Rabu, 13 Mei 2009

What is your CONTRI to your COUNTRY?

by Y.S. Aji Soedarsono
13 May 2009

Kira-kira tiga minggu yang lalu, di atas busway, saya berkenalan dengan seorang ibu yang luar biasa. Kami berkenalan dan langsung, tanpa saya tanya, dia menyatakan umurnya, padahal menurut ilmu sopan-santun, adalah bijaksana untuk tidak menanyakan umur kepada seorang "lady." Dia menyatakan bahwa dia lahir tahun 40-an, berarti sudah berusia 60-an tahun.

Rupanya, dia adalah sarjana teknik lulusan sebuah institusi terkenal di Bandung. Kemudian dia mengabdi di lembaga pemerintah yang mengurusi pengairan dll. Pada tahun 1980-an, dia mendapatkan beasiswa untuk mengambil gelar master di Delft, Belanda. Setelah lulus, kembali ke tanah air dan melanjutkan pengabdian di lembaga tempatnya bekerja dulu. Kini, dia sudah pensiun.

Setelah ngobrol sana-sini, sayapun bertanya,"Wah hebat ya bu.. kalau begitu sudah banyak ya buku dan tulisan ibu?"

Dengan serta-merta dia menjawab:
"Wah.. gimana ya dik,... saya ini sibuk banget kerja untuk cari duit untuk anak-anak saya. Suami saya juga begitu." Dengan apologia dia menambahkan,"Jadi ya maaf, saya belum nulis buku.."

Lain cerita si ibu tadi, lain pula cerita seorang pemuda.

Di sebuah tayangan TV, dengan dipandu oleh bung Andy, seorang pemuda kira-kira usia hampir 40-an, diwawancarai, karena dia berprestasi sebagai seorang pembuat desain dan telah memasarkan radio yang unik.

Pemuda ini adalah sarjana desain lulusan Bandung juga. Letak keunikan radio temuannya adalah pada konsepnya. Konsepnya yang pertama adalah mendekatkan sang pemilik dengan radio itu. Kedua, bahan yang dia pakai adalah kayu sengon dan pinus. Untuk komponennya, standar. Radio yang dia buat, dipasarkan di Eropa, Amerika Utara dan Jepang. Di Eropa, sebuah radionya dipatok dengan harga sekitar 160 Euro.

Dalam desainnya, dia membuat sistem tuning yang analog, manual, bukan digital, dan tanpa remote. Bahkan, salah satu desainnya, tidak terdapat tampilan indikator apapun. Jadi, sang pemilik harus mencari-cari frekuensi radio yang dia mau dengan memakai "feeling." Hebatnya, desainnya mendapat penghargaan di Jerman. Salah satu keunggulannya, suara yang dihasilkan lebih baik dari radio plastik, karena bahan "casing"nya adalah dari kayu, yang merupakan media akustik speaker yang paling baik.

Bukan hanya itu, secara ekologis, desainnya juga lebih "ramah" lingkungan. Kok bisa ya? Khan .. pakai kayu? Ternyata, dalam setahun dia "hanya" memerlukan 100 pohon sengon dan pinus, namun, pada saat yang sama, dalam setahun itu, dia membagikan 8000 benih sengon dan pinus gratis kepada petani setempat untuk ditanam sebagai pengganti yang telah ditebang. Jadi, dia punya saldo 7900 pohon setiap tahun.

Akhirnya, jika anda bertanya-tanya tentang istilah CONTRI yang saya pakai pada judul, maka anda akan segera mengerti bahwa yang saya maksud adalah CONTRIBUTION. Jadi, saya memang sedang menanyakan kepada anda apakah KONTRIBUSI anda kepada NEGERI ini.

Anda ingin seperti si Ibu atau si PEMUDA?

Tidak ada komentar: