Senin, 06 April 2009

Sesuap NASI dan Seberkas BINTANG

by Y.S. Aji Soedarsono
6 April 2009


Seorang anak lelaki kecil bermata sipit menjajakan krupuk, kepada penumpang yang menaiki mobil mereka selepas belanja di pertokoan. Umurnya belum lagi 10 tahun. Dari kejauhan, si ibu dari anak ini memerhatikan dari kios makanan kecil di dekat mobil-mobil yang parkir itu. Kadang-kadang, tawaran diabaikan penumpang mobil, kadang-kadang ada yang membeli.

Itu adalah salah satu cara orang dewasa untuk mendidik anak-anak mereka. Mereka ingin agar anak-anak mereka nantinya dapat mandiri. Mandiri dalam arti dapat mencari SESUAP NASI, untuk dirinya dan untuk keluarganya.

Mungkin, anak tadi memang bercita-cita menjadi pedagang seperti orangtuanya.

Dengan adanya sesuap nasi inilah, maka di tiap-tiap daerah ada yang namanya UMR, Upah Minimum Regional. Artinya, seorang anak muda yang telah "selesai" sekolah, dan berjaya mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan UMR, dianggap telah dapat mandiri dengan mendapat "Sesuap Nasi."

Apakah cita-cita seseorang cukup hanya untuk mendapat Sesuap NASI?
Apa pula yang dimaksud dengan SEBERKAS BINTANG?

Well, tidak ada larangan bagi orang-orang yang bercita-cita untuk mendapat sesuap nasi. Namun, bagi yang ber-visi MEGA, tentu mereka akan menggantungkan cita-cita yang jauh lebih tinggi daripada sekadar UMR. Biasanya, capaian UMR adalah salah satu batu loncatan bagi mereka yang bercita-cita MEGA.

Adapun yang saya maksud dengan SEBERKAS BINTANG adalah suatu pencapaian yang "tidak harus meterial" atau dalam kata lain SEBERKAS BINTANG adalah sesuatu yang "besar yang tidak selalu berupa materi."

Dalam sebuah seminar, seorang pembicara asal Sidoarjo, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa seorang yang "cerdas" pastilah dapat memberikan "benefit" bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan seorang anak yang "cacat" sekalipun, yang tidak dapat bangkit dari tempat tidur, ternyata dapat memberikan benefit bagi seisi rumah, karena dia selalu membangunkan (dengan cara berteriak-teriak) dan mengingatkan seisi rumah untuk SHOLAT ketika waktunya tiba. Itulah benefit.

Benefit yang seperti itulah yang saya maksud dengan SEBERKAS BINTANG, yang telah dicapai oleh si anak yang "cacat" itu. Si anak telah berhasil memberikan "pencerahan" dalam bentuk "seberkas" cahaya yang menerangi orang-orang seisi rumahnya.

Itu berarti, banyak "orang normal" yang seharusnya mendapatkan SEBERKAS BINTANGnya masing-masing. Boleh jadi dia akan menjadi seorang pemusik andal yang dapat menggugah orang-orang ketika mendengarkan lagunya. Boleh jadi dia adalah seorang olahragawan yang menyumbangkan medali emas Olimpiade bagi negerinya, sehingga ratusan juta warga negeri itu meneteskan airmata ketika lagu kebangsaan dikumandangkan di seberang lautan. Boleh jadi dia adalah seorang penulis yang dapat membuat para pembaca tulisannya untuk melakukan tindakan yang positif. Untuk itu, dia harus peka terhadap kecerdasannya. Dia harus mengenali dirinya sendiri.

Yang jelas, SESUAP NASI dan SEBERKAS BINTANG bukanlah dua hal yang harus bertentangan. Kedua hal itu dapat dicapai sekaligus oleh orang-orang biasa sekalipun. Syukur-syukur jika seseorang yang bercita-cita MEGA juga dapat merengkuh semua hal itu termasuk yang bersifat materi sekalipun.

Dapatkanlah SESUAP NASI sebagai batu loncatan. Namun, jangan lupa untuk juga berusaha mendapatkan SEBERKAS BINTANG. Anda MAU?

Tidak ada komentar: