Selasa, 03 Juni 2008

CURHAT CITA-CITA

Apa yang saya ceritakan ini adalah true story, bukan fabel-hewan.

Cerita ini saya ambil sarinya dari tayangan televisi tentang kehidupan gajah di Afrika. Di sebuah taman nasional di mana terdapat populasi gajah yang mulai tidak terkendali. Para pengawas melangsungkan rapat, bagaimana agar populasi gajah tidak berlebihan.

Akhirnya, diputuskan bahwa pengawas taman nasional mendapat mandat untuk "mengeliminasi" gajah-gajah yang telah tua dan dewasa, dan tidak "mengeliminasi" gajah remaja dan gajah bayi. Eksekusi telah dilakukan dengan baik. Jumlah gajah telah menurun.

Beberapa bulan kemudian, ada kejadian aneh. Ada temuan beberapa badak yang mati dengan luka pada tubuhnya, seperti di serang oleh gajah. Di beberapa tempat ada cukup banyak pohon yang rubuh dengan bekas paksaan, seperti habis didorong oleh gajah.

Para pengawas kemudian disebar untuk mengawasi kawanan gajah yang tersisa. Ternyata memang ada sekelompok gajah yang melakukan "teror" memburu badak dan merubuhkan pohon. Setelah diamati ternyata mereka adalah gajah remaja yang dulu para orang tuanya telah dieksekusi. Mereka adalah gajah-gajah yatim-piatu. Celakanya, tidak ada gajah dewasa berpengalaman di antara mereka.

Para pengawas pun mencoba menyimpulkan. Bahwa mereka harus mendatangkan beberapa gajah dewasa untuk kelompok ini. Tak lama kemudian didatangkan beberapa ekor gajah dewasa.

Ternyata, memang AMPUH. Gajah remaja menjadi tenang, tidak lagi memburu badak dan tidak merubuhkan pohon. Mengapa mereka berhenti melakukan itu?

Ternyata, mereka sedang sibuk "curhat" kepada para gajah dewasa, sehingga lupa untuk memburu badak dan merubuhkan pohon. Setelah "curhat", mereka menjadi tenang.

Ternyata bukan hanya gajah yang berperilaku seperti itu. Manusia pun mempunyai kecondongan untuk melakukan hal itu. Para remajanya membutuhkan "tempat dan waktu" untuk dapat curhat kepada "orang yang mereka sukai."

Dalam hal ini termasuk Curhat tentang Cita-cita.
Seorang klien (si B) yang telah sempat curhat kepada saya, beberapa hari kemudian menanyakan apakah ada salah seorang temannya yang menghubungi saya. Dia menanyakan apakah ada temannya (si D) yang menghubungi saya. Memang, si D telah menghubungi saya dengan isi curhat yang panjang, bahkan kami sepakat untuk men-skors diskusi or curhat untuk dilanjutkan esok harinya. Si D membutuhkan teman untuk berbagi dengan orang dewasa yang dia yakini dapat memberikan solusi bagi masalah yang dia hadapi, dia tidak yakin untuk mendapat solusi jika hanya curhat kepada teman sebayanya. Dia ingin curhat tentang cita-citanya, tentang masa depannya.

Pada akhir curhat, saya mempunyai kesan bahwa si D telah lebih optimis tentang masa depannya, termasuk untuk "mengubah dunia." Dia adalah seorang yang idealis, sensi dan cukup logis dalam berfikir. Dengan bekal itu dia akan mencoba menaklukkan tantangan yang ada, mirip dengan kisah gajah-gajah di atas.

Yang tidak kalah penting adalah, dia mempunyai seorang teman yang memerhatikannya (si B) yang dengan sukarela mencoba membantu, setidaknya dengan memberikan sebuah nomor HP.

Seorang teman yang sebaya ataupun seorang pembimbing yang telah matang, jika keduanya mempunyai kepekaan untuk membantu para remaja (lain) di sekitarnya tentu akan sangat membantu permasalahan para remaja. Para remaja yang mempunyai tujuan dan mendapat alternatif solusi atas tantangan yang sedang dihadapi, pasti lebih baik daripada yang bingung dan tidak punya "pegangan."

Tidak ada komentar: