Senin, 12 Mei 2008

KEJUJURAN DALAM BERCITA-CITA

Dalam sebuah berita elektronik pada hari ini, 12 Mei 2008 (Liputan6.com), disebutkan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan Warung Kejujuran. Ini adalah bentuk dari suatu proses panjang pencegahan korupsi. Selain diterapkan di kantor KPK, rupanya warung semacam ini juga diluncurkan di beberapa sekolah, dengan maksud yang sama, menyiapkan mental untuk jujur. Indikator kejujurannya adalah, toko tidak akan bangkrut jika proses belanjanya jujur, karena warung ini sama sekali tidak ada penjaganya.

Apa hubungannya dengan Cita-cita?
Ternyata ada.

Dulu, ketika saya masih jadi mahasiswa, saya sempat beberapa kali menghadapi rekan mahasiswa lain yang menurut saya tidak jujur dalam bercita-cita. Mereka tidak berani jujur kepada orang tua mereka tentang cita-citanya sendiri. Yang lebih penting, itu berarti mereka tidak jujur kepada diri sendiri.

Salah satu kejujuran yang juga harus dilakukan, adalah pada saat kita mencoba mencari potensi diri, atau bakat kita, atau talenta kita. Kita harus jujur bahwa kita mempunyai suatu bakat tertentu dan tidak mempunyai bakat yang lainnya. Memang ada sebagian motivator yang mengatakan bahwa kemampuan manusia adalah tidak terbatas, artinya bakat tidak penting. Ada juga yang ahli hipnotis sehingga sepertinya semua--saya ulangi--semua yang tadinya kita tidak bisa lakukan , akan dapat kita lakukan dengan metode hipnotis.

Saya pribadi condong kepada pendapat yang mengatakan bahwa kemampuan manusia itu ada batasnya, tapi batasnya sangat luas dan hanya sebagian kecil wilayah saja yang telah kita jelajahi. Sisanya yang belum kita ketahui apalagi jelajahi masih sangat luas.

Itulah gunanya kita mempelajari tentang ilmu genetika. Ilmu pengetahuan dasar yang kita pelajari menyatakan bahwa manusia mempunyai 46 kromosom. Ketika terjadi perkawinan maka 23 kromosom dari sel telur dan 23 kromosom dari sel sperma akan bersatu membentuk 46 kromosom yang baru. Namun demikian masing-masing kromosom telah membawa "pesan" dalam bentuk rantai DNA yang sangat banyak. Anda dapat bayangkan berapa kemungkinan kombinasi dari 46 kromosom dengan ratusan rantai DNA? Pasti melebihi 10 milyar kemungkinan yang unik.

Nah, inilah yang akan membentuk bakat-bakat kita. Mereka membentuk Kombinasi Kecerdasan. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengeksplorasi kemampuan-kemampuan kita sendiri. Caranya dapat dengan melakukan aktifitas sendiri, dengan bantuan teman dan sahabat untuk memperhatikan kemampuan kita, maupun oleh orang tua dan guru yang mungkin dapat melihat bakat-bakat yang terpendam lainnya.

Ketika seorang mahasiswa tidak jujur dalam memilih jurusan dan fakultas, maka dia menempatkan diri pada posisi yang mungkin tidak sesuai dengan bakat-bakatnya, atau melawan kodrat Kombinasi Kecerdasannya. Ini bukan berarti seorang dengan bakat yang sedang-sedang (mediocre) tidak dapat sukses, namun untuk mencapai sukses dia harus bekerja ekstra keras karena akan bersaing dengan sebagian orang yang sangat berbakat di bidang itu.

Saya mempunyai kenalan seorang anak muda yang sangat berbakat dalam beberapa bidang. Namun dia hanya ingin berfokus pada satu atau dua bidang dulu. Saat ini dia sedang berkuliah di fakultas psikologi sebuah universitas negeri ternama. Namun, sebelum itu dia merasa perlu untuk membuktikan kepada keluarganya bahwa dia dapat diterima melalui saringan masuk ke fakultas MIPA di ITB, yang akhirnya tidak diambilnya. Juga, dia sempat diterima di program internasional di fakultas ekonomi di sebuah universitas terkenal, yang juga tidak diambilnya. Hal ini hanya dia lakukan untuk menyenangkan pihak keluarganya yang sebagian besar sukses dalam bidang eksakta maupun ekonomi. Namun, dia juga membuktikan bahwa dia harus jujur dengan hasrat dan bakat-bakatnya yang lain. Dia ingin mengembangkan diri menjadi seorang psikolog yang dapat membantu banyak orang lain, yang dia anggap lebih asyik daripada seorang psikiater, karena psikolog tidak perlu memberi obat untuk memotivasi seorang pasien. Dia telah jujur kepada dirinya dan kepada orang tuanya.

Dengan kejujuran ini, tidak perlu lagi keraguan ketika melalui kegiatan belajar atau perkuliahan. Semua yang dikerjakan akan lebih ikhlas, lebih bersemangat dan lebih mudah karena sudah ada kejujuran dalam memilih jalur berproses menuju Cita-cita. Ini akan membuat proses mencapai Cita-cita yang lebih cepat dan Sukses yang lebih Besar daripada mereka yang terpaksa melakukannya.

Tidak ada komentar: