Jumat, 06 Juni 2008

PEMBICARA dan PENULIS

Hari Jum'at, sore hari, sekitar jam 5-an, suasana di CITOS (Cilandak Town Square) cukup ramai. Kebetulan sedang ada acara show di lobi utamanya yang berbentuk lingkaran. Cuaca cukup ramah. Sore itu saya melakukan Rendesvous di sana dengan salah satu anggota keluarga besar saya. Dialah yang pertama kali meminta untuk ketemu dengan saya, ya... saya langsung tangkap! Karena, kami di keluarga besar sedang membutuhkan banyak anggota "muda" untuk berpartisipasi.

Pria yang saya tunggu ini, usianya sekitar 39 tahun. Dia adalah seorang Pembicara (speaker) yang baik, karena terbukti sebagai seorang pemimpin dari "beberapa" orang agen asuransi, telah mempunyai 200-an anggota. Kalau di MLM pasti disebut dengan Down Line. Jadi, tak ada keraguan lagi, dia pasti seorang Pembicara yang baik. Mari kita sebut dia dengan Mr. D.

Setelah bersua, barulah terungkap, bahwa Mr. D sangat ingin berbagi cerita tentang ke-berjaya-annya mengelola ratusan agen. Namun, kendalanya, dia bingung harus memulai menulis dari sebelah mana.

Jadi, berbedakah antara menjadi Pembicara dengan menjadi Penulis?

Yap, memang beda!

Namun, ada juga persamaannya. Sama-sama harus menarik, kalau bisa sejak dari paragraf pembukanya. Bedanya, yang satu memakai kuping untuk mendengarkan dan memahami, serta menikmati, yang lainnya hanya memakai mata untuk membaca dan meresapi makna kata-katanya.

Pembaca buku, biasanya telah menyiapkan mental untuk "menerima" isi buku yang akan di bacanya. Pendengar, biasanya belum tentu siap untuk mendengarkan apa yang akan diucapkan si pembicara.

Tentunya, Mr. D ingin menulis dengan menarik, sama menariknya ketika dia sedang berbicara di depan para Down Line-nya.

Saya jadi teringat, bahwa dulu, saya pun berangkat dari belajar berbicara di depan umum. Lama-kelamaan, barulah saya mencoba untuk menuliskan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Namun, pendekatan yang saya pakai masih sama, bagaimana menarik perhatian pembaca/pendengar pada paragraf pertama.

Dulu, ketika masih menjadi mahasiswa, untuk berlatih berbicara, saya memakai rumus:
1 Seminar = 1 Pertanyaan, itu artinya
10 Seminar = 10 Pertanyaan, dst.

Kini ketika sudah cukup sering menulis, rumusnya saya sesuaikan:
1 kasus = 1 judul artikel,
itu berarti bahwa 10 kasus = 10 judul artikel.

Nah, rupanya, Mr. D banyak mempunyai kasus-kasus yang dapat diceritakan. Ketika bertindak sebagai Pembicara, tentu kasus-kasus yang pernah dia hadapi, dia ungkapkan di depan para pendengar. Jadi seharusnya, bagi orang-orang seperti dia, yang mempunyai banyak kasus setiap hari, khususnya keluhan para agen, akan sangat banyak bahan yang dapat ditulis.

Pertama, yang harus dipunyai oleh Mr. D adalah Time Frame (Batas Waktu) kapan bukunya harus terbit. Dengan begitu, dirinya akan lebih terpacu untuk memulai menulis.

Jadi, jika anda ingin menjadi Penulis, maka anda harus menggunakan rumus-rumus di atas tadi. Buat batas waktunya , misalkan 3 bulan. Kemudian, anda harus memulai dari sekarang.

Anda MAU?

Tidak ada komentar: