Jumat, 11 Juli 2008

Cita-cita: Bisnis Studio... lalu ...Manajemen Artis

Tahun 2004, di daerah Tebet, Jakarta, saya punya teman yang jago ngebengkel. Luar biasa! Jago banget! Sebenarnya saya dikenalkan oleh teman beberapa tahun sebelumnya, sekitar tahun 1995. Mobil kesayangannya adalah Honda "setrikaan." Kemudian, sekitar tahun 2001, dia membangun sebuah studio kecil di salah satu ruang di bengkelnya. Seingat saya, ruang itu dulu adalah salah satu kamar asistennya (mekanik). Kalau tak salah juga, waktu itu tarifnya sekitar Rp 15.000,- per jamnya.

Beberapa bulan terakhir ini, saya mendapat kabar, bahwa dia sudah tidak lagi menjalankan bisnis sebagai "Pebengkel," tapi sekarang dia berprofesi sebagai MANAJER ARTIS. Rupanya, dia telah merevisi cita-citanya, yaitu ingin mencapai sukses (success) menjadi MANAJER ARTIS.

HUEBAT!
Dari seorang pebengkel, lalu bisnis studio untuk latihan menyanyi dan musik, lalu ternyata dia sudah memposisikan diri sebagai MANAJER ARTIS. Ini adalah proses Metamorfosis yang sempurna! Beda Banged!

Mengapa bisa begitu?

BISA SAJA! KENAPA TIDAK!?

Dunia entertainmen di Indonesia memang sedang meriah-meriahnya, heboh-hebohnya! Sangat banyak televisi baru yang bermunculan. Banyak di antara mereka yang mengatakan bahwa mereka berbeda dengan TV tetangga. Namun, apa yang sama?

Yang sama, adalah gemerlap daya pikatnya. Dunia TV bagaikan sinar lampu PETROMAK yang sedang dikerubuti LARON. Semua Laron ingin mendekat, sedekat mungkin dengan sang lampu pompa tersebut. Dengan banyaknya PETROMAK maka semakin banyak Laron yang mencoba terbang mendekat. Simbiosis apa yang terjadi?

Seharusnya adalah Simbiosis Mutualisme. Saling menguntungkan. Nah, ternyata, di antara para Laron, banyak yang tidak dapat melakukannya sendirian. Para LARON banyak yang membutuhkan MANAJER. Tentunya, untuk dapat konsentrasi ke "materi" yang akan dilakoni sebagai artis, mereka sulit untuk membagi waktu sebagai manajer diri-sendiri. Jadi dibutuhkan orang lain yang bertindak sebagai manajer.

LARON adalah para artis. Manajernya adalah MANAJER ARTIS. Bisnisnya disebut Bisnis Manajemen Artis. Sosok Manajer Artis, bisa siapa saja, yang penting bisa mengelola si artis. Ada sosok IBUNDA, ada sosok SUAMI, ada sosok TEMAN, ada sosok PACAR dan lain-lain. Dengan semakin banyak PETROMAK (baca:TV) yang menyala, maka semakin banyak dibutuhkan Manajer Artis yang andal.

Dunia gemerlap membawa keuntungan bagi orang-orang di sekitarnya. Itulah sebabnya, mereka itu berusaha untuk sedekat mungkin dengan sumber GEMERLAP. Seorang penyiar radio, yang saya kenal, yang kebetulan satu alumni SMA dengan saya, walaupun dia jauh di bawah saya, mengatakan bahwa dunia entertainmen adalah dunia NETWORKING. Semakin banyak jejaring yang dekat dengan sumber GEMERLAP, maka semakin cepat untuk masuk dan menanjak. Itu sudah terbukti, karena banyak koleganya (mantan penyiar radio) yang sudah masuk dalam radius kegemerlapan cahaya PETROMAK.

Tugas Manajemen Artis adalah, pada awalnya untuk mengenali bakat yang bersangkutan, kemudian mencoba menggali sisi-sisi mana yang layak untuk ditonjolkan dan untuk dijual kepada Production House atau Event Organizer. Setelah itu, tentu mengelola jadual dan mengelola BRAND masing-masing artis.

Bagaimana agar ketiga pihak: TV, Artis dan Manajemen Artis dapat sukses? Tentu jawab yang paling klise adalah SINERGI. Dengan adanya SINERGI, maka akan datang kesuksesan bagi semua pihak.

Kalau ada yang penasaran dengan "penghasilan" para Manajemen Artis, maka saya hanya dapat memberikan gambaran dari literatur yang ada dari Amerika Serikat. Disebutkan bahwa mereka akan mendapatkan 15 persen dari penghasilan Artis. Tapi, itu khan di Amrik. Kalau di sini, memang harus ada survei dari lembaga yang independen. Yang pasti, selama masih ada lampu PETROMAK yang menyala, masih banyak LARON yang akan mengerubuti. Jadi, masih banyak dibutuhkan Manajer Laron ..eh..Manajer Artis.

Anda MINAT?

Tidak ada komentar: