Jumat, 25 Juli 2008

Cita-Cita: ATLET atau PENELITI ?

By Y.S. Aji Soedarsono
25 Juli 2008

Belum lama berselang, kegiatan Pekan Olahraga Nasional 2008 Samarinda baru saja usai. Ada yang MENANG dan ada yang NYARIS MENANG.
Ada yang KURANG SENANG, ada yang SENANG, dan ada yang SANGAT SENANG!

Yang sangat senang, adalah para ATLET yang meraih 3 BESAR, atau medali Perunggu, Perak, dan Emas. Juga, yang dapat memecahkan REKOR, baik nasional maupun internasional (kalau ada). Setibanya di daerah masing-masing, para pemenang akan mendapat sambutan yang SANGAT MERIAH. Di samping itu, biasanya para pemimpin daerah masing-masing telah menyiapkan HADIAH lagi, yang juga sangat dinantikan oleh para ATLET.
Asyik ya...! Apa hadiahnya?

Kabarnya, ada daerah yang mengganjar peraih satu emas dengan uang senilai Rp50 juta. Bahkan, kabarnya pula, ada propinsi kaya yang mengganjar peraih satu emas dengan uang senilai Rp100 juta. Dapat anda bayangkan kalau dia meraih lebih dari satu emas!

Selain itu pula, pada tahun ini, bagi para atlet muda nasional atau pun daerah yang bermaksud belajar di universitas negeri, mereka akan mendapatkan "pengawalan" dari institusi olah raga sedemikian rupa agar dapat diterima, selain juga bahwa ia telah "masuk" standar yang ditetapkan oleh universitas itu. Dulu, tahun 1970-an, atlet hanya mendapat surat keterangan, tapi tidak "dikawal" oleh institusi olahraga terkait. Berarti sekarang sudah lebih maju.

Itu adalah sebuah halaman tentang Indonesia...

Mari kita tengok halaman lain.
Kemarin, ketika Pak Presiden SBY meninjau kawasan "industri" pertanian di kawasan SUKAMANDI, Subang, terlontar sebuah pertanyaan yang kurang-lebih seperti ini:
"Seorang peneliti untuk menghasilkan varitas unggul harus sekolah 30 tahun dan melakukan penelitian selama 7 tahun. Jika nasibnya baik, bisa menghasilkan varitas unggul. Tetapi setelah hasilnya mendapat sertifikasi dari Departemen Pertanian, penelitinya tidak mendapat apa-apa tuh, Pak."

Wah, apa betul belum ada penghargaan khusus bagi mereka para peneliti?
Kalau memang benar, bahwa belum cukup layak penghargaan bagi para peneliti tersebut, maka menjadi tidak mengherankan jika istilah LITBANG mempunyai konotasi yang selalu tidak ASYIK untuk didengarkan, yaitu SULIT BERKEMBANG.

Belum lagi, jika para peneliti itu harus menghadapi DILEMA ketika MENEMUKAN suatu teknologi, dan harus segera MENDAFTARKAN penemuan itu untuk mendapatkan Sertifikat PATEN. Untuk mendaftarkan hal itu, untuk satu penemuan, kabarnya harus mengeluarkan biaya pendaftaran puluhan juta. Itu pun, tidak langsung dapat diperoleh sertifikatnya, karena harus menunggu selama sekitar 3 tahun!

Naik KAPAL, sampe' BURMA
Sudah MAHAL, pake' LAMA!

Di lain pihak, jika dia tidak mendaftarkan dan ada orang lain yang "nyontek" dan mendaftarkan lebih dulu, maka apa yang ia lakukan menjadi SIA-SIA.

Kalau di Jepang, seperti di SUMITOMO METAL INDUSTRIES, belasan tahun lalu, penghargaan untuk sebuah usulan CARA/ALAT yang lebih baik, yang dipilih, yang dapat melakukan penghematan biaya, dalam program KAIZEN (perbaikan terus menerus) diganjar dengan hadiah sebesar 1000 Yen. Sebagai bayangan 1000 Yen adalah senilai satu porsi makan malam di resto kelas menengah di Jepang.

Artinya, kalau ada peneliti yang dapat menemukan metode atau teknologi yang dapat melakukan penghematan atau pelipatgandaan produksi pangan, sudah selayaknya mendapat ganjaran yang DUA TIMPAL, bukan hanya SETIMPAL! Timpal pertama adalah hadiah atas penemuan itu secara langsung, sedang timpal kedua adalah BIAYA untuk mendaftarkan temuan ke DITJEN HAKI DEPKUMHAM. Dengan demikian permasalahan dapat terpecahkan. Secara nyata, menurut perhitungan saya, Rp 80 juta adalah angka minimal per penemuan. Menjadi tugas para pemimpin untuk merealisasikan.

Bagi para remaja yang sedang "mencari" cita-cita dan ingin meraih sukses (success), gambaran di atas adalah fakta saat ini. Boleh jadi, dalam 10 tahun ke depan segala sesuatunya akan lebih baik dan lebih adil bagi semua.

Yang penting, pikirkan dan impikan sesuatu yang SANGAT ingin anda lakukan. Pikirkan dan impikan APA yang dapat ANDA lakukan untuk MENGUBAH DUNIA...

===
(ucapan terima kasih banyak untuk Ibu ENDANG S. dan juga Detik.com)

Tidak ada komentar: