimana agar menjadi LUAR BIASA semacam Bu MUSLIMAH?

Seharusnya "menjadi GURU" adalah otomatis menjadi LUAR BIASA! Mengapa?

Orang-orang Inggris tidak mempunyai padanan kata yang "pas" untuk istilah GURU. Itulah sebabnya mereka tetap memakai istilah GURU seperti apa adanya. GURU mempunyai arti yang lebih TINGGI dan MULIA daripada MASTER. Orang Inggris mempunyai istilah MASTER dan GRAND MASTER, namun untuk menggambarkan orang yang lebih LUAR BIASA dari pada keduanya mereka menyerap istilah GURU. GURU menurut mereka adalah orang yang punya ILMU dan BIJAK LAKSANA (BIJAKSANA).

Sekadar mempunyai ILMU memang lebih mudah ketimbang untuk menjadi BIJAKSANA. Memahami ILMU itu sendiri, namun juga memahami SIAPA yang sedang belajar untuk memahami ILMU itu. Sedemikian rupa sehingga yang belajar dapat merasakan manfaat sebagaimana kecerdasannya dapat menyerap dengan sebanyak-banyaknya ilmu itu.

Ketika Bu MUSLIMAH mengatakan bahwa si HARUN adalah pandai, maka dia ingin mengatakan bahwa HARUN adalah memang pandai untuk ukuran HARUN sendiri, yang artinya ILMU si HARUN terus meningkat jua. Ini adalah BIJAKSANA.

Bagi anak muda yang ingin menjadi Guru yang BIJAKSANA, dan kemudian dapat menularkan ILMU dan ke-BIJAKSANA-annya kepada anak muridnya harus melalui proses panjang.

Bu MUSLIMAH juga bukan wanita yang memuja materialisme. Dia tidak mencari HIDUP dari mendidik dan mengajar. Dia mendapatkan penghidupan dari ketrampilanya (SKILL) yang lain, yakni menjahit. Meski harus mengayuh sepeda onthel dan diiming-iming pekerjaan di sekolah yang lebih mapan, dia tetap bertahan untuk mendidik anak muridnya sendiri.

Bagi Bu MUSLIMAH, setiap anak adalah Pemimpin, yang dapat memimpin teman-temannya. Memimpin pada bidang masing-masing yang sesuai dengan diri mereka masing-masing. Itulah sebabnya MAHAR dengan sukacita menerima tugas menjadi PEMIMPIN kelompok KARNAVAL untuk ikut berlomba, dan dengan lantang berseru,"Serahkan kepada MAHAR dan ALAM ...!" Para Guru di sekolah tempat Bu MUSLIMAH mendidik, sangat tahu bahwa MAHAR adalah seorang SENIMAN genius. Pada akhirnya, dengan senjata rahasia berupa kalung "ajaib" MAHAR dan teman-temannya BERHASIL menjadi juara karnaval.

Wahai para Calon Guru yang ingin menjadi LUAR BIASA, jika harus menjadi Guru macam BU MUSLIMAH, apa kalian SANGGUP?

(sumber: buku dan film LASKAR PELANGI)

Senin, 29 September 2008

Cita-Cita: Menjadi KALIGRAFER

by Y.S. Aji Soedarsono
29 September 2008


Bulan Puasa Ramadhan tahun ini sudah nyaris lewat, namun ada suatu hal yang menggugah yang patut untuk diangkat ke permukaan. Hal ini akan menarik bagi mereka yang mempunyai jiwa seni, khususnya seni lukis, seni menulis indah dan mereka yang mempunyai kemampuan membaca tulisan Arab bahkan harus pandai membaca dan menulis tulisan Arab Gundul.

Mereka adalah anak-anak muda yang mempunyai cita-cita menjadi Kaligrafer (calligrapher). Apakah ini adalah profesi yang menjanjikan? Kalau anda tahu berapa nilai proyek kaligrafi untuk menghiasi sebuah masjid, anda pasti tergiur. Apalagi jika banyak masjid di negara ini yang belum mempunyai tulisan kaligrafi.

Berapa nilai proyeknya?

Menurut berita di televisi yang sempat saya tonton, nilai proyeknya sangat bervariasi, tergantung kepada luasan dan tingkat kesulitan yang harus diatasi oleh kelompok seniman ini. Untuk sebuah masjid atau musholah kecil, mungkin nilainya hanya belasan juta rupiah untuk sebuah proyeknya. Namun dapat anda bayangkan jika anda mendapat proyek menulis kaligrafi di beberapa masjid yang 3 atau 4 kali lebi besar dari musholah tadi.

Kabarnya, untuk masjid yang cukup besar dan termasuk menghiasi kubah lengkung bagian dalamnya, nilai proyeknya dapat mencapai ratusan juta rupiah!! Percaya?

Saya sebagai pribadi percaya saja. Anda bayangkan tingkat kesulitan untuk menuliskan kaligrafi di kubah yang melengkung, bahkan itu merupakan bukan bidang datar dan anda harus melakukannya secara "overhead". Kalau anda bayangkan anda adalah sebagai juru las, anda harus dapat mengelas secara "overhead" (di atas kepala, anda harus mendongak) tangan kiri dan kanan sama bagusnya, maka anda adalah juru las yang mahal harganya, grade 5 atau 6. Jadi bayaran yang mahal adalah pantas bagi mereka yang mempunyai jiwa seni dan keahlian.

Menurut kabar, seniman muda yang saya tonton di tv, adalah lulusan sebuah universitas Islam negeri. Namun, tentu saja tidak harus menutup kemungkinan siapapun yang pernah "mondok dan nyantri" cukup lama dan menekuni seni menulis arab secara indah juga dapat melakukannya dengan baiknya. Apalagi, secara kasat mata dapat dilihat, sebagaimana juga dalam ilmu lukisan, ada berbagai faham atau aliran dalam kaligrafi (calligraphy). Saya tidak tahu apa istilahnya, namun dapat dilihat aliran huruf yang seperti kotak dan ada huruf yang dibuat memanjang. Itu semua ada alirannya dan pasti ada pengikut alirannya.

Artinya, selama ada pesanan yang cocok dengan aliran atau kemampuan kelompok kaligrafer ini, dan selama harga masih "pantas" maka insyaALLAH proyek atau rizki akan datang. Dan tentunya insyaALLAH ada pahala juga.

Jadi bagi anda yang mempunyai kemampuan seni lukis dan seni tulis indah khususnya untuk tulisan Arab, anda dapat menjadikan KALIGRAFER sebagai pilihan cita-cita profesi. Ada Rizki dan ada Pahala di sana. Anda MAU?

Minggu, 28 September 2008

Cita-Cita: Wartawan Lalu Detektif

by Y.S. Aji Soedarsono
28 September 2008

Apakah ada di antara anda yang punya cita-cita menjadi WARTAWAN? Apakah ada di antara anda yang punya cita-cita menjadi DETEKTIF? Apakah ada yang punya cita-cita menjadi keduanya?

Kabar baiknya, sekarang ini seorang yang pernah menjadi wartawan, ternyata dapat menjadi seorang DETEKTIF!! Bahkan, menurut orang itu, dalam sebuah milis, penghasilannya dia patok dengan harga US dollar!!

Apakah ada orang yang sukses sebagai WARTAWAN dan kemudian sukses sebagai DETEKTIF? Jawabnya ada! Tapi, SIAPA?

Orang yang paling sukses menjadi WARTAWAN dan kemudian sukses menjadi DETEKTIF adalah seorang muda dari EROPA, namanya sudah sangat termasyhur di seputar jagad bumi. Namanya adalah TINTIN..

Nah, sekarang di Indonesia, sudah dapat menjadi DETEKTIF tanpa harus menjadi POLISI. Mungkin bukan menjadi detektif kriminal, tapi lebih tepat menjadi PRIVATE INVESTIGATOR (PI).

Apa saja pekerjaan INVESTIGATOR ini?
Mulai dari mengecek latar belakang seorang calon pejabat pemerintah, keadaan keluarganya, dan kadang-kadang mendapat job untuk memeriksa apakah suami seorang klien mempunyai WIL (wanita idaman lain).

Harganya tentu bervariasi. Kalau job dari perusahaan pasti dapat dipatok dengan dollar yang tinggi. Namun, kalau dapat job dari ibu-ibu yang penasaran tadi, ternyata tidak bisa terlalu mahal tarifnya.

Tapi, bagi seorang mantan wartawan INVESTIGATIF, yang suka mengejar berita dari artis atau selebritis lain, termasuk keluar-masuk ke pengadilan agama, dan pengadilan negeri, ini adalah tantangan yang sama-sama mengasyikkan.

Apalagi kalau dikombinasikan dengan "menyembunyikan" kamera untuk merekam peristiwa yang akan dijadikan bukti, pasti SUPER MENDEBARKAN dan MENGASYIKKAN!!

Nah, bagi anda yang suka hal-hal yang mendebarkan namun mengasyikkan, silakan memilih cita-cita menjadi WARTAWAN, lalu kemudian suatu saat menjadi DETEKTIF seperti TINTIN. Anda MAU?

Selasa, 23 September 2008

TAKUT BICARA CITA-CITA

by Y.S. Aji Soedarsono
23 September 2008


Beberapa minggu yang lalu, seorang klien di Bandung ber-curhat, bahwa dia baru saja ribut (berdebat) dengan ibunya, tentang cita-cita yang cocok dengannya. Tidak ada kesimpulan, dia masih tetap ingin menjadi Dokter, sementara Ibunya TIDAK setuju. Ketika saya suruh dia berdiskusi dengan guru BK di sekolah, dia bilang guru BKnya "doesn't care at all" dan galak!

Beberapa bulan lalu, seorang klien di Jakarta yang duduk di bangku SMP DILARANG oleh Ibunya untuk masuk ke Fakultas hukum. Alasannya, sederhana dan agak menyeramkan: menurut ibunya, Sarjana Hukum adalah orang-orang yang PERTAMA masuk ke NERAKA!!?

Dari MAKASSAR, setahun silam, seorang siswa kelas 12 SMA, DILARANG oleh ayahnya menjadi POLISI. Alasannya, biayanya MAHAL!!

Berapa banyak ORTU yang tidak menyetujui CITA-CITA anaknya?

Sebelum sampai pada hal itu, kembali ke awal, apa yang TAMPAK dari 3 kasus di atas, adalah sebuah puncak gunung es. Yang tampak di permukaan sangatlah sedikit. Yang masih terpendam di bawah permukaan air sangat banyak.

Apa alasan para ORTU melarang cita-cita anaknya?

Ada yang tidak setuju anaknya menjadi dokter karena biaya yang tinggi dan waktu kuliah yang relatif lama. Ada yang melarang karena filosofi "jangan mendekati NERAKA" dan ada yang melarang anaknya karena "mereka adalah keluarga Polisi, jadi anaknya juga harus jadi Polisi." Atau, "mereka keluarga Dokter, jadi anaknya juga sebaiknya menjadi DOKTER."

Apapun penyebabnya, larangan itu telah membuat para remaja menjadi TAKUT untuk bicara cita-cita dengan orang tua mereka. Bahkan takut juga berbicara dengan para guru Bimbingan dan Konseling, karena ada yang tidak perhatian terhadap cita-cita mereka.

Kalau kepada orang tua dan kepada guru takut untuk berbicara, kepada SIAPA para remaja ini dapat BICARA CITA-CITA dengan nyaman?

Cita-cita yang TINGGI dan JELAS, bahkan kalau bisa yang SMART (Specific, MEGA, Achievable, Recognizable, dan Time Framed), yang berdasarkan bakat dan minat serta HASRAT dari para remaja adalah sangat penting untuk didiskusikan. Harus ada "tempat, waktu dan orang" yang tepat untuk diajak Bicara tentang Cita-cita.

Untuk itu, para orang tua dan para guru Bimbingan dan Konseling, sangat diharapkan dapat berperan untuk mendampingi para remaja yang ingin menggapai CITA-CITA mereka.

Mengenai jumlah orang tua yang tidak setuju dengan cita-cita para anaknya, memang belum ada data hasil survei yang tepat. Namun, sekali lagi masih banyak kasus yang tidak TAMPAK.

Jadi, forum diskusi cita-cita HARUS disediakan untuk mengakomodasi kebutuhan para remaja yang ingin SUKSES. Setuju?

Selasa, 16 September 2008

Cita-Cita: TABIB atau SINSE atau DOKTER

by Y.S. Aji Soedarsono
16 September 2008


Jika anda mempunyai cita-cita untuk menjadi TABIB atau cita-cita menjadi SINSE atau yang lebih umum, cita-cita menjadi DOKTER, maka itu adalah cita-cita yang HEBAT!
Cita-cita menjadi DOKTER adalah sudah HEBAT sejak zaman dulu (jadul). Namun, sampai sekarang pun masih tetap menjadi sebuah cita-cita yang HEBAT.

Bagaimana untuk cita-cita menjadi TABIB dan SINSE?

Ketika saya hendak menuliskan tulisan ini, tiba-tiba ada SMS yang masuk dan sangat ingin untuk dibalas!

Nama pengirimnya adalah ARI.
Istimewanya, ARI punya cita-cita untuk menjadi DOKTER. Lebih istimewa lagi saat ini dia sedang sekolah di PONDOK PESANTREN!

Wah..., saya menjawab bahwa "saya belum pernah mendengar ada lulusan Pondok Pesantren yang menjadi seorang DOKTER." Tapi, dia sangat dan sangat ingin menjadi DOKTER!

Kalau lulusan Pondok Pesantren menjadi DOKTOR, saya sepertinya pernah mendengar, tapi kalau yang menjadi DOKTER yang mengobati manusia, terus-terang belum pernah dengar. Jadi dengan sangat terpaksa saya mengatakan bahwa sebaiknya ya ambil sekolah SMU jurusan IPA kalau punya cita-cita menjadi dokter.

Kalau lulusan dari Pondok Pesantren ingin menjadi TABIB atau SINSE bagaimana?

Nah, kalau ini rasanya masih SANGAT MEMUNGKINKAN.

Sebagai gambaran, Ilmu Kedokteran di Indonesia adalah ilmu dari BARAT. Tentu saja, yang membawa ke Indonesia adalah dokter-dokter dari BELANDA. Sedangkan ilmu tentang ke-TABIB-an dan ke-SINSE-an adalah ilmu dari TIMUR, minimal dari TIMUR TENGAH.

Mana yang paling HEBAT? Tentu saja yang paling HEBAT adalah ilmu dari TUHAN yang MAHA ESA. Menurut saya, tidak sepantasnya ada yang menyombongkan diri sebagai Ilmu yang paling hebat. Bukankah "di atas langit masih ada langit?" Justru, kedua kutub ilmu penyembuhan itu harus ber-SINERGI.

Ilmu kedokteran barat membutuhkan kemampuan yang HEBAT dari seorang mahasiswa dalam bidang KIMIA, BIOLOGI dan MATEMATIKA. Apakah ilmu tersebut diajarkan secara cukup memadai di PONDOK PESANTREN? Maaf, saya kurang paham. Mungkin ada pondok pesantren yang juga mengajarkan dengan cukup baik.

Untuk menjadi TABIB atau SINSE, juga membutuhkan kemampuan ilmu BIOLOGI tentang tumbuhan dan hewan serta tubuh manusia. Untuk SINSE tentu membutuhkan kemampuan ilmu membaca tulisan KANJI. Kalau TABIB dari Jazirah ARAB, tentu harus pandai membaca huruf ARAB yang gundul. Banyak ilmu yang harus dipelajari dengan perantaraan bahasa-bahasa tersebut.

Untuk yang SINSE, biasanya juga perlu memahami tentang TITIK TOTOK! Yang biasa dipakai untuk pengobatan Tusuk JARUM, pijat REFLEKSI dan juga pijat TOTOK.

Biasanya ada ramuan juga yang disediakan oleh TABIB dan SINSE, yang biasanya diambil dari alam (hewan dan tanaman).

Pada intinya, selama ketiga PROFESI di atas memang ditujukan untuk membantu mengatasi sakit yang diderita oleh para manusia, maka itu adalah profesi yang HEBAT. Tentunya membutuhkan BAKAT dan MINAT yang HEBAT untuk dapat mencapai cita-cita menjadi TABIB atau SINSE atau DOKTER.

Anda MAU?

nb: PerMenKES 1419/2005:
http://www.tenaga-kesehatan.or.id/pdf/peraturan/26.pdf

Jumat, 12 September 2008

Cita-Cita: Penyiar Radio lalu Pelawak lalu Politisi

by Y.S. Aji Soedarsono
12 September 2008


Bagi anda yang mempunyai cita-cita menjadi Politisi dan juga mempunyai cita-cita menjadi Pelawak, ternyata anda mempunyai peluang yang cukup besar jika anda sekarang ini telah menjadi seorang Penyiar Radio. Anda minta bukti?

Telah terbukti di layar kaca (televisi) bahwa banyak mantan penyiar radio, yang telah "berganti kulit" dan telah naik pangkat menjadi PELAWAK.

Sejak fenomena bahwa melawak itu dapat dipelajari, khususnya sejak dicanangkan oleh grup Bagito dan grup Patrio, banyak orang yang ingin menjadi Pelawak. Namun, jangan sembarangan. Keuntungan kedua grup tadi adalah bahwa mereka, para personilnya, semua adalah orang-orang yang telah cukup lama menjadi Penyiar Radio.

Memang belum ada data statistik, berapa besar persentase mantan penyiar radio yang telah menjadi pelawak. Ini membutuhkan studi yang cukup mendalam. Namun, biasanya mereka yang suka mendengar radio, dan mengetahui bahwa ada mantan penyiar dari radio kesayangannya yang akan nongol di Tivi, pasti mereka ingin segera menonton. Percaya?

Bahkan di layar kaca, seorang mantan penyiar radio yang telah menjadi penyiar TV, mengomentari seorang Model yang ingin mempelajari Ilmu Melawak. Si mantan penyiar radio ini cuma bilang,"Gampang...deh...pokoknya bisa dipelajari kok ..."

Setelah sukses menjadi Pelawak, apa selanjutnya. Ada yang kemudian mempunyai cita-cita menjadi pengusaha di bidang entertainmen, namun setelah sukses melawak ada juga yang ingin menjadi Anggota Dewan yang Terhormat, di Senayan. Apakah ada contohnya?

Ada!
Contohnya adalah mantan penyiar radio dan mantan pelawak yang namanya Pak Komar. Sekarang, setelah melintang di dunia legislatif, ia ingin menjadi seorang Bupati di wilayah Jawa Barat!

Nah, bagi anda yang belum mempunyai cita-cita atau yang sudah ada tapi belum cukup fokus, silakan jadikan peluang menjadi pelawak ini sebagai sebuah alternatif. Mau?

Jumat, 29 Agustus 2008

Cita-Cita: Menjadi PECATUR

by Y.S. Aji Soedarsono
29 Agustus 2008


Di bilangan Jakarta Selatan, di seputaran Lebak Bulus, ada seorang anak muda, pelajar SMU yang berusia 16 tahun, menjelang sweet seventeen, yang hobi bermain catur. Di sekolahnya dia berhasil menjadi juara Catur. Dengan begitu, dia mempunyai kesempatan untuk dikirimkan oleh sekolahnya di kejuaraan catur antar sekolah di Tangerang. Jangan kaget, karena sekolahnya sudah masuk wilayah Tangerang, atau kalau orang Jakarta bilang "udah Jakarta coret."

Dia sangat bersemangat jika bercerita tentang Catur. Dia sempat dilatih oleh mentor catur di rumahnya. Suatu hari, dia mendapat "hadiah" dua buah buku catur dari seseorang yang melihat bakatnya itu. Tentu dia sangat bergembira.

Beberapa hari kemudian dia bercerita bahwa dia telah didaftarkan oleh orangtuanya di sebuah sekolah catur yang terkenal di Kelapa Gading, yaitu Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA). Dengan bersemangat dia bercerita bahwa dia berhasil mendapat poin: 6 menang, 1 seri dan 1 kalah. Itu adalah hasil tanding dengan 4 orang murid di sana, yang baginya, adalah untuk menentukan penempatan kelas. Ini adalah prosedur standar di sana.

Ketika saya tanya, apakah mempunyai cita-cita menjadi Pecatur, dia menjawab sambil tersenyum lebar,"Kayaknya boleh juga tuh.."

Saya menimpali,"Iya..enak bisa jalan-jalan keluar negeri khan?"

Ketika saya tanya tentang pecatur idolanya, dia menjawab bahwa ia lebih menyukai KASPAROV daripada KARPOV. Menurutnya, KASPAROV lebih hebat, karena lebih bermain menyerang.

Untuk menjadi pecatur andal tingkat dunia, harus mempunyai bakat. Bukan berarti seorang dengan bakat sedang tidak bisa, namun seorang dengan bakat sedang harus bekerja dan belajar ekstra keras untuk dapat bersaing dengan Pecatur yang sangat berbakat (talented) dan yang mau belajar tekun dan berlatiih keras.

Catur memang talah mendunia (mundial). Bahkan Indonesia telah mempunyai beberapa orang Pecatur dengan gelar Grand Master (GM Chess). Bahkan, ada yang mampu mencapainya pada usia 17 tahun.

Menurut perkiraan saya, untuk mencapai gelar GM dengan bakat yang baik, membutuhkan sekitar 7 atau 8 tahun sejak pertama kali mendapat pelajaran Teori Catur moderen.

Jadi, kemungkinannya, teman kita ini akan dapat menjadi seorang GM pada saat usia sekitar 24 tahun, asalkan rajin belajar, berlatih dan bertanding dengan para pecatur hebat dari luar negeri.

Bagaimana dengan anda, MAU?

Senin, 25 Agustus 2008

Lawan ARGENTINA? PSSI-A Pasti BERANI !!!

by Y.S. Aji Soedarsono
25 Agustus 2008


Senin malam ini, ada hawa yang SANGAT SEGAR! Ia melanda stadion utama Gelora Bung KARNO. PSSI-A menang 4-0 ketika melawan Myanmar. Gol-gol yang indah telah tercipta. Indonesia kini dapat tersenyum. Karena sudah 7 tahun ini tidak pernah menang lawan Myanmar!

Ketika pertandingan usai, pemain Myanmar tertunduk lesu. Sebaliknya, semua pemain PSSI-A menegakkan kepala, tersenyum cerah, saling berpelukan, menyalami teman seperjuangan dan tak lupa menyalami pemain Myanmar. Apa RAHASIA yang disembunyikan oleh pelatih Benny Dollo (BENDOL)?

Banyak variabel (peubah) yang memengaruhi penampilan sebuah kesebelasan. Bayangkan, 11 orang ditambah 8 cadangan (saya menyebutnya bukan pemain cadangan, tapi PEMAIN TRUF), ditambah, 3 Pelatih dan asistennya, ditambah pengurus PSSI. Ini dan itu adalah variabel yang sangat banyak, yang dalam ilmu aljabar, akan sangat sulit untuk mendapatkan SOLUSI yang pasti. Makin sedikit variabel, makin mudah mencari solusinya.

Namun, apa yang ditunjukkan oleh para pemain dan ofisial, sangat BAGUS. Para pemain bermain menyerang, aktif menguasai bola (sekitar 60%). Yang menarik, dari pinggir lapangan pelatih BENDOL memberi perintah dengan kode tangan "Jangan main ATAS, tapi main BAWAH!" Mengapa?

Main BAWAH, adalah ciri permainan sepakbola dengan pemain yang tidak tinggi. Pemain kita adalah termasuk yang mempunyai postur tubuh yang tidak tinggi. Sepertinya, pak BENDOL ingin membiasakan pemain untuk bermain bola menyusur tanah dengan umpan terobosan. Hanya sesekali dibolehkan memainkan umpan panjang melambung. Kebiasaan ini menjadi penting, untuk menghadapi calon-calon pemain lawan yang bertubuh tinggi, misal dari Australia, Arab, Cina, Korea dll. Nampaknya, instruksi itu dilaksanakan dengan baik.

Pemain bermain dengan sabar, tidak tegang. Pelatih pun tidak terlalu tegang, karena dapat masih dapat berkomunikasi dengan efektif, nyaris tanpa emosi.

Apa yang selama tahun-tahun terakhir ini tidak KITA (PSSI) MILIKI?

Saya menduga, kombinasi karakter dari pak BENDOL yang menjadikan apa yang "kelihatannya" tidak ada, menjadi ADA. Pak BENDOL adalah pelatih yang bermental JUARA. Telah beberapa kali mengantarkan beberapa klub menjadi juara, minimal nyaris juara. Dia juga mempunyai karakter yang TEGAS, yang tidak mudah dipengaruhi orang lain, termasuk dalam memilih pemain. Sepertinya tidak ada pemain "Titipan" yang bermain saat ini. Dan yang pasti, dia sangat JELI dalam melihat BAKAT dari pemain yang belum pernah tampil dalam Tim Nasional sebelumnya. Terlihat jelas, karena banyak pemain muda yang baru yang direkrut menjadi anggota Tim Nasional.

Ketika direkrut menjadi Pelatih Utama PSSI-A, target yang harus dicapai pak BENDOL adalah harus dapat membawa Tim Utama PSSI masuk dalam putaran final Piala ASIA. Ini tugas berat, namun BUKAN tak MUNGKIN. Kita pernah beberapa kali pada tahun 80-an masuk ke putaran final Piala ASIA.

Untuk menjadi JUARA ASIA? Jawaban saya: BUKAN tak MUNGKIN!
Untuk menang melawan ARGENTINA? Jawaban saya: BUKAN tak MUNGKIN.

Semua tergantung kepada SINERGI dari semua variabel yang ada. Tergantung pula kepada IMPIAN dan cita-cita para Stake holder, pemain, pelatih, pengurus PSSI, dan penggemar. Harus BERANI untuk bermimpi masuk FINAL PIALA DUNIA atau JUARA Olimpiade. Kalau Nigeria bisa masuk FINAL Olimpiade, kita juga BISA!

BERANI?

Sabtu, 23 Agustus 2008

OLIMPIADE: Bersedia..SIAP...GO !!!

by Y.S. Aji Soedarsono
22 Agustus 2008


HEBAT !!
Indonesia telah berhasil mempertahankan tradisi EMAS di pesta olahraga Olimpiade. Rombongan sudah siap pulang. Sebentar lagi akan sampai di Jakarta.

Memang "belum" banyak EMAS yang dapat diperoleh oleh kontingen Indonesia. Namun, sejak 1988, setidaknya kita sudah terus-menerus mendapatkan MEDALI.

Pertanyaan kita: Bagaimana cara kita PERTAMA kali mendapatkan medali?

Medali Indonesia di tahun 1988, adalah dalam cabang Panahan. Mengapa Indonesia berhasil mendapatkan MEDALi saat itu? Jawabnya karena IMPIAN dan HARAPAN (expectation). Raihan itu tidak lepas dari Impian sang Pelatih saat itu, yaitu Almarhum Donald Pandiangan (yang baru saja wafat).

Saya masih ingat. Betapa DONALD PANDIANGAN begitu memendam DENDAM, karena Indonesia tidak jadi berangkat ke MOSKOW tahun 1980. Saat itu Olimpiade Moskow di boikot karena Uni Soviet melakukan serangan ke Afganistan. Indonesia termasuk yang memboikot. Saat itu saya masih SMP, namun kisah dendam itu masih saya ingat. Mengapa dia mendendam?

Saat itu, Donald, sebagai atlet panahan merasa YAKIN dapat meraih MEDALI EMAS untuk pertama kali bagi Indonesia. Dia YAKIN dapat mematahkan rekor sebelumnya. Dia "gagal" sebagai atlet, namun dia BERJAYA sebagai pelatih, yaitu 8 tahun setelah "kegagalannya." Jadi, 8 tahun dibutuhkan untuk menyiapkan atlet generasi berikutnya.

Ketika saya menulis judul di atas, yang saya maksud dengan "GO !!" adalah bahwa SAAT INI adalah saat yang tepat untuk memulai "MEMBURU" EMAS Olimpiade berikutnya. Selagi negara lain kebanyakan sedang bersenang-senang dengan kemenangan mereka, saat ini adalah yang paling tepat untuk memulai "perang" mendapatkan EMAS Olimpiade.

Siapa yang paling bertanggung jawab? Seharusnya ya Presiden. Kemudian Menteri Pemuda dan olahraga, lalu KONI Pusat. Memang, "memburu EMAS Olimpiade olahraga" adalah sudah menjadi tugas Presiden, tugas Menteri Pemuda dan Olahraga dan juga menjadi tugas KONI pusat.

Tugas Presiden untuk mencanangkan sekaligus mengatur Anggaran Biaya, setidaknya untuk tahun 2009. Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan KONI Pusat untuk membina, langsung atau tidak langsung. Mudah-mudahan anggaran Pendidikan yang 20 persen itu ada yang dapat dikaitkan dengan pendidikan Olah Raga!

Dulu, Donald Pandiangan memulai dengan DENDAM yang positif. Dia membangun MIMPI dan HARAPAN. Dia tidak peduli kalau ada orang yang mencemoohkannya.

Jadi, bagi mereka yang dalam waktu 4 tahun ke depan mempunyai IMPIAN dan HARAPAN untuk memenangkan EMAS Olimpiade, maka harus dari sekarang menyiapkan diri. Bagi mereka yang berusia 13 tahun, berarti nanti akan berusia 17 tahun. Sudah cukup umur.

Cabang-cabang olah raga yang PATUT untuk diberikan anggaran yang cukup adalah yang mempunyai VARIABEL yang sedikit. Yaitu cabang olah raga dengan sedikit anggota, bisa perorangan, atau bertiga.

Balap sepeda, lari, triatlon, sepeda gunung, voli pantai, renang, dll, dan tentunya cabang yang sudah pernah mendapatkan medali, panahan, bulutangkis, angkat besi dan mungkin juga angkat berat.

Buatlah MIMPI dan HARAPAN yang tinggi. Sehingga kita ingin berusaha dengan GIGIH. Biarlah orang lain mencemooh. Bukankah "Anjing menggonggong kafilah harus terus berlalu?"

Tugas KITA SEMUA untuk menemukan para pemuda-pemudi berbakat dalam olahraga, bukan hanya tugas guru olahraga. Semoga dengan ketulusan kita semua, SINERGI akan didapat.

BERANI?

Senin, 18 Agustus 2008

Tuntutlah EMAS Walau ke Negeri CINA

by Y.S. Aji Soedarsono
18 Agustus 2008


Akhirnya, Lagu INDONESIA RAYA berkumandang di arena Olimpiade Beijing. Sejak 1992, kita SUDAH berhasil mempertahankan tradisi EMAS di Olimpiade (Olimpic Games). Yang meraih EMAS kali ini adalah MARKIS KIDO/HENDRA SETIAWAN di cabang bulutangkis (badminton) di nomor GANDA PUTRA. Di nomor lain ada yang meraih PERAK dan PERUNGGU. Sementara untuk cabang ANGKAT BESI sudah lebih dulu meraih PERUNGGU.

Kabarnya, untuk kesempatan di pesta Olimpiade berikutnya, akan makin SULIT bagi Indonesia untuk meraih EMAS. Mengapa?

Ada gosip yang beredar bahwa cabang BADMINTON akan dihapuskan dari pesta akbar ini. Ini adalah kabar BAIK dan kabar BURUK. Kita bahas kabar BURUKnya dulu. Kita anggap buruk karena ini akan membuat PELUANG Indonesia MERAIH dan MENUNTUT medali EMAS menjadi semakin SULIT.

Kabar BAIKnya, ini adalah TANTANGAN. Namanya tantangan, pasti akan menciptakan PELUANG. Betul? Berapa besar peluang KITA jika tidak ada cabang BADMINTON?

Jawabnya, sebenarnya adalah SAMA BESAR dengan peluang negara lain. Percaya? Bagi anda yang tidak percaya, tidak mengapa. Bagi anda yang percaya, maka ini adalah sisi baik dari sebuah MOTIVASI.

Negara lain mempunyai MOTIVASI lebih besar daripada KITA. Dan itu terjadi bagi SEMUA cabang di negara itu. Sementara kita, yang mempunyai MOTIVASI yang KUAT dan BESAR untuk meraih medali EMAS Olimpiade hanyalah pada cabang yang sangat sedikit: Badminton, Angkat Besi, Panahan. Ada lagi?

Mengapa hanya pada cabang-cabang itu? Bukankan KITA sama-sama manusia, sama-sama MASIH harus makan dan minum, tapi kena apa mereka para atlet di semua cabang ingin MEMBUAT SEJARAH bagi negaranya. Di pihak KITA para atlet di cabang yang lain SUDAH MENYERAH sebelum berusaha! Menyerah sebelum berusaha dan sebelum bertanding adalah PENYAKIT mental. Namanya PENYAKIT, ya harus diberatas hingga TUNTAS.

Dari mana kita harus mulai untuk terus MENINGKATKAN diri untuk dapat MENUNTUT EMAS di Pesta Olimpiade? Jawabnya: MENTAL atau MOTIVASI.

Jika Michael PHELPS, yang meraih 8 emas untuk sebuah olimpiade mengatakan TIDAK ADA yang TIDAK MUNGKIN, seharusnya para atlet Indonesia juga mengatakan demikian. Mulailah dari MOTIVASI atau DORONGAN dan TARIKAN kepada Diri Sendiri untuk membuat SEJARAH.

Yang kedua, dimulai dari para Guru Olahraga di sekolah umum. Idealnya, tugas seorang guru olahraga bukan sekadar mengajari dan membuat para anak didik untuk berolahraga setiap minggu selama SEKIAN jam. Lebih dari itu, tugas seorang guru olahraga adalah sebagai Talent Scout, pencari bakat. Dia harus dapat melihat dengan segera anak-anak yang mempunyai postur yang tepat untuk cabang-cabang olahraga apapun. Kemudian dia harus berani mengusulkan dan menganjurkan dan sedikit memaksa para orang tua untuk memasukkan putra-putri yang berbakat ke klub cabang yang dimaksud. Bahkan jika memungkinkan, menganjurkan dan mengusulkan kepada Kepala Sekolah untuk membiayai iuran para anak didik yang mau ikut klub tertentu itu, menjadi semacam beasiswa olahraga. Jadi timbul SINERGI.

Mari kita belajar dari Negeri Cina. Di sana setiap anak yang mempunyai postur yang tinggi akan di arahkan menjadi olahragawan. Kalau kita lihat, postur tubuh pemain badminton dari Cina adalah yang mempunyai kaki yang panjang. Ini menjadi penting karena menjadi andalan untuk menjangkau "bola-bola" yang sulit. Juga, mereka berhasil menjaring atlet Basket yang mempunyai tubuh setinggi 2 meter lebih, yang menjadi IKON olimpide Beijing 2008, dan dia juga pemain Basket PRO di AS.

Ke tiga, adalah masalah pendidikan Olahraga. Kalau sekarang masih sedikit adanya sekolah khusus olahraga, maka idealnya setidaknya setiap ibukota propinsi mempunyai satu sekolah olahraga. Mendengar kabar bahwa pemerintah menaikkan anggaran pendidikan menjadi 20% BERSIH, neto, maka seharusnya ini termasuk pendidikan olahraga, karena olahraga juga merupakan bidang ilmu pengetahuan yang dapat membanggakan Negara, karena dapat menjadikan manusia Indonesia (baca: atlet) menjadi bermanfaat bagi negara dan bangsa dan bagi umat manusia lainnya. Bukan hanya NOBEL yang dituju oleh dunia Pendidikan. EMAS Olimpiade juga layak untuk dikejar dan dikelola oleh dunia pendidikan di Indonesia.

SETUJU?

Sabtu, 09 Agustus 2008

BANGKIT Karena KREATIF

by Y.S. Aji Soedarsono
9 Agustus 2008


Apakah anda sudah menonton film layar lebar AYAT-AYAT CINTA?
Kalau belum, sebaiknya anda coba mencari VCD atau DVD (yang asli) dan tontonlah. Pasti ada sesuatu yang menarik di sana.
Kalau sudah, berarti anda sudah menjadi bagian dari bangkitnya KREATIVITAS anak-anak bangsa INDONESIA.

Beberapa hari yang lalu (atau minggu yang lalu) di beberapa kota, tengah diadalah audisi untuk mencari para bintang layar lebar yang baru. Tentunya dengan sebuah tema khusus, yaitu untuk pembuatan film dengan judul KETIKA CINTA BERTASBIH.

Apa kaitan kedua hal tersebut di atas? Ahaa..! Bagi anda pecinta novel, anda langsung tahu, bahwa hubungan yang langsung terlihat adalah bahwa pengarang kedua novel itu adalah seorang yang membuat fenomena, yaitu HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Ketika novel Ayat-ayat Cinta mulai diketahui telah mendapat perhatian begitu banyak pembaca, ada seorang HANUNG BRAMANTYO yang mengangkat menjadi cerita layar lebar. Dan, sangat SUKSES! Banyak fenomena lain yang muncul. Ada FAHRI, seorang cowok yang lugu tapi agak sombong, ada AISYA yang sangat ihlas dan tulus, dan ada MARIA yang dekat tapi tak nampak.

Yang jelas, banyak bintang "baru" yang menjadi sangat bersinar. Di samping itu, hanya dalam hitungan 4 minggu, film itu dapat menyedot lebih dari 2,4 juta orang! Sudah merupakan pemecahan rekor nasional.

Setelah munculnya film ini, para pemeran dan pendukungnya menjadi lebih TERKENAL, bahkan harus ikut nonton bareng dengan Presiden RI. Sebuah pencapaian yang jarang terjadi.

Ketika Cinta Bertasbih, ingin mengulangi sukses seperti novel dan film terdahulu. Kini, berbeda dengan sebelumnya, akan dicari calon bintang baru untuk memerankan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Sebuah ihktiar yang positif.

Satu, dengan demikian novelnya akan lebih banyak dibeli orang! Kedua, sebuah industri dapat membangkitkan industri kedua, yaitu dari industri media cetak, mencoba sukses dalam media audio-visual. Ketiga, bibit-bibit unggul calon bintang film yang baru yang belum sempat tampil, akan terkuak dan meroket tinggi, insyaALLAH!

Kalau benar seperti yang saya bayangkan, maka dalam waktu yang relatif singkat, mungkin kurang dari 5 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi center of excellence dalam hal industri novel dan film layar lebar adaptasi dari novel, yang akan menjadi kutub yang menarik semua mata seniman di seluruh dunia.

Jadi, bagi anda yang punya cita-cita menjadi novelis, atau sutradara, atau bintang layar lebar, dan seluruh pendukung kedua industri tersebut, berjuanglah dengan kreatif, dengan berani, dengan percaya diri. Bulatkan tekad, buat Dream Staatement dan Action Plan. Lalu, kerjakan! Bangkitlah karena kreatif!

BERANI?!

Rabu, 06 Agustus 2008

Cita-Cita: Seperti CAMERON JOHNSON

by Y.S. Aji Soedarsono
Rabu, 6 Agustus 2008
antara jam 20.00-21.30 WIB

Ada SMS dari ICCANG, 16 tahun, kls 12, Makassar (0856-561 86 xxx)

ICCANG:
Assalamualaikum. Kak, Perkenalkan, saya ICCANG, kelas 12 IPA, dari Makassar. Setelah membaca buku kakak, boleh khan saya bertanya tentang masalah cita-cita saya?

Aji:
Alaikum salaam. Boleh aja. ICCANG co or ce? biar ga salah persepsi. Apa problemnya?

ICCANG:
Co kak. Begini kak, saya khan udah harus nentuin jurusan kuliah, tapi ada 3 jurusan yang buwat saya bingung, yaitu: Elektro, Informatika dan kedokteran.
Yang jelas, cita-cita akhir saya ingin buwat perusahaan besar dari gaji saya.
Kira-2 jalan tercepat utk jadi YOUNG ENTREPRENEUR jurusan apa?

Aji:
Sbentar. Apa hobi, apa pelajaran favorit/paling bagus, dan apa KEHEBATANMU (YOUR GREATNESS)?

ICCANG:
hobi: baca buku bisnis, buku biografi, main game, mendesain sesuatu.
Pelajaran yang saya sukai TIK (Teknologi Ilmu Komputer).
KEHEBATAN: desain grafis, menggambar, musik, menjalankan aplikasi kompi.

Aji:
Dan, IDOLA (IDOL) kamu yang terkait dengan cita-2 siapa?

ICCANG:
Banyak juga kak. sperti: BILL GATES, ROBERT KIYOSAKI, dan CAMERON JOHNSON.

Aji:
Coba sebutkan 1 (satu) bisnis yang dapat merangkul 3 orang tadi sekaligus! Ada?

ICCANG:
Bisnis pembuatan suatu teknologi yang baru or yang lebih berkembang.

Aji:
Kalo mau cepat, coba ambil IT. Sorry, bukan mau promosi, di tempat saya mengajar yaitu di IIUC (International Islamic University College) yang dulu dikenal sebagai STTIK MERIDIAN, kamu dapat lulus dalam waktu 3.5 tahun, sudah termasuk belajar di Malaysia. Bisa disambil bisnis juga. Sudah itu kerjanya di luar negri dulu biar dapat gaji yang gede, kalo di Indon gaji IT masih kecil aja. (Klo di Singapura minimal gaji engineer sekitar 2000 SGD. Bahkan bisa lebih). Klo masuk kedokteran, terlalu lama. Dan setelah lulus gak bisa langsung minta bayaran yang mahal. Klo masuk Elektro, sedang waktunya. Tapi udah lulus baiknya kerja di LN dulu, biar gaji gede juga.

ICCANG:
Tapi, setelah kuliah bagusnya cari kerja di mana, kalo di Indon? Ato, apa aja perusahaan IT yang ada di Indon?
Soalnya saya mau jadi aset Indon, bukan aset negara lain.

Aji:
Begini, kamu misalnya kerja di Singapur, tapi punya bisnis di Indon. Jadi bisa disambil juga.
Tapi, kalo yang IDEAL, JANGAN MELAMAR KERJA!
Caranya, buwat prestasi or kreasi yang HEBAT. Kaya' CAMERON JOHNSON.

ICCANG:
OK kak, kayaknya tujuanku udah mulai jelas. Lain kali aku nanya-2 lagi ya..?
Makasih atas segala perhatian dan bantuannya. Wassalam.

Aji:
OK, makasih juga. Boleh, anytime. Jangan lupa buat DREAM STATEMENT dan ACTION PLAN.
Oya, kalo sempat, silakan tengok blog saya di ....bla-bla (di sini maksudnya).
wassalam-aji

Selasa, 05 Agustus 2008

Punya CITA-CITA, Apakah Mimpi atau NYATA?

by Y.S. Aji Soedarsono
5 Agustus 2008

Malam ini, ada SMS dari seorang klien. Dia menyatakan bahwa dengan membuat Dream Statement, dia merasa bahwa apa ya dia impikan atau cita-citakan tidaklah real, tidak nyata?

Saya jawab,"Kenapa kamu berpikir begitu?"

Dia balas,"Gak usah dipikir juga emang begitu?"

Mengapa sang klien sampai merasa "emang gitu, .. gak real.."?

Coba kita bandingkan dengan seorang Arsitek. Pertama, dia membayangkan ada sebuah rumah, menghadap ke utara, dengan genteng warna merah, dengan cat dinding warna bata alami, dengan atap limas yang bertumpuk, karena ada dua lantai, dengan lantai semuanya marmer warna merah dan krem, dengan jendela yang lebar-lebar dengan pintu utama dua daun dari bahan jati, termasuk semua kusennya.

Kedua, dia menggambarkan semua bayangan tadi di kertas SEPIA atau KALKIR, berlembar-lembar, mulai dari pondasi, sloof, tiang-dinding-kusen, pintu, ring balok/gelagar, kuda-kuda, kaso, dan reng. Ditambah dengan gambar potongan dari berbagai arah, ditambah dengan gambar denah, ditambah dengan gambar rinci setiap finishing process. Kemudian semua gambar dibuat Cetak BIRU untuk dipakai di lapangan.

Ketiga, dia memasarkan idenya kepada pengusaha kaya yang ingin punya rumah yang ke sekian, yang menghadap utara... etc...etc.

Ke empat, dia dipercaya memimpin pembangunan rumah tersebut...mungkin selama 8 bulan hingga setahun.

Jadi, di mana letak TIDAK NYATA-nya? Semuanya REAL. Karena memang begitu proses untuk membuat nyata sebuah rencana. Ada langkah-langkah yang harus dilakukan. Bukankah SUKSES adalah PROSES itu sendiri, BETUL?

Sama dengan itu, setelah membuat Dream Statement, dilanjutkan dengan membuat RENCANA AKSI atau Action Plan. Di sini, langkah-langkah dijabarkan satu per satu sehingga semuanya menjadi sangat NYATA dan MEMANG NYATA.

Selanjutnya, bagaimana membuat semuanya terlaksana dengan baik? TEKAD yang BULAD (dengan D) adalah jawabannya. Kita yakin bahwa itu semua adalah NYATA hanya saja belum dapat kita sentuh, namun dapat kita lihat dengan MATA dan OTAK kita, dapat kita rasakan delam setiap detak jantung kita. Itu semua sudah NYATA.

Dengan TEKAD nan BULAD, kemudian diucapkan, kemudian dilakukan setiap hari sesuai rencana, menjadi kebiasaan dan akhirnya, dengan diiringi doa (untuk mendapat izin dari TUHAN YME), Cita-cita tercapai. Bukankah TUHAN juga mengatakan bahwa NIAT BAIK sudah dicatat sebagai sebuah KEBAIKAN?

Selasa, 29 Juli 2008

Cita-Cita: Menjadi PERCAYA DIRI

oleh Y.S. Aji Soedarsono
29 Juli 2008


Siapa sih yang gak pingin kayak AFGAN yang ganteng dengan lesung di pipi? Senyum atau gak senyum, lesung di pipi itu lho... gak ilang-ilang...Siapa sih gak pingin punya suara yang kata para ce' adalah suara yang seksi? Siapa sih yang gak pingin tampil keren dan kalem kayak AFGAN? Apalagi, kalau AFGAN udah mulai melantunkan lagu, dengan suaranya yang "MENYIHIR" sambil mengangkat tangannya setinggi dada untuk menyapa dan menyemangati penonton... langsung aja, penonton TERSIHIR...!

Tapi, ada yang sadar nggak sih...sebenarnya AFGAN itu masih suka grogi, kalau tampil di panggung? Kalau grogi, koq kalau di panggung tetap aja keren abizzzz? Apa si rahasianya?

Ternyata, menurut Detik dot Com, untuk meningkatkan rasa PDnya, di rumah dia berlatih sesering mungkin di depan cermin!

Jadi, bagaimana cara kita untuk meningkatkan rasa PD yang kita belum punyai? Berapa kali dalam sehari kita perlu berdiri dan berlatih di depan cermin agar muncul rasa PD?

Menurut Dale Carnegie, untuk meningkatkan rasa PD, kita harus melakukan latihan sebanyak mungkin? Sebanyak mungkin itu berapa?

Dalam sebuah kursus Berbicara di Depan Publik, Tuan Carnegie pernah melatih seorang yang pemalu, sangat pemalu hanya dalam beberapa hari. Namun, dalam beberapa hari itu si Pemalu harus melakukan perkenalan di hadapan 45 kelompok yang berbeda. Untuk tiap-tiap kelompok, dia hanya harus memperkenalkan diri selama 5 menit, tidak lebih dari itu.

Bagaimana hasilnya?
Ternyata luar biasa! Si Pemalu telah berubah. Bahkan para wartawan yang tidak mengenal si Pemalu sebelumnya, setelah si Pemalu berpidato dalam sebuah event, menjulukinya sebagai ORATOR yang hebat!

Bagaimana dengan Penyanyi?

Beberapa puluh tahun lalu, ada seorang penyanyi rock yang saat akan tampil di atas panggung, dia harus menelan obat "tertentu" agar dapat tampil PD. Dan setelah itu memang "dia" tampil PD. Tapi apakah itu adalah dia yang sebenarnya? BUKAN!

Itu bukan dia yang sebenarnya, karena dia tengah dipengaruhi oleh obat tadi. Bahkan, setelah turun dari panggung, komentar yang diberikan oleh sang Pacar kepadanya adalah:

"Kamu NGGAK hebat!...Yang hebat cuma OBAT tadi!"

Apakah kita perlu bantuan dari OBAT untuk tampil PD di panggung? Tentu saja jawabnya TIDAK. Seperti contoh yang diceritakan oleh tuan Carnegie di atas, latihan yang cukup akan membuat kita PD.

Dalam bahasa Inggris disebutkan: PRACTICE makes PERFECT.

Artinya, kalau anda bercita-cita untuk sukses (success) dan tampil "sempurna" di depan publik, maka anda harus BERLATIH!

MAU?

Jadi PENULIS (2)

oleh Y.S. Aji Soedarsono
29 Juli 2008


Ada seorang klien wanita yang baru saja lulus SMU mengirimkan SMS. Dia punya cita-cita untuk kuliah, tapi karena keterbatasan, belum dapat melaksanakannya tahun ini. Namun, di dalam hatinya dia sangat ingin menjadi penulis. Dia ingin kuliah yang searah dengan cita-citanya itu. Dia ingin kuliah di Fakultas Ilmu Budaya UI. Kita sebut saja namanya INDAH.

Salah satu idola INDAH adalah penulis tenar ANDREA HIRATA. Calon penulis mana sey yang nggak pingin bercita-cita seperti bung ANDREA? Konon kabarnya, setiap enam bulan, dia mendapatkan royalti hasil penjualan buku-bukunya senilai milyaran rupiah! Memang, hobi Indah adalah membaca novel. Tapi, selain itu dia juga senang membaca buku-buku motivasi. Saat ini, dia masih senang membaca, dan ingin terus mempersiapkan diri untuk mengikuti SPMB tahun depan. Tentu saja, dia sudah mulai mencoba untuk menulis. INDAH ingin mencapai sukses (success) seperti idolanya. Namun ada satu hal yang dia risaukan. Dia merasa tidak mempunyai koneksi dengan orang-orang penerbitan. Jadi, bagaimana caranya?

Tentu saja, saya sarankan untuk bergabung dengan salah satu komunitas penulis. Yang kebetulan saya ingat adalah komunitas Forum Lingkar Pena. Saya mendengar dan membaca bahwa komunitas ini aktif dalam membina para calon penulis.

Di samping itu, ada cara lain untuk menulis dan memublikasikan karya ke hadapan publik. Namun, cara yang satu ini tidak terlalu "aman" bagi penulis. Mengapa begitu? Karena, yang akan saya anjurkan adalah untuk memulai menulis Web Log atau lazim dikenal sebagai blog. Menulis di blog memang mengasyikkan karena dapat langsung dipublikasikan ke para pembaca di dunia maya. Hanya dalam hitungan detik setelah kita menekan tombol POSTING...tara.... tulisan akan hadir di dunia maya! Ke seantero jagad!

Keuntungan yang jelas lainnya adalah bahwa seorang yang menuliskan catatan di blog, berarti telah cukup percaya diri. Seseorang yang tidak percaya diri tentu tidak akan menulis di blog. Dia akan selalu ragu ketika akan memulai. Namun, justru itu yang harus di atasi pertama kali oleh para calon penulis blog.

Ketidaknyamanan tulisan di dunia maya, adalah bahwa sangat mudah seseorang menjiplak dan kemudian menuliskan di tempat lain seolah-olah itu adalah hasil karyanya. Ini yang disebut dengan proses Copy & Paste. Ada pengecualiannya, yaitu jika format penulisannya memakai Pdf. Lebih sulit untuk dijiplak.

Tentu saja penulis di dunia maya harus rajin ber-internet. Tentu ada biaya untuk hal ini. Jika tadinya masih GAPTEK, maka kian hari seharusnya akan semakin canggih dalam berinternet dan menulis di blog.

Beberapa waktu yang lalu, disiarkan di salah satu TV Jakarta, yaitu seorang penulis buku yang semula menuliskan perjalanannya ke berbagai negara di dunia maya, yaitu di blog-nya. Setelah cukup banyak, tulisan tadi dirangkum untuk menjadi sebuah buku.

Di lain pihak, beberapa bulan yang lalu, ada penulis blog yang kecewa, karena tulisannya tentang tempat wisata kuliner di berbagai pelosok negeri, yang datanya cukup lengkap, ternyata telah diterbitkan versi bukunya oleh "penulis" lain dan oleh penerbit tertentu. Ini menjadi contoh nyata yang tidak baik dalam dunia tulis-menulis di negeri kita.

Walau bagaimanapun, hal-hal negatif di atas seharusnya tidak memudarkan semangat para calon menulis untuk terus berkarya. Seharusnya, yang menjadi andalan mereka adalah kreativitas mereka dalam menulis. Setelah itu, memang sebuah karya harus "ditandatangani" dengan jelas dan diamankan sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara sepihak oleh orang lain.

Sekali lagi, bagi mereka yang ingin sekadar melatih logika berbahasanya di dunia maya, dengan segala risiko dan manfaatnya, tetap saya anjurkan untuk berkarya dan menulis. Dengan memulai suatu langkah kecil, maka anda telah melakukan lompatan BESAR untuk mencapai cita-cita anda menjadi seorang PENULIS.

Mari MENULIS...!

Jumat, 25 Juli 2008

Cita-Cita: ATLET atau PENELITI ?

By Y.S. Aji Soedarsono
25 Juli 2008

Belum lama berselang, kegiatan Pekan Olahraga Nasional 2008 Samarinda baru saja usai. Ada yang MENANG dan ada yang NYARIS MENANG.
Ada yang KURANG SENANG, ada yang SENANG, dan ada yang SANGAT SENANG!

Yang sangat senang, adalah para ATLET yang meraih 3 BESAR, atau medali Perunggu, Perak, dan Emas. Juga, yang dapat memecahkan REKOR, baik nasional maupun internasional (kalau ada). Setibanya di daerah masing-masing, para pemenang akan mendapat sambutan yang SANGAT MERIAH. Di samping itu, biasanya para pemimpin daerah masing-masing telah menyiapkan HADIAH lagi, yang juga sangat dinantikan oleh para ATLET.
Asyik ya...! Apa hadiahnya?

Kabarnya, ada daerah yang mengganjar peraih satu emas dengan uang senilai Rp50 juta. Bahkan, kabarnya pula, ada propinsi kaya yang mengganjar peraih satu emas dengan uang senilai Rp100 juta. Dapat anda bayangkan kalau dia meraih lebih dari satu emas!

Selain itu pula, pada tahun ini, bagi para atlet muda nasional atau pun daerah yang bermaksud belajar di universitas negeri, mereka akan mendapatkan "pengawalan" dari institusi olah raga sedemikian rupa agar dapat diterima, selain juga bahwa ia telah "masuk" standar yang ditetapkan oleh universitas itu. Dulu, tahun 1970-an, atlet hanya mendapat surat keterangan, tapi tidak "dikawal" oleh institusi olahraga terkait. Berarti sekarang sudah lebih maju.

Itu adalah sebuah halaman tentang Indonesia...

Mari kita tengok halaman lain.
Kemarin, ketika Pak Presiden SBY meninjau kawasan "industri" pertanian di kawasan SUKAMANDI, Subang, terlontar sebuah pertanyaan yang kurang-lebih seperti ini:
"Seorang peneliti untuk menghasilkan varitas unggul harus sekolah 30 tahun dan melakukan penelitian selama 7 tahun. Jika nasibnya baik, bisa menghasilkan varitas unggul. Tetapi setelah hasilnya mendapat sertifikasi dari Departemen Pertanian, penelitinya tidak mendapat apa-apa tuh, Pak."

Wah, apa betul belum ada penghargaan khusus bagi mereka para peneliti?
Kalau memang benar, bahwa belum cukup layak penghargaan bagi para peneliti tersebut, maka menjadi tidak mengherankan jika istilah LITBANG mempunyai konotasi yang selalu tidak ASYIK untuk didengarkan, yaitu SULIT BERKEMBANG.

Belum lagi, jika para peneliti itu harus menghadapi DILEMA ketika MENEMUKAN suatu teknologi, dan harus segera MENDAFTARKAN penemuan itu untuk mendapatkan Sertifikat PATEN. Untuk mendaftarkan hal itu, untuk satu penemuan, kabarnya harus mengeluarkan biaya pendaftaran puluhan juta. Itu pun, tidak langsung dapat diperoleh sertifikatnya, karena harus menunggu selama sekitar 3 tahun!

Naik KAPAL, sampe' BURMA
Sudah MAHAL, pake' LAMA!

Di lain pihak, jika dia tidak mendaftarkan dan ada orang lain yang "nyontek" dan mendaftarkan lebih dulu, maka apa yang ia lakukan menjadi SIA-SIA.

Kalau di Jepang, seperti di SUMITOMO METAL INDUSTRIES, belasan tahun lalu, penghargaan untuk sebuah usulan CARA/ALAT yang lebih baik, yang dipilih, yang dapat melakukan penghematan biaya, dalam program KAIZEN (perbaikan terus menerus) diganjar dengan hadiah sebesar 1000 Yen. Sebagai bayangan 1000 Yen adalah senilai satu porsi makan malam di resto kelas menengah di Jepang.

Artinya, kalau ada peneliti yang dapat menemukan metode atau teknologi yang dapat melakukan penghematan atau pelipatgandaan produksi pangan, sudah selayaknya mendapat ganjaran yang DUA TIMPAL, bukan hanya SETIMPAL! Timpal pertama adalah hadiah atas penemuan itu secara langsung, sedang timpal kedua adalah BIAYA untuk mendaftarkan temuan ke DITJEN HAKI DEPKUMHAM. Dengan demikian permasalahan dapat terpecahkan. Secara nyata, menurut perhitungan saya, Rp 80 juta adalah angka minimal per penemuan. Menjadi tugas para pemimpin untuk merealisasikan.

Bagi para remaja yang sedang "mencari" cita-cita dan ingin meraih sukses (success), gambaran di atas adalah fakta saat ini. Boleh jadi, dalam 10 tahun ke depan segala sesuatunya akan lebih baik dan lebih adil bagi semua.

Yang penting, pikirkan dan impikan sesuatu yang SANGAT ingin anda lakukan. Pikirkan dan impikan APA yang dapat ANDA lakukan untuk MENGUBAH DUNIA...

===
(ucapan terima kasih banyak untuk Ibu ENDANG S. dan juga Detik.com)

Jumat, 18 Juli 2008

Cita-Cita: Jadi TRAINER yang JAIM?

by Y.S. Aji Soedarsono

Siapa sih yang nggak ingin tenar seperti pak
Mario Teguh, pak Andrie Wongso, pak Hermawan Kartajaya dan pak Tung Desem Waringin?

Untunglah kita di Indonesia ini diberi karunia adanya orang-orang seperti mereka. Mereka adalah trainer andal. Oleh sebab itu banyak anak muda yang bercita-cita menjadi trainer menjadikan mereka idola-idola yang sangat memberi inspirasi.

Tentu, masih banyak tokoh lain, yang tidak dapat disebutkan satu persatu sebagai trainer dengan ciri khas masing-masing. Dan, tentunya mereka juga hebat-hebat semua.

Kalau orang-orang AS boleh berbangga dengan tokoh-tokoh trainer mereka seperti Dale Carnegie dan Stephen R. Covey, maka kita orang Indonesia boleh berbangga dengan tokoh-tokoh yang saya sebut di paragraf pertama.

Tapi, manakah yang lebih penting bagi para trainer: kepribadian (personality) atau karakter (character)? Apakah para trainer harus memakai topeng si JAIM? Apakah fenomena ICEBERG juga berlaku bagi para trainer? Bahwa apa yang terlihat di atas permukaan laut hanya sebagian kecil dari yang tersembunyi di bawah air?

Kalau ada anak muda yang bercita-cita untuk menjadi seorang trainer dan belum bergabung dengan komunitas para trainer, mungkin tidak tahu bahwa ada dinamika tertentu dalam komunitas para trainer. Ketika ada trainer senior yang menegur trainer junior dan ketika ada trainer yang penulis yang merajuk (ngambek) karena tulisannya di-copy&paste oleh trainer lain, apakah para calon trainer sudah tahu?

Kalau dalam etika para dokter, mereka saling menyapa antara mereka dengan kata-kata,"Yang terhormat para kolega..." apakah ada etika yang disepakati oleh komunitas para trainer?

Saya teringat kata-kata teman saya yang seorang psikolog,"Ji, gue ni diajarin untuk pake topeng!" Dia lulusan sebuah universitas terkemuka di Bandung. Tentunya saya tidak menyamakan antara trainer dengan psikolog yang katanya "harus" memakai topeng. Dan, tentunya tidak menyamakan bahwa semua psikolog selalu "memakai topeng." Apakah topeng itu adalah topeng si JAIM atau topeng si MAING, tidak penting.

Alangkah indahnya jika antara para trainer saling menyapa,"Yang terhormat para kolega trainer yang hebat!" Maka, keindahan akan semakin membahana hingga ke luar batas komunitas.

Indonesia saat tulisan ini dibuat, mempunyai penduduk lebih dari 220 juta orang. Kalau dihitung secara prediksi statistik misalnya yang berusia 9 tahun hingga 60 tahun membutuhkan training apapun itu, dari yang ringan sampai yang berat, maka jumlah orang yang membutuhkan training (calon trainee) adalah 158 juta orang (metode kurva normal dengan 6-sigma, dengan batas usia 0-100 tahun).

Berapa jumlah trainer di Indonesia? Adakah sampai 1000 orang? Apakah cukup perbandingan trainer dengan calon trainee yang ada? Kalau sudah ada 1000 orang berarti satu orang menangani 158.000 orang! Dan, angka ini masih akan bertumbuh setidaknya 1 persen per tahun! Kue itu semakin lama semakin membesar. Sepertinya Indonesia masih membutuhkan banyak trainer.

Tentunya dibutuhkan SINERGI (dalam bahasa Inggris SINERGY) dan bukan sekadar ko-labor-asi untuk dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang sebanyak itu.

Kalau dalam bahasa Indonesia SINERGI= di-ISI ENERGI, maka dalam bahasa Inggris boleh kita uraikan SINERGY= SINCERE ENERGY (energi yang tulus). Maka, diharapkan akan terjadi fenomena: SATU tambah SATU = SERATUS!

Dengan kesadaran adanya ketidak-sempurnaan masing-masing trainer dan adanya potensi kebutuhan (demand) yang sedemikian besar, maka SINERGI adalah kata yang harus digunakan oleh para trainer.

Bagi anak muda yang punya cita-cita untuk menjadi TRAINER yang sukses (success), silakan maju terus. Carilah MENTOR dari para trainer yang telah lebih banyak berkiprah.

MARI BERBAGI...


Kamis, 17 Juli 2008

Cita-Cita: PRESIDEN atau PEMIMPIN NASIONAL?

Akhirnya, bulan Juli 2008 ini sudah dimulai lagi masa kampanye 5 tahunan!

Dalam waktu dekat ini, kita akan sering menonton Selebritis jadi Politikus dan juga sebaliknya Politikus menjadi Selebritis. Keduanya saling membutuhkan. Yang terjadi adalah Simbiosis Mutualisme.

Lima tahun lalu, sudah banyak Selebritis yang menjadi anggota Dewan. Dalam pemilihan kali ini, pasti akan lebih banyak lagi, karena SUDAH TERBUKTI bahwa kalau partai politik menggandeng Selebritis yang tepat, maka akan lebih mudah mendapatkan pendukung.

Apa hubungannya dengan Cita-Cita?
Banyak!
Banyak orang yang bercita-cita menjadi Artis atau Selebritis. Sudah tidak perlu kita pungkiri lagi. Buktinya banyak banget acara Reality Show yang mengangkat NOBODY untuk menjadi SOMEBODY, dalam hal ini Artis.

Di lain pihak, banyak anak muda yang rajin berorganisasi akhirnya bergabung menjadi anggota partai. Banyak Talent Scout dari pihak partai yang rajin mendatangi kegiatan organisasi anak-anak muda, untuk mencari calon anggota yang berbakat. Sangat MIRIP dengan Talent Scout untuk mencari Artis. Cita-cita anak muda tadi adalah menjadi Pemimpin. Nantinya, ya menjadi Tokoh Nasional, minimal menjadi Anggota Dewan tingkat Daerah.

Saat ini, sudah mulai banyak yang mencalonkan diri menjadi PRESIDEN. Setidaknya ada 3 orang mantan Jendral yang sudah mencalonkan diri. Mereka sudah menjadi orang sipil. Tapi yang jelas, mereka adalah tokoh yang usianya lebih dari 50 tahun. Tokoh lain, ada yang masih malu-malu untuk mencalonkan diri. Ada yang menerbitkan bukunya, dengan tujuan supaya ide-idenya "dibeli" oleh masyarakat. Setidaknya IDE-nya akan terpilih, walaupun orangnya mungkin tidak. Tapi yang jelas mereka sudah "berumur" semua.

Tapi, kebanyakan dari mereka cuma bercita-cita menjadi PRESIDEN bukan untuk menjadi PEMIMPIN NASIONAL.

Apa bedanya PRESIDEN dengan PEMIMPIN NASIONAL?
Presiden jelaslah suatu jabatan tertentu yang ada dalam UUD. Sedangkan Pemimpin Nasional tidak ada dalam naskah UUD.

Yang jelas, menjadi PEMIMPIN NASIONAL tidak jelas berapa gajinya dan tidak jelas pula apa fasilitas yang akan didapat. Mungkin, ini yang membuat orang tidak tertarik menjadikannya sebagai sebuah cita-cita.

Zaman dulu waktu Indonesia baru merdeka, ada tokoh nasional yang konon kabarnya memakai baju yang ditambal! Zaman reformasi ini apakah ada orang yang ingin menjadi tokoh nasional dengan baju ditambal?

Menjadi PRESIDEN pasti banyak pembantunya, yaitu para menteri. Minister sebagai kata kerja artinya membantu atau melayani. Jadi memang kelihatannya enak menjadi PRESIDEN karena pelayannya ada 20-an orang. Kalau PEMIMPIN NASIONAL berapa orang pembantunya? Belum jelas aturan mainnya.

Tahun depan mungkin belum ada "anak muda" yang menjadi calon PRESIDEN. Tapi, lima tahun lagi mungkin sudah ada "anak muda" yang dicalonkan atau mencalonkan diri menjadi PRESIDEN. Mengapa?

Karena, saat ini mereka sedang belajar untuk memimpin. Wagub Jawa Barat sedang belajar untuk menjadi pemimpin sebuah propinsi. Umurnya masih 42 tahun, jadi lima tahun lagi akan berumur 47 tahun dan BUKAN TAK MUNGKIN ada yang mencalonkan dirinya untuk menjadi PRESIDEN. Kita lihat pula di NTB, Gubernur terpilihnya adalah seorang yang berusia 35 tahun! Kalau dia sukses dalam 5 tahun ini, boleh jadi ada yang mencalonkan dirinya menjadi PRESIDEN, minimal menjadi Menteri, yang kemudian 5 tahun berikutnya dapat diusung menjadi calon PRESIDEN, saat berumur 45 tahun.

Kesimpulan kita, bagi anak muda yang punya cita-cita untuk sukses (success) menjadi PRESIDEN atau juga yang ingin menjadi PEMIMPIN NASIONAL, harus bersabar dulu. Yang tua-tua biar "lewat" dulu! Nanti, 5 atau 10 tahun lagi silakan mencoba "memanjat" lebih tinggi lagi. Jangan lupa, cita-cita tetap harus Specific, MEGA, Achievable, Recognizable dan Time Framed: SMART.

Selasa, 15 Juli 2008

Cita-Cita: Masuk SMU Favorit...lalu..

Hari pertama pulang sekolah bagi siswa siswa baru di SMU favorit. Wajah-wajah berkeringat namun tetap ceria. Tidak ada beban, walau masih banyak tugas dari Kakak Pembimbing! Wajah mereka tetap ceria, bercanda dengan teman senasib, sambil tengok kiri-kanan waspada jangan-jangan ada senior yang ngeliatin.

Hari pertama pulang sekolah juga bagi siswa baru di SMU yang agak di pinggiran kota. Wajah juga berkeringat, ada yang ceria, tapi sebagian ada yang tidak tersenyum, tanpa rasa gembira. Satu-satunya rasa gembira, yang tidak sempat tergambar di wajah, adalah hari ini baru selesai, lepas dari incaran Kakak Pembimbing dan Kakak-kakak senior lainnya.

Mengapa di sekolah Favorit hampir semua bergembira saat pulang sekolah? Mengapa di sekolah yang agak ke pinggir, sebagian ada yang tetap cemberut?

Yang cemberut adalah mereka yang masih kecewa! Sungguh kecewa karena tidak dapat masuk ke SMU yang favorit tadi, padahal nilai UANnya sama percis dengan nilai terbawah di sana! Mereka merasa gagal karena belum berhasil mencapai cita-cita yaitu sukses (success) masuk ke sekolah favorit tadi. "Kenapa aku yang tersingkir? Kenapa bukan anak itu aja yang tersingkir? ...Uh sebel!"

Masuk SMU favorit ada enaknya. Malah mungkin banyak enaknya. Kalau kita menyebut nama sekolah kita, orang-orang sudah tahu. Kalau sekolah yang agak di pinggir tadi, begitu kita menyebut nama (nomer) sekolah kita...tanggapan orang yang bertanya,"..err...yang di mana yah..?" Pasti kita akan sebal!! Awal dari percakapan yang tak menyenangkan!

Biasanya, sekolah favorit punya dua kelebihan. Pertama, ya pasti prestasi akademiknya lah...dan yang kedua prestasi EKSKULnya. Kalau dua-duanya hebat, pastilah sangat berbangga kita orang!

Kalau sekolah (SMU) baru aja jadi favorit, biasanya karena banyak alumninya yang diterima di Universitas negeri. Lalu, orang-orang mulai menyebarkan gosip (positif), the BUZZ, obrolan tentang ke-bagus-an sekolah itu, terus menyebar dan terus dan terus...

Yang kebagian senangnya, ya antara lain juniornya yang belum lulus, dan junior yang baru aja masuk ke situ.

Memang ada SMU favorit, yang untuk masuk ke situ, nilai UANnya harus di atas 9,00 bahkan mungkin ada juga yang harus di atas 9,20. Jadi persaingan di sana pasti akan sangat sengit! Sungguh sangat sengit!

Tapi, hasilnya juga BAGUS bgt! Hampir semua lulusannya masuk universitas negeri yang favorit juga. Apalagi kalau sekolah itu didukung oleh barisan para alumninya. Pasti memang luar biasa!

Memang, untuk yang punya cita-cita masuk Universitas negeri yang favorit, salah satu langkah yang harus ditempuh adalah masuk SMU yang favorit juga. Oleh karena itu, ada sebagian anak-anak yang tadi berwajah muram, masih mendendam, dan masih memendam tekad untuk masuk ke SMU favorit tadi. Caranya?

Nanti, tunggu semester 1 habis dulu, atau paling lama tunggu kenaikan kelas. Biasanya mereka akan merengek kepada ortu masing-masing, untuk dipindah ke sekolah yang diidamkan. Dan, sebagian ORTU setuju-setuju aja tuh..

Jadi, masuk SMU favorit akan membuat mereka happy, senang, ceria, dan bangga. Dan, siapa tahu nanti bisa masuk universitas negeri yang favorit juga. Lalu, bagaimana dengan cita-cita yang lebih besar, yang SMART?
Sebagian besar mereka belum memikirkan cita-cita yang Specific, MEGA, Achievable, Recognizable, Time Framed.

So, masuk SMU favorit tanpa Cita-cita yang jelas? Kok bisa yah..?

Senin, 14 Juli 2008

Seperti KOBE BRYANT

Anda ingin seperti KOBE BRYANT?
Tahun (musim) ini ia memenangi penghargaan NBA MVP of the Year dengan 1100 point, beda cukup jauh dengan saingan terdekatnya yang punya nilai 894.

Ketika dulu usianya belum 17 tahun, cita-citanya adalah ingin main di NBA. Ketika usianya sudah 17 tahun dan sudah mengikuti ajang NBA (asosiasi Basket Amerika Serikat) dia bercita-cita untuk mendapat gelar MVP (Most Valuable Player).

Tahun ini dia berjaya meraih MVP, lantas apa kunci SUKSESnya?

Kuncinya adalah berjuang!
Berapa usianya sekarang?
Dia berumur 29 tahun, jadi dia telah berjuang selama 12 tahun lebih untuk mencapai CITA-CITA berikutnya (setelah cita-cita "ingin main di NBA"). Ketika beberapa tahun lalu anak-anak SMP dan SMA di Indon yang hobi basket sudah menjadikannya sebagai IDOLA, ternyata dia belum meraih sukses (success) menjadi MVP.

Seperti yang anda tahu, NBA adalah ajang basket yang sangat ketat persaingannya. Di AS, termasuk olah raga yang sangat disukai. Oleh karena anak-anak AS banyak yang berbadan tinggi, olah raga ini menjadi sangat populer, khususnya bagi yang suka sport. Ternyata persaingan yang ketat mengharuskan BRYANT untuk bersaing dan berjuang selama tidak kurang dari 12 tahun sebelum mendapat gelar MVP.

Ini adalah bukti bahwa dia mempunyai Kesabaran, dan mempunyai Komitmen serta Konsistensi dalam berjuang menangkap Cita-citanya. Selain itu, pada musim ini, dia telah dianggap berubah, dari seorang pemain yang individualistis, menjadi seorang yang bermain untuk TIM (team player).

Dalam konsep SINERGI, ini yang disebut Di-ISI ENERGI, sangat cocok dengan istilah itu sendiri. SINERGI= DI-ISI ENERGI. Jika ada semangat nan IKHLAS untuk berbagi bersama teman se-tim, maka TUHAN akan menambah ENERGI, maka muncullah fenomena SINERGI, yaitu:

SATU + SATU = SERATUS
GUNUNG BATU MELETUS !!

Artinya, bukan sekadar gunung batu yang diam dengan energi POTENSIALnya, namun dia menjadi suatu yang HEBAT ketika energi potensialnya diubah menjadi energi KINETIK: MELETUS!

Juga, bukan sekadar: 1 + 1 = 2
Yang macam ini hanya sebuah Kerja Bareng atau lazim disebut Ko-Laborasi.
SINERGI lebih dari sekadar KO-LABORASI.

Ternyata, bukan hanya MVP saja yang didapat. BRYANT juga tercatat sebagai pemain termuda yang mencapai poin 20.000, pada musim ini.

Untuk seorang atlit, masa 12 tahun bukan sebentar, apalagi jika dilihat dari Siklus Hidup sebagai atlit profesional. Dengan bekal Kesabaran, Konsisten, Komitmen dan Keihlasan bersama-sama teman seperjuangan, BRYANT membuktikan bahwa SUKSES dapat diraih.

Bersabar, Konsisten, Komit dan Ikhlas, anda MAU?

(sumber: Detik dot Com)

Sabtu, 12 Juli 2008

KANGEN BAND: Konsep Pengusaha MIKRE

KANGEN BAND adalah sebuah kisah SUKSES!
Band asal Lampung ini telah memutarbalikkan teori-teori lama, yang hampir pasti, yaitu kalau ingin meraih sukses (success) dalam dunia musik Indonesia, harus melalui LABEL yang BESAR. Atau setidaknya harus punya "Mentor" penyanyi atau band yang sudah Ngetop dan harus punya TAMPANG cakep.

Konsep, atau lebih tepat, apa yang dijalani (bukan sekadar konsep) oleh KANGEN BAND adalah bahwa mereka merangkak dari bawah, sangat bawah sekali. Mereka dengan modal EKSPRESI yaitu dengan lagu-lagu mereka sendiri yang mungkin BERBEDA dengan yang lain. Padahal menurut pakar Marketing, justru yang BERBEDA yang membuat sesuatu di zaman ini Sukses. Jadi modal mereka yang utama bukan UANG dan bukan CHANNEL yang punya akses langsung dengan industri musik yang ada.

Tapi, yang PASTI, mereka punya cita-cita bahwa musik mereka akan diterima oleh masyarakat. Bukti sudah ada! Banyak yang suka dengan musik mereka. Kendati mendapat beberapa komentar yang miring tentang diri mereka, tapi, menurut pengamatan saya, masih LEBIH BANYAK yang membela mereka.

Yang membela mereka adalah mereka yang suka dengan persaingan POSITIF, yang percaya dengan KEAJAIBAN, yang percaya dengan USAHA KERAS untuk SUKSES, dan mungkin juga yang percaya dengan BEDA untuk SUKSES.

Di sinilah konsep MIKRE (Mikro-Kreatif) berlangsung. Mikro, artinya berangkat dari modal kecil saja. Tidak harus dengan modal puluhan juta. Kreatif, artinya menciptakan suatu yang belum pernah ada, yang BEDA. Dengan membuat lagu-lagu yang merupakan ekspresi mereka, yang tidak harus mencontek penyanyi tetangga, kemudian yang mereka lakukan adalah MEREKAM. Merekam adalah proses pendokumentasian. Di samping itu dengan merekam disertai niat untuk membuat kaset/CD DEMO mereka mencantumkan "tanda tangan" mereka, sehingga tidak sembarang orang boleh mengakui lagu itu. Ini jelas berbeda dengan proses ngetopnya lagu "Geby/Jauh" yang tidak mempunyai "tanda tangan" sehingga banyak orang mengaku-aku sebagai pemiliknya.

Akhirnya proses MIKRE berbuah sebagaimana seharusnya. Dengan Kreativitas, mereka menarik perhatian para PEMODAL. Orang-orang industri bukan saja "melirik" tapi bahkan "melotot" untuk dapat ber-sinergi dengan mereka. Mengapa?

Karena BEDA dan ternyata sudah terbukti DITERIMA masyarakat. Dalam konteks Siklus hidup sebuah industri/produk, masih dalam tahap menanjak, belum jenuh. Sehingga masih layak untuk dikembangkan.

Dalam konteks CITA-CITA, barang siapa yang mempunyai dan percaya bahwa sesuatu yang diyakini serta dilakoni dengan sungguh-sungguh, 99,99 % akan tercapai. Ini sesuai dengan konsep spiritual "Nasib dapat diubah dan Tuhan akan mengabulkan."

Cita-cita memang harus DIYAKINI dan DILAKONI. Ditambah dengan DOA, maka CITA-CITA akan tercapai.