Selasa, 15 Juli 2008

Cita-Cita: Masuk SMU Favorit...lalu..

Hari pertama pulang sekolah bagi siswa siswa baru di SMU favorit. Wajah-wajah berkeringat namun tetap ceria. Tidak ada beban, walau masih banyak tugas dari Kakak Pembimbing! Wajah mereka tetap ceria, bercanda dengan teman senasib, sambil tengok kiri-kanan waspada jangan-jangan ada senior yang ngeliatin.

Hari pertama pulang sekolah juga bagi siswa baru di SMU yang agak di pinggiran kota. Wajah juga berkeringat, ada yang ceria, tapi sebagian ada yang tidak tersenyum, tanpa rasa gembira. Satu-satunya rasa gembira, yang tidak sempat tergambar di wajah, adalah hari ini baru selesai, lepas dari incaran Kakak Pembimbing dan Kakak-kakak senior lainnya.

Mengapa di sekolah Favorit hampir semua bergembira saat pulang sekolah? Mengapa di sekolah yang agak ke pinggir, sebagian ada yang tetap cemberut?

Yang cemberut adalah mereka yang masih kecewa! Sungguh kecewa karena tidak dapat masuk ke SMU yang favorit tadi, padahal nilai UANnya sama percis dengan nilai terbawah di sana! Mereka merasa gagal karena belum berhasil mencapai cita-cita yaitu sukses (success) masuk ke sekolah favorit tadi. "Kenapa aku yang tersingkir? Kenapa bukan anak itu aja yang tersingkir? ...Uh sebel!"

Masuk SMU favorit ada enaknya. Malah mungkin banyak enaknya. Kalau kita menyebut nama sekolah kita, orang-orang sudah tahu. Kalau sekolah yang agak di pinggir tadi, begitu kita menyebut nama (nomer) sekolah kita...tanggapan orang yang bertanya,"..err...yang di mana yah..?" Pasti kita akan sebal!! Awal dari percakapan yang tak menyenangkan!

Biasanya, sekolah favorit punya dua kelebihan. Pertama, ya pasti prestasi akademiknya lah...dan yang kedua prestasi EKSKULnya. Kalau dua-duanya hebat, pastilah sangat berbangga kita orang!

Kalau sekolah (SMU) baru aja jadi favorit, biasanya karena banyak alumninya yang diterima di Universitas negeri. Lalu, orang-orang mulai menyebarkan gosip (positif), the BUZZ, obrolan tentang ke-bagus-an sekolah itu, terus menyebar dan terus dan terus...

Yang kebagian senangnya, ya antara lain juniornya yang belum lulus, dan junior yang baru aja masuk ke situ.

Memang ada SMU favorit, yang untuk masuk ke situ, nilai UANnya harus di atas 9,00 bahkan mungkin ada juga yang harus di atas 9,20. Jadi persaingan di sana pasti akan sangat sengit! Sungguh sangat sengit!

Tapi, hasilnya juga BAGUS bgt! Hampir semua lulusannya masuk universitas negeri yang favorit juga. Apalagi kalau sekolah itu didukung oleh barisan para alumninya. Pasti memang luar biasa!

Memang, untuk yang punya cita-cita masuk Universitas negeri yang favorit, salah satu langkah yang harus ditempuh adalah masuk SMU yang favorit juga. Oleh karena itu, ada sebagian anak-anak yang tadi berwajah muram, masih mendendam, dan masih memendam tekad untuk masuk ke SMU favorit tadi. Caranya?

Nanti, tunggu semester 1 habis dulu, atau paling lama tunggu kenaikan kelas. Biasanya mereka akan merengek kepada ortu masing-masing, untuk dipindah ke sekolah yang diidamkan. Dan, sebagian ORTU setuju-setuju aja tuh..

Jadi, masuk SMU favorit akan membuat mereka happy, senang, ceria, dan bangga. Dan, siapa tahu nanti bisa masuk universitas negeri yang favorit juga. Lalu, bagaimana dengan cita-cita yang lebih besar, yang SMART?
Sebagian besar mereka belum memikirkan cita-cita yang Specific, MEGA, Achievable, Recognizable, Time Framed.

So, masuk SMU favorit tanpa Cita-cita yang jelas? Kok bisa yah..?

2 komentar:

Mind Provocateur mengatakan...

Kak Aji. Ini cerita langsung dari anak seorang teman yg mengalami langsung. Jd ini info A1. Pada saat UAN SMP, ia dan kawan2nya ditawari bocoran soal oleh polisi dg imbalan 15-25jt per mata ujian. Teman2nya patungan, ia tidak. Ia kemudian lulus dg NEM 7 koma sekian. Lalu daftar SMA 70,6, 24, 82, 46. Hari demi hari ia tergeser dari pilihan pertama sampai akhirnya pd saat penutupan pendaftaran dapat pilihan terakhir. Ia gondok karena yg masuk di SMA 6 adalah teman2nya yang beli bocoran soal. Ohya, ketika sy tanya kebenaran masalah jual beli bocoran UAN, ia bersaksi benar krn dialaminya sndiri. Thn sblmnya soal dititipkan ke sekolah, trnyt ada kasus guru mengerjakan soal dan menjual kpd murid, makanya thn ini dititip ke ktr polisi, tapi justru polisinya yang main. Perguruan tinggi menyisakan bangku yang lebih sedikit lewat UMPTN, sebagian besar lewat jalur khusus yang harganya ratusan juta. Masuk FK salah satu univ negeri harganya mencapai 400 juta. Ini juga info A1, info detail ada pada saya. Jangan2 10 tahun ke depan biaya pengobatan menjadi makin mahal krn sang dokter sedang mengusahakan balik modal. So, Bayangkan 20 tahun dari skrg, spt apakah bangsa kita ?

Tantangan kita skrg, BAGAIMANA agar pendidikan sebagai akar kehidupan masa depan, terbebas dari virus dan menjadi pendidikan yang mampu membawa bangsa kita mulia yang sebenarnya. Bagaimana menumbuhkan keyakinan setiap anak, tidak usah membangga2kan 'baju' sekolah, tp proses memperbesar 'otot'nya. Tidak menjadi soal juara atau tidak, yang penting telah bertanding dengan benar.

Y.S. Aji Soedarsono mengatakan...

Saya setuju dua kali!
Inginnya anak-2 muda bertanding dengan benar dan jujur.
Mereka harus dilatih dan dibiasakan untuk itu.