Minggu, 11 Mei 2008

BELAJAR MENUJU CITA-CITA

Di bulan Mei 2008 ini, saya sempat bertemu dengan dua orang taruna dari salah satu lembaga pendidikan sebuah departemen. Mereka sedang menjalani pendidikan (kursus) selama 3 bulan. Walaupun hanya 3 bulan, mereka harus memakai seragam (PDH: Pakaian Dinas Harian) kebanggaan ketika keluar kampus. Saya bertemu mereka ketika mereka pulang dari libur akhir pekan.

Mereka bercerita, bahwa sebenarnya mereka lebih suka langsung ikut pendidikan selama 9 bulan tanpa terputus. Jika mereka saat ini hanya ikut selama 3 bulan, berarti nanti akan disambung lagi selama 6 bulan, tapi harus mengikuti dulu PKL (Praktek Kerja Lapangan) di kantor-kantor yang ditunjuk.

Itulah sekelumit perjuangan dua orang dari daerah yang sedang mengejar cita-cita mereka sebagai pegawai negeri sipil yang baik dan kompeten dari sebuah departemen.

Belajar adalah penting dalam menuju cita-cita. Belajar dalam arti yang sangat luas. Belajar secara resmi di sekolah negeri maupun swasta atau belajar secara autodidak (sendiri) atau langsung terjun dalam masyarakat dalam bidang yang dimaksud.

Seorang sepupu saya bercerita bahwa teman SMPnya mempunyai anak, yang kalau ditanya tentang pendidikan Ayahnya selalu malas untuk menjawab. Biasanya si anak dengan enggan akan menjawab: "sekolah Ayahku memang cuma SMP, tapi Ayahku kaya!"

Rupanya sang Ayah adalah salah satu pengusaha kayu dari Sumatera Utara. Di Jakarta, saat ini dia telah mempunyai aset dari hasil kerja kerasnya dalam nilai yang sangat besar, setidaknya ada tanah dan rumah senilai lebih dari satu milyar rupiah.

Jadi memang untuk menjadi kaya tidak harus kuliah. Cukup lulus SMP saja bisa juga!

Namun, yang mungkin terlewatkan adalah bahwa si Ayah telah belajar menambah ketrampilannya dalam hal perkayuan selama mungkin lebih dari 10 tahun sebelum dia mulai merambat sukses. Anda bayangkan jika dia lulus SMP sekitar tahun 1977, kemudian belajar di "hutan kayu" selama 10 tahun, mungkin mulai dari kenek tukang potong pohon dan seterusnya "naik pangkat" hingga menjadi pengusaha sukses. Itu adalah perjalanan yang Hebat Luar Biasa!

Dulu, saya pernah mempunyai bos besar yang ketika awalnya harus belajar dulu di hutan! Benar-benar di hutan di Sumatera. Dia tinggal di barak. Kira-kira, dia termasuk yang membuka lahan di sana. Berpuluh tahun kemudian dia telah berhasil menjadi pengusaha sukses di bidang properti, yang lahannya sebagian besar ada di selatan Jakarta, tepatnya di sepanjang pinggir sungai Pesanggrahan. Lebih hebat lagi, berdasarkan pengalaman saya bekerja mengabdi kepada beberapa orang bos, dialah satu-satunya yang saya kenal yang sangat mendorong karyawannya untuk belajar sambil bekerja. Dia mengijinkan para Drafter untuk kuliah di hari Sabtu, padahal yang lain harus masuk setengah hari. Belakangan saya mendapat kabar bahwa beberapa orang mantan Drafter telah berhasil menjadi Arsitek.

Untuk mencapai cita-cita anda, apakah pada hari ini anda merasa telah cukup belajar ?

Tidak ada komentar: